Apa yang terjadi?

20 10 1
                                    

"Pak ... Saya berani sumpah itu bukan karya saya," Susan berusaha menjelaskan.

"Cuih ... Ngeles mulu, emang lo punya bukti?" sahut Aurel.

Ketika di tanya bukti Susan hanya bisa diam dan mematung.

"Lo gak bisa ngebuktiin kan?, pak dia curang, eliminasi saja," lanjut Aurel.

"Susan tidak bersalah" teriak Airin.

Sontak semua mata memandang ke arahnya.

"Kami sangat yakin Susan tidak bersalah," lanjut Airin.

"Dia hanya di jebak," Fitri yang juga ikut menjelaskan.

Sementara Ana langsung menghampiri Susan dan berdiri disisinya sambil memegang kedua pundak Susan dari belakang, berusaha untuk menenangkan.

"Apa kalian punya bukti?," tanya salah satu juri.

"Tadi pada saat lomba berakhir, Saya pergi ke toilet, Saya gak sengaja lihat seorang Siswi memasuki ruangan lomba dengan membawa selembar kertas di tangannya." Ana memberi penjelasan sesuai dengan ia lihat tadi.

"Bulshit, kalo lo lihat kenapa lo gak tegur?," Aurel membantah.

"Gue pikir dia juga adalah peserta lomba, ternyata sekarang dia gak ada di barisan peserta."

Kini raut wajah Aurel berbeda dari sebelumnya.

"Itu belum bisa ngebuktiin kalo Susan tidak curang."

"Kenapa lo nyolot sih, apa jangan-jangan elo yang ngejebak Susan." bentak Airin.

"Jaga ya mulut lo, Punya teman penjiplak saja bangga."

"Tutup mulut lo, gue lebih bangga punya temen kek dia, dari pada punya temen kayak lo yang tidak punya etika." lagi-lagi Airin membentak.

"Elo yang ... ," belum sempat Aurel membalas makian dari Airin, ucapannya malah terpotong.

"Cukup ... Cukup ... Kalian ini bikin kami pusing," bentak juri dari ujung sana yang menyaksikan perdebatan mereka.

"Vin ... Lo dimana, saat ini gue butuh lo, gue ingin lo berada di samping gue. gue butuh pembelaan dari lo, gue juga ingin lo meyakinkan orang-orang bahwa gue tidak bersalah." ucapnya dalam hati.

Suasana dalam ruangan mendadak hening. Tidak ada yang berkata maupun membantah, semua terpaku bisu setelah mendapat bentakan dari juri yang masih bisa di sebut guru kiler mereka ketika didalam kelas.

"Itu orangnya," teriak Ana yang tangannya menunjuk ke arah salah satu siswa yang tengah ingin melarikan diri.

Andra dan reno mengejar siswi tersebut, dan berhasil membawanya ke hadapan semua orang.

Semua mata memandang ke arahnya. Berbeda dengan Aurel, dari raut wajahnya terlihat ada hal yang ia takutkan ketika siswi berkacamata tersebut di bawa ke atas panggung.

"Apa benar kamu menukar lukisan Susan?," Tanya juri yang hendak berdiri.

Siswi tersebut hanya terpaku diam.

"Ngaku lo," bentak Fitri yang ikut menghampiri wanita tersebut.

Siswi tersebut hanya diam menundukan kepala dengan badan yang gemetar. Susan menghampirinya dan berkata.

"Berkatalah dengan jujur, jangan takut," ucapnya dengan mengulas senyum.

Ada perasaan bersalah dari raut wajah wanita tersebut, ada juga perasaan takut sangat terlihat dari tubuhnya yang kini gemetar.

Sekilas dia menengok ke arah Aurel, yang ternyata Aurel juga sedang menatapnya tajam dengan penuh isyarat. Ia pun kembali menundukan kepala.

"Ini apaan?," ucap Reno yang tengah mengambil gulungan kertas dari tas wanita tersebut yang sletingnya tidak di tutup rapat-rapat.

Tentang Kita (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang