9

879 123 3
                                    

Sehun membiarkan tubuhnya terguyur dengan air shower yang cukup dingin. Ia sedang ragu saat ini. Perlukah dirinya mengatakan tentang kehamilannya pada Ace ? Atau Sehun hanya perlu diam dan tidak melakukan apapun yang mencurigakan ? Tapi jika Sehun tidak mengatakannya kepada Ace, ia takut jika Ace akan marah kepadanya nanti. Jika benar Sehun harus menutupi kebenarannya, berarti itu sama saja halnya dengan ia telah membiarkan Ace tidak mendapatkan haknya sebagai seorang ayah.

Tapi jika Sehun mengatakan semuanya pada Ace, apa yang akan dikatakan Nyonya Wendi kepadanya ? Bukan ingin Sehun untuk merusak hubungan rumah tangga orang lain. Meski Sehun sangat mencintai Ace, tidak ada haknya untuk memiliki Ace. Ia bukanlah siapa siapa untuk Ace. Benar, mereka hanyalah partner sex. Tidak lebih dari itu.

Ace yang melakukan seks berulang kali pada Sehun, itu pasti hanya karena ia membutuhkan alat untuk memuaskan birahinya yang tertahan selama ini karena istrinya yang tengah dirawat di rumah sakit. Kenapa Sehun bisa lupa dengan hal itu ? Meski dirinya telah dipanggil 'Papa' oleh anak anak Ace, tetap saja dirinya itu bukan siapa siapa. Jika dibandingkan dengan Nyonya Wendy, Ace pasti lebih memilih untuk melepaskan Sehun.

Tidak ada alasan untuk Ace memilih selingkuhannya dan melepaskan istrinya. Faktanya adalah Ace sangat mencintai Nyonya Wendi. Jika ia tidak benar benar mencintai istrinya, Ace pasti sudah menyerah dari beberapa tahun lalu mengenai kondisi istrinya. Tapi lihatlah faktanya Sehun, bahkan ia berusaha kuat untuk bagaimana agar istrinya tetap bisa bertahan dan tak melepaskannya.

Setelah dirasa cukup dengan upacara penyadaran dirinya dibawah guyuran air, Sehun segera mengambil sepasang pakaian untuk menutupi tubuhnya. Setelah dirasa cukup, ia kemudian membuka pintu kamarnya dan menemukan Jaehyun dan Naeun yang berdiri dengan tangan terangkat --siap untuk mengetuk pintu. "Tuan Jaehyun dan Nona Naeun ? Silahkan masuk." Sehun membuka lebih lebar pintu kamarnya agar anak anaknya bisa masuk kedalam kamarnya.

Jaehyun lebih memilih untuk duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang Sehun. Sementara Naeun duduk di atas ranjang Sehun. Mereka mengamati kamar Sehun sejenak, dan menyadari jika di dalam kamar Sehun tidak memiliki terlalu banyak perabotan. "Ada apa kalian datang kemari ? Ada yang ingin kalian bicarakan ?"

"Papa.....tidak sedih kan ?" tanya Jaehyun pelan tanpa melihat ke arah Sehun, ia menunduk.

"Kenapa Papa harus sedih Jae ?" Naeun bertanya bingung kearah kakaknya itu, ia tidak mengerti kenapa kakaknya justru menanyakan hal itu dengan ekspresi yang sedih.

"Tidak apa apa, Naeun. Tentu saja tidak, kenapa Papa harus sedih ?" Sehun justru bertanya kembali kearah Jehyun yang kali ini mengangkat kepalanya dan menatap Sehun dalam.

Jaehyun mengendikkan bahunya sebelum mengatakan, "Karena Mommy kembali ?" Pertanyaan Jaehyun sukses membuat Sehun membelalakkan matanya. Sedikit Jaehyun merasakan kegelisahan Sehun di dalam perasaannya. Entah mungkin karena dirinya yang mulai terhubung pada Sehun atau apa, tapi sangat jelas di dalam hati Jaehyun jika Papanya sedang gelisah saat ini.

"Tidak, sama sekali tidak." jawab Sehun.

"Liar." gumam Jaehyun. Ia tahu jika Sehun tengah berbohong. Hal itu tergambar jelas di mata Sehun.

"Eum, Nona Naeun. Bagaimana rasanya digendong oleh Mommymu ?" Sehun berusaha mengalihkan pembicaraan. Untung Jaehyun ingin mengalah dan tidak lagi mengungkit tentang perasaan yang Sehun rasakan saat ini. "Sangat menyenangkan !! Mommy sangat cantik !!"

"Syukurlah kalau Nona Naeun senang. Oh ! Ada yang ingin Papa katakan kepada kalian. Yang pertama, kalian tidak boleh panggil Papa dengan sebutan 'Papa' jika dihadapan Mommy kalian, okay ?"

"Kenapa ?" Jaehyun terlihat tidak menyukai usulan yang baru saja Sehun katakan pada mereka. "Tentu saja itu bisa menimbulkan kecurigaan Mommy kalian nanti." jawab Sehun sabar.

Devil's Claw (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang