Siswi Baru

18 7 5
                                    

Kriinggg....

Jam weker membuat Susan terbangun dari mimpi nya. Ia mengucek-ngucek mata lalu melihat ke arah jam yang jarum jam nya menunjukan pukul 06:00.

Ia segera beranjak dari tempat tidur mengambil handuk warna pink kesayangannya.

Ia menuju kamar mandi namun langkah nya sempat terhenti setelah dia melihat bucket mawar merah di atas meja belajarnya.

Se ingat dia, semalam gak ada bunga disana. Bunga dari Alvin dia taro di meja dekat tempat tidurnya, dia mengecek kembali bunga pemberian Alvin, ternyata masih ada. Lalu yang ada di meja belajarnya bunga dari siapa?.

"Apa ini dari mamah atau papah?," gumannya.

Ia pun mengambilnya dan memeriksa nya, siapa tahu ada nama pengirimnya.

Tapi hasilnya nothing, tidak ada nama pengirim, hanya ada surat yang di selipkan di bunga tersebut.

"Congratulations"

"hemmm dari siapa ya?" guman Susan.

Apa jangan-jangan dari Andra, tapi gak mungkin juga, pikir Susan.

Setelah lama berpikir ia meletakan bunga nya kembali. Lalu melanjutkan langkahnya. Ia berencana akan menanyai Mamah nya siapa tau itu dari mamah atau papah nyah.

Setelah beberapa menit ia mandi. Ia pun keluar dari kamar mandi menuju rungan ganti baju.

Susan keluar dari ruangan.

Disana nampak sang Mamah yang sedang berdiri di hadapan cermin, membuat Susan terkejut.

"Kenapa mamah disini?."

Tanya Susan yang heran melihat mamahnya, karena tidak biasa nya mmah nya pagi-pagi ada di kamar nya.

"Mamah nungguin kamu."

Melihat dari segi tampilan sang mamah yang sangat Rapih, Susan pun jadi semakin heran dan penasaran.

"Tumben sudah cantik mah, mau pergi arisan?."

"Bukan. Mamah harus pergi ke eropa nemenin papah kamu, ada bisnis yang bener-bener harus di urus oleh papah dan mamah."

"Sepagi ini?." Tanya Susan.

"Iya sayang. Untuk sementara kamu di Rumah sendirian gak papa kan?."

"Kapan mamah sama papah pulang?."

"Gak tau Nak, mungkin setelah bisnis nya beres kami segera pulang."

Mendengar jawaban dari sang mamah, Susan pun terdiam, ia mengeluh, bukannya takut ataupun tidak berani sendirian, hanya saja dia masih ingin tinggal bersama kedua orang tuanya, apalagi dengan waktu yang lama.

Karena meskipun Susan sudah tumbuh menjadi gadis dewasa, ia tak bisa jauh-jauh dari sang mamah, apalagi sang ayah.

Ia sangat membutuhkan nasehat juga saran dari keduanya ketika dia sedang bingung ataupun ketika hatinya sedang tidak baik.

"Jangan Sedih, Mamah sama papah akan langsung pulang setelah pekerjaan selesai."

ujar seorang pria yang baru saja masuk ke kamar Susan dan menghampiri mereka.

"Papah," Susan pun tertunduk menatap lantai.

"Mau oleh-oleh apa?" tanya Pria tersebut.

"Apa saja deh, yang terpenting mamah sama papah cepet pulang, oke?."

"Iya. Kamu jaga diri baik-baik ya." jawab sang papah sambil mengelus-ngelus puncak kepala Susan.

"Papah sama mamah juga." ujar Susan yang nada suaranya sedikit pilu.

Tentang Kita (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang