1. Dilahirkan kembali

788 79 6
                                    

  Disebuah rumah mewah didunia entah berantah, seorang bayi perempuan lahir dengan selamat  dan sehat. Bahkan kecantikannya sudah tampak jelas saat ini. Duke Altern menatap dingin putrinya tersebut. 

   Rofelia menatap suaminya dengan tatapan sedih. Lalu tersenyum ketika pelayan memberikan bayi itu padanya. "Sayang, siapa namanya?" Tanya Rofelia.

   Altern melangkah keluar ruangan dengan tidak peduli. Namun sebelum itu dia berkata. "Elisa." Katanya pendek.

   Rofelia tersenyum lebar. "Namamu Elisa." Ujar sang ibu tersenyum hangat. Sang bayi kemudian tersenyum.

   Rofelia tak tahu jika sebenarnya roh yang ada didalam tubuh putrinya tersebut adalah Eun Mi yang masih menyimpan ingatan masa lalunya.

    Kini, kediaman Duke Altern sudah diramaikan gosip-gosip para pelayan. Duke Altern adalah pria dingin yang kejam. Dia adalah prajurit kepercayaan raja dan sangat patuh terhadap perintah. Selama ini Rofelia sudah cukup merasa sedih karena tidak diperhatikan Duke, sekarang anak mereka juga akan merasakan hal yang sama.

   ~

5 tahun kemudian,

  Elisa sudah bisa berjalan dan sangat lincah. Kepandaiannya bermain catur juga membuat para pejabat teman ayahnya terkesan. Tentu saja, didunianya dulu Elisa adalah Eun Mi, wanita yang cerdas dan cantik.

   Elisa dengan anggunnya berjalan menuju kamarnya, kemudian berdiri didepan cermin besar yang terpajang disana.

   "Sungguh tidak bisa dipercaya. Aku mati karena menabrak tiang listrik!" Ujarnya emosi. Kemudian berlagak dramatis. "Kenapa jadi begini? Kenapa aku harus ada ditubuh Elisa yang berakhir menyedihkan ini? Tuhan, apa dosaku?" Ujar Elisa meratapi nasip.

   "TIANG LISTRIK SIALAN!"

    Untungnya tidak ada orang didalam kamar Elisa saat ini. Jadi kemungkinan disengar orang lain sangatlah kecil. "Aku rindu papa dan mama. Huweeee..."

    "Setidaknya aku seharusnya bertransmigrasi ketubuh Charlotte, tokoh utama yang sangat kukagumi!" Teriaknya lagi. "TAPI KENAPA HARUS ELISA SIH?!"

   "Oh tidak tenggorokanku." Ucap Elisa bergegas mengambil air putih diatas nakas.

    "Aku harap papa dan mama tidak tertawa mendengar penyebab kematianku. Ya masa aku mati tertabrak tiang listrik? Ini lelucon paling miris dihidupku."

    Elisa terdiam beberapa menit, kemudian tertawa lepas. "WHAHAHAHAHA!"

   "Aku kan kaya, uang papa banyak, disini aku bisa makan makanan mewah, dres indah, pelayan, dan lain-lain. Aku tinggal merubah alur novel To Be Princess ini." Gumamnya senang sekali.

   "Aku tidak perlu mendekati pangeran dan harus menjadi baik hati agar dicintai semua orang. Bila perlu aku akan menjalin persahabatan dengan Charlotte." Lanjutnya bergumam seperti orang yang ahli strategi.

   Tiba-tiba pintu kamar diketuk.

   "Tok! Tok!"

    "Masuk!" Seru Elisa karna tau itu adalah Marie, pelayan setianya.

     "Nyonya meminta anda untuk makan bersama diruang makan." Lapor Marie.

    Elisa langsung berlarian untuk memeluk Marie. "Baik!" Jawab Elisa sambil tersenyum lebar.

~

   "Ibu..."

   "Hm?" Tanya Rofelia menatap putrinya dan berhenti menyantap makanan.

    "Aku mau main piano." Ujar Elisa dengan jurus puppy eyes.

    Rofelia tersenyum kecil. "Baiklah. Nanti akan diantar kekamarmu." Ucapnya lalu memerintahkan seorang pengawal.

    "Kau bisa bermain piano?" Tanya Kakak laki-laki Elisa dengan nada meremehkan. Tentu saja Elisa menjadi geram dengan bocah itu. Ya padahal dia lebih bocah lagi.

    "Bisa. Lalu, bagaimana dengan kak Ran?" Jawab Elisa balik mengejek.

    Ran mengabaikan pertanyaan itu dan lanjut menyantap hidangan karna sesungguhnya ia memang tidak bisa bermain piano.

    "Ayah dimana bu?" Tanya Elisa.

    "Tentu saja bekerja." Jawab Rofelia terpaksa tersenyum.

    Elisa yang sebenarnya mengerti hanya bisa bersikap pura-pura lugu. "Ibu. Apakah ibu tau tentang Charlotte?" Tanya Elisa mengubah topik.

    "Charlotte? Maksudmu anak dari William Nexus?" Tanya Rofelia.

    Elisa mengangguk. "Aku ingin berteman dengannya. Bagaimana cara untuk mendekati Charlotte?" Tanya Elisa.

    Rofelia tampak berfikir sebentar. "Mungkin kamu harus berkenalan dengan paman William dulu. Dua hari lagi dia kesini karna pekerjaan dengan ayahmu. Saat itu bersikap baiklah padanya." Saran sang ibu.

   "Kenapa kau ingin berteman dengannya?" Tanya Ran sambil menatap datar adiknya itu.

    "Hm... aku pikir dia gadis yang menarik." Jawab Elisa sekenanya lalu lanjut makan.

    "Tentu saja untuk menghindari kematianku!" Teriak Elisa dalam hati.

<<---->>

   

    

  

   

To Be Princess [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang