Kabar Itu Mahal

5 1 0
                                    

Sesibuk apapun kekasih mu, jika dia peduli padamu, dia akan menyempatkan waktu untuk mengabari mu. __Airin.

              Happy Reading

Dalam perjalanan pulang Nina terus-terusan berbicara tentang kisahnya yang dulu saat dia bersama Alvin.

"Vin?"

"Hemm?"

"Makan yu."

"Kamu lapar?" tanya Alvin.

Nina menganggukan kepalanya.

Alvin pun menghentikan motornya, dan berhenti tepat di restoran. Mereka pun memesan makanan yang sama seperti dulu saat mereka masih pacaran.

"Sory San, gue gak bisa nahan diri buat jauh-jauh dari Alvin. Sebenarnya gue masih sayang sama dia, andai dulu aku tidak mengakhiri hubungan, mungkin saat ini dia masih denganku bukan bersama mu." ucap Nina dalam hati sambil memandang Alvin tiada henti.

Makanan sudah siap untuk di makan.

Dan kini giliran Alvin yang mengenang kisah masalalunya dan membahasnya bersama Nina.

Mereka sedang asik ngobrol, padahal di sisi lain Susan sedang nunggu kabar dari Alvin, tapi Alvin belum juga mengabarinya.

"Masih belum di balas?" tanya Fitri pada Susan, yang sejak tadi dia perhatikan Susan memeriksa Handphone nya tiap saat.

Susan hanya mengangguk sambil menatap layar handphone yang tidak ada notip apa-apa.

"Kenapa lo gak telepon saja sih," ucap Airin menyarankan.

"Gak berani, takut ngeganggu. Mungkin Alvin lagi sibuk, nanti juga kalo sudah selesai kesibukannya pasti dia juga akan ngabarin." ucapnya berusaha berpikir positive.

Dert ... Dert ... Tiba-tiba Handphone nya bunyi, ada pesan masuk yang membuat Susan semangat untuk membukanya, karena dia kira itu dari Alvin.

Susan hanya membuang napasnya, tidak sesuai dengan yang dia harapkan, ternyata yang ngirimnya pesan adalah Andra.

"Sudah hampir magrib tapi Alvin belum juga ngasih kabar." grutunya dalam hati.

"Cobain deh enak." Ana menawarkan 1 bungkus makanan ringan sebagai cemilan nya yang sudah di buka.

"Coba telepon dulu, kalo dia beneran nganggap lo pacar, dia gak akan ngerasa terganggu kok." lanjutnya sambil memakan cemilan yang ada di tangannya.

"Lebih baik menunggu, dari pada mengganggu." jawab Susan yang matanya tidak lepas dari pandangan handphone.

"Cinta boleh! Bego jangan!"

Susan tidak mendengarkan perkataan Ana. Masih dengan posisi yang sama memegang handphone dan menatap layarnya yang kosong tidak ada notip.

"Panik gak? Panik gak?" Ucap Fitri yang sengaja nada suara nya di naikan.

"Ya panik lah masa enggak." di jawab oleh Airin yang tak kalah kerasnya juga.

Tidak henti-henti nya Susan memikirkan Alvin, otak nya terisi tentang Alvin. Apalagi sekarang ada masalalunya Alvin yang mungkin akan membuat hubungan mereka renggang.

Kembalinya dia ke kehidupan Alvin membuat Susan prustasi setengah mati, rasa takut nya sangat sulit untuk di hilangkan. Meskipun dia selalu berkata semua akan baik-baik saja, tapi hatinya berkata sebaliknya.

Meskipun dia percaya bahwa rencana Tuhan jauh lebih indah dari apa yang dia rencanakan, tetap saja rasa khawatir kehilangan Alvin sangat tinggi.

Meskipun dia tahu Alvin belum sepenuh nya mencintai nya, tapi dia selalu berusaha untuk mencintai Alvin dengan sepenuh hati.

Tentang Kita (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang