JaeTen 4

466 42 3
                                    

"Kau gila ?! Kau sudah berjanji padaku untuk pulang bersama orangtuaku ! Jadi apa yang kau lakukan disini dan basah kuyup sendirian ? Kumohon, jangan membuatku khawatir," ujar Jaehyun. Di akhir kalimatnya, ia benar benar terdengar sangat lelah.

"Maafkan aku. Aku sudah mencari, tapi aku tidak menemukan mereka. I was late, I guess." Ten berbicara yang sebenarnya ke Jaehyun.

"Lihatlah dirimu. Bagaimana jika kau terkena demam karena hujan ini ?"

".....aku tidak akan sakit semudah itu."

"Ya ya ya, teruslah bicara dan membuat dirimu seolah olah seperti anak Tuhan yang serba tahu."

"Jaehyun, ada apa denganmu ? Kau tidak perlu marah padaku."

"Astaga, maafkan aku. Kau tahu, aku hanya sedang mengkhawatirkanmu. Perasaan ini benar benar menyiksaku. Melihatmu yang tidak turun dari mobil orangtuaku membuatku gelisah setengah hidup. Aku bertanya pada mereka tentang keberadaanmu dan mereka tidak tahu dimana dirimu berada. Aku benar benar sangat khawatir, bodoh ! Lihatlah matamu, aku membuatmu terluka, benar ?"

Jaehyun menyentuh wajah Ten dengan lembut. Wajah itu kini memiliki mata yang sembab. Jaehyun sangat sedih karena ia tahu, penyebab mata sembab itu adalah dirinya. Jaehyun kemudian mengecup kedua kelopak mata itu pelan. Ten tidak tahu harus memberikan respon apa, maka dari itu ia hanya diam dan menunggu sampai Jaehyun selesai melakukannya.

"Jae kenap--"

"Ssshhh jangan tanyakan kenapa, karena aku sendiri pun tidak tahu." Jaehyun kemudian beralih mengecup dahi Ten, yang kemudian turun kembali ke kedua bulatan pipinya dan kecupan terakhir tertambat di bibir ranum Ten. Tidak ada yang menolak. Mereka membiarkan diri mereka tenggelam kedalam satu satunya kehangatan yang ada disitu.

Sampai akhirnya Jaehyun melepaskan ciuman itu dan berlari cepat ke dalam mobilnya, mencari sebuah payung yang bisa Ten gunakan untuk ke mobil. Setelah mendapatkannya, ia kemudian membawa Ten masuk ke dalam mobilnya dan mengemudikan mobilnya pulang ke rumah.

Setelah tiba dirumah, mereka disambut oleh Ace dan Sehun yang juga kelihatan khawatir. Sehun segera membawa Ten masuk ke dalam kamarnya dan membiarkan pria itu membersihkan dirinya di bawah guyuran air hangat. Sehun telah menyiapkan segelas susu untuk Ten dan membiarkannya menghabiskan susu itu dihadapannya. Setelah selesai, Sehun segera meninggalkan Ten sendiri di kamarnya agar ia bisa istirahat.

Belum sempat Ten tenggelam ke dalam tidurnya, tiba tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya. Ten bangun dan segera membuka pintu itu dan mengira ngira siapa yang ingin masuk ke dalam kamarnya. Tapi didalam kepalanya, sebuah nama terlintas begitu saja. Dan benar, orang yang mengetuk pintu kamarnya itu adalah Jaehyun. Dia kemudian memeluk tubuh Ten begitu saja dan menutup pintu kamar Ten dengan kakinya. Pria itu kemudian mendorong Ten perlahan menuju ranjangnya dan membaringkan pria kecil itu ke atas ranjangnya. Sedang dirinya, berlari menuju sisi lain ranjang dan membaringkan tubuhnya sendiri disana.

"Kau seharusnya beristirahat, bukannya menyusup ke kamar seseorang seperti ini." Ten memutar dirinya menghadap ke sang belahan jiwa.

"Entahlah, aku hanya ingin bersamamu. Biarkan aku tidur disini malam ini." Jaehyun mendekat kearah Ten dan memeluk tubuh Ten perlahan. Seminggu ke depan, akhir semester ini akan berakhir. Ten tidak akan susah susah untuk menyembunyikan perutnya terhadap orang lain lagi.

Tidak lama, Jaehyun telah tenggelam dalam tidurnya dengan posisi memeluk tubuh Ten, sedangkan yang dipeluk, bukannya ikut tidur, ia justru kembali mengingat malam dimana dirinya bisa memiliki benih yang masih terus berkembang didalam tubuhnya itu.

¤¤¤

Di sebuah pesta khusus di pertengahan tahun ajaran baru yang digelar tim kesejahteraan kampus yang notabene mengundang seluruh mahasiswa semester 3 memeriahkan acara tersebut. Pesta itu dianggap sebagai upacara penerimaan mahasiswa baru yang telah belajar di kampus tersebut selama lebih dari setahun.

Devil's Claw (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang