Penculikan

7 1 0
                                    

Minggu sore, Susan pergi belanja ke mal sendirian. Teman-teman nya memiliki kesibukan masing-masing, sama hal nya dengan Alvin.

Meskipun sendirian, dia menikmati udara sore yang menyejukan. Susan sangat menyukai senja, Melihat senja itu ibaratkan melihat orang yang kita cintai juga mencintai kita, indah, senang, hati terasa damai.

Akan tetapi akan lebih indah jika melihat senja di temani oleh orang yang kita suka. Duduk berdua di tepian pantai, halu nya sampai kini belum tercapai.

Itu adalah salah satu harapan yang Susan ingin lakukan di masa hidupnya.

Menyaksikan Senja dengan tenang, dan berduaan bersama orang yang di cintai dan di bawah rintikan air hujan. Sangat ingin dia lakukan, tapi dia belum pernah mewujudkan nya.

Hari sudah mulai gelap, Susan segera memasuki mobil, dia ambil jalan pintas, karena ingin segera sampai di rumah karena rindu masakan dari pembantunya.

Hari ini pembantunya kembali bekerja, jadi di rumah dia tidak sendirian, setidak nya ada yang bantu-bantu untuk menyiapkan makanannya, juga mencuci baju nya.

Saat dia melewati jalan yang sepi. Dia di cegah oleh tiga orang yang berpenampilan seperti preman. Banyak tato di tubuhnya.

Susan mulai panik di saat salah satu preman itu berteriak meninta nya turun dari mobil. Susan segera menelepon Alvin, tapi panggilan tak terjawab. Berkali-kali dia berusaha menghubungi Alvin tapi hasilnya nihil.

Dengan segera Susan menelepon teman nya, Airin. Tapi tetap sama hasil nya nihil. Saat dia ingin menghubungi Ana dan Fitri, sayang sekali dari luar Susan di ancam oleh preman, dan meminta nya untuk segera turun kalo dia mau selamat.

Jika pun para preman itu menginginkan mobil nya, akan dia kasih saat ini juga, tapi kalo dia meminta nyawa nya, apa yang harus dia lakukan. Di sana tidak ada orang maupun kendaraan yang lewat.

Dengan terpaksa dia turun dari mobil. Mereka langsung menyeret Susan, entah mau di bawa kemana.

Susan kira mereka akan merampok mobil dan uang nya, tapi salah, tidak ada satu pun barang yang di ambil oleh mereka. Lalu untuk apa mereka membawa Susan ke sebuah Rumah besar namun tak terurus, bisa di sebut rumah tua. Apa itu Beskem mereka, tapi apa yang akan dia lakukan pada Susan.

Di tempat lain Alvin baru saja mengantar Nina pulang. Dia pun melihat ponsel nya.

11 panggilan tak terjawab, di sana tertera nama Susan.

"Segitu kangen nya dia sama gue," Alvin tersenyum sumringah, dia mengira Susan menunggu kabar dari nya, karena itu adalah aktifitas yang selalu Susan lakukan, menunggu nya dengan sabar. Tapi yang di tunggu nya tidak pernah mau sadar, ckck.

Dia pun membuka aplikasi WhattsApp nya. Hanya balasan tadi saat Susan meminta untuk menemaninya ke mall, belum ada pesan masuk lagi.

Dia pun segera menelepon nya kembali, tapi tidak ada jawaban dari Susan.

"Apa dia marah?," pikirnya sambil terus terusan menelepon Susan.

Alvin pun segera mengambil motor untuk pergi ke rumah Susan.

Di sana hanya ada satpam juga pembantu nya, mereka tidak tahu keberadaan Susan.

"Non Susan nya belum pulang den, tadi dia belanja ke mal." jelas pembantunya.

"Belum pulang?" di lihat ke arah jam tangan nya sudah jam 8 malam.

Dia pun segera menelepon Fitri. Tapi dia tidak tahu keberadaan Susan.

Beralih ke Airin. Dia sedang sibuk mengirim pesan pada Susan untuk menanyakan ada apa nelepon sebanyak itu dan menjelaskan nya kalo tadi dia sedang mandi.

Tentang Kita (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang