Masalaluku Terhapus Oleh JejakMu

25 13 8
                                    

Setiap manusia slalu memiliki masalalu, baik masalalu yang kelam maupun masalalu yang indah. Dan masalaluku ada di keduanya, Masalaluku terlalu indah untuk di lupakan tapi terlalu sakit jika di kenang.

Dan semenjak kehadiran mu aku sadar bahwa masalalu hanyalah masalalu. Masalalu memberikan kita pelajaran tentang arti melepaskan, mengikhlaskan, melupakan serta kehilangan.

Kau memberi warna dalam kehidupanku, kau mengembalikan semangatku yang sudah lama hilang. Pada saat kau datang, kau memberi lembaran baru, dan mengisinya dengan warna-warna yang indah.

Kau mampu membuatku lupa pada masalaluku, hanya kamu yang mampu membuatku melupakan semua itu.

Aku juga berharap kamu bisa melupakan masalalumu.

Dert ... Dert ... Dering telepon di pagi hari yang membuat Susan tambah semangat.

Dari ujung sana terdengar jelas bahwa Alvin akan menjemput nya pagi ini.

Begitu telepon nya terputus, Susan menghela napas panjang.

Dia sedikit memikirkan tentang hubungan nya.

"Smoga kita tetap menjadi sepasang kekasih yang selalu bahagia," ujar Susan dalam hati, sambil menuruni anak tangga, bergegas menghampiri ibu nya.

Jangan salah. Orang tua Susan sudah mengenal Alvin, mereka juga mengetahui tentang hubungannya.

Sandra Cahyani adalah ibu dari Susan. Ia baik, ramah dan awet muda. Tentunya Susan adalah anak semata wayang-nya.

Mereka membesarkan Susan dengan baik, penuh kasih sayang. Mereka tidak pernah membiarkan Susan kesusahan.

Mereka hanya menginginkan anak semata wayang nya itu selalu hidup dengan bahagia.

"Eh Pah, sarapan dulu," ujar Sandra pada suaminya.

Tapi ayah Susan menolak nya, karena pagi ini ada jadwal dengan klien.

Lukman Wijaya adalah suami Sandra juga ayah dari Susan. Lukman sangat menyayangi putrinya melebihi apapun.

"Tit ... Tit ..."

Suara klakson motor di depan rumah Susan terdengar begitu jelas, membuat Susan beranjak dari kursi yang ia duduki.

"Mah, Alvin sudah datang, Susan berangkat dulu ya. Assalamualaikum."

"Iya hati-hati. Waalaikumussalam," jawab Sandra sambil melahap makanannya.

"Salam pada Alvin," lanjut nya lagi.

Seperti biasa, mereka berangkat sekolah bersama, entah apa yang mereka obrolkan sehingga mereka tertawa bahagia.

Di tengah-tengah perjalanan, Susan mengingat sesuatu, ada hal yang ingin ia tanyakan kepada Alvin. 

"Vin?," panggil Susan yang sedang memeluk Alvin dari belakang.

Alvin hanya menjawab dengan kata Hmm sebagai penggati apa.

Dari belakang Susan mendekatkan kepalanya, dan dagunya di letakan di pundak Alvin, sehingga membuat kepala tersebut sedikit menyender.

"Apakah selamanya kita akan seperti ini?," tanya Susan mengulas senyum sambil meratapi jalan yang di penuhi oleh pengendara motor dan mobil.

"Tentu saja," jawab Alvin.

Kini Susan kembali tersenyum, ada sebuah harapan yang terlintas di benak Susan. Semoga Tuhan tetap mempersatukannya dengan Alvin.

"Vin. Jangan sampai orang ke tiga masuk dalam hubungan kita."

Tentang Kita (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang