JaeTen 3

378 45 2
                                    

Sikap Ace ke Ten pun sudah tidak sekejam dulu. Hampir setiap hari jika dia tidak sengaja bertemu dengan Ten, ia akan menanyakan hal apa yang Ten butuhkan. Ten juga semakin dekat dengan Sehun dan Mark, Ace mulai sedikit tidak keberatan. Memangnya apa yang akan dilakukan oleh dua pria yang bisa hamil ? Menghamili satu sama lain ? Ace tidak percaya. Sehun hanya mencintai dirinya seorang dan melihat sang suami memiliki teman di rumahnya membuat Ace tidak terlalu mengkhawatirkannya lagi.

Usia kandungan Ten juga sudah menginjak empat bulan. Terkadang Ten menggunakan kemeja Jaehyun yang agak sedikit besar agar perutnya tidak terlalu kelihatan. Bulan depan adalah akhir semester tiga, Ten akan mengambil cutinya untuk satu semester. Sebenarnya ia belum bisa mengambilnya, tali Ace bilang dia bisa mengurus semuanya. Jadi Ten agak sedikit lebih tenang mengenai ini.

"Besok adalah hari libur. Kau mau jalan jalan ? Kulihat kau hanya di rumah terus dan menemani Papa. Kau tidak bosan ?" Jaehyun bertanya kepada Ten sambil memutar kemudi mobilnya keluar dari pekarangan rumahnya.

"Aku tidak bosan sama sekali. Papamu adalah orang yang luar biasa," jawab Ten sambil merapikan kancing kemeja Jaehyun yang ia kenakan. Semua baju Ten agak kecil dan tidak pas di tubuhnya, maklum semua bajunya sudah beberapa tahun ia gunakan. Jadi sudah tidak ada lagi yang sedikit longgar ditubuhnya. Untuk membeli yang baru pun ia tidak tahu mau membelinya dengan apa. Ia sudah berhenti bekerja. Lebih tepatnya dipecat, ketika Ace menemuinya tempo hari. Ten harus bolos bekerja satu hari, berhubung dia masih trainee, jadilah dirinya dipecat begitu saja.

"Jadi kau tidak mau jalan jalan ?"

"Kau tidak punya acara dengan Leeya ?"

Leeya belum tahu jika Ten tinggal serumah dengan Jaehyun. Menurut Ten, kesedihan Leeya akan bertambah jika dia tahu Ten tinggal serumah dengan Jaehyun. Maka dari itu, untuk pertama kalinya, Jaehyun setuju dengan saran Ten.

"Kurasa tidak."

"Baiklah. Besok aku akan bersiap siap. Jam berapa ?"

"Bagaimana kalau pagi ?"

"Baiklah, aku akan menunggumu."

¤¤¤

"Kau mau kemana ?" Sehun bertanya kepada Ten yang terlihat rapi saat ini. Ten menunggu Jaehyun diruang tamu, ia sudah menunggu selama sepuluh menit disini.

"Jaehyun ingin mengajakku jalan jalan, Sehun." Raut bahagia yang terpasang di wajah Ten membuat Sehun sangat senang. Hal seperti ini bisa membuat Ten sebahagia ini ? Sehun harap Jaehyun mau mengajaknya jalan jalan setiap hari.

Bagi Sehun, tidak masalah jika Jaehyun ingin melabuhkan hati kemana. Menurutnya, Leeya adalah gadis yang sangat manis, meski jika bertemu dengan dirinya Leeya terlihat sedikit terganggu. Meski ayah Leeya pemilik saham terbesar di sebuah casino terbesar, tapi ibunya adalah penganut paham Katolik keras. Leeya jelas menghabiskan waktu lebih lama bersama dengan ibunya dibanding dengan ayahnya yang selalu sibuk.  Sebuah hubungan yang tidak terdiri dari seks yang berbeda, tetaplah salah bagi umat penganut agama yang patuh. Dan itulah Leeya, meski dia berusaha baik didepan Sehun jika bersama dengan Ace maupun Jaehyun.

Sepertinya Jaehyun belum pulang dari kemarin karena pintu kamarnya sudah diketuk oleh Ten namun tidak ada jawaban. Makanya Ten menunggu Jaehyun diruang tamu. Sepertinya Jaehyun menginap dirumah Leeya menurut Ten, dia sudah sangat hapal dengan kebiasaan Jaehyun jika malam minggu tiba. Menit silih berganti menjadi jam, Ten sudah menunggu selama enam jam. Matahari sudah bersinar terik diluar. Ten mulai gelisah, ia menimbang apakah ajakan Jaehyun kemarin hanya gurauan saja ? Dan dengan bodohnya Ten menganggapnya serius.

Sehun tidak tega. Ia pernah ada di posisi Ten. Ace yang berdiri di belakang Sehun pun merasa de javu, ia mulai mengingat Sehun tempo dulu yang hubungannya masih belum jelas bersama dengan Ace. Tidak tahan menunggu, Ace mengeluarkan ponselnya dan menelpon Jaehyun. Ace tidak mengerti kenapa pemuda cantik itu tidak mau menelpon dan malah menunggu seperti orang bodoh.

Devil's Claw (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang