Kalau dulu hari-hari Beomgyu selalu dipenuhi dengan sekolah-kerja, sekolah-kerja, sekolah-kerja. Sekarang Beomgyu lebih memilih untuk menghabiskan banyak waktu bersama Bomi di rumah. Karena sekarang dia sudah lulus membuatnya lebih mudah mengatur waktu agar bisa quality time dengan anaknya.
Ia akan menghabiskan waktu untuk bermain bersama Bomi, membantu Rosè memasak, membereskan rumah atau pun membuat vlog tidak jelas seperti anak-anak muda di luaran sana.
"Sayang lihat ke arah papa dong."
Bomi yang tengah asik merangkak sekali-kali berdiri untuk merambat sontak memutar kepalanya ke kanan dan kiri mencari keberadaan Beomgyu.
"Di belakang sayang." Bocah chubby itu melepaskan salah satu tangannya dari gagang lemari agar bisa melihat keberadaan Beomgyu di belakang.
"Paaaaaaa..." Bomi langsung memamerkan cengiran girangnya. Memperlihatkan pada Beomgyu beberapa gigi susunya yang mulai tumbuh.
"Jalan sini coba." intruksi Beomgyu yang masih sibuk memegang kameranya.
Bomi menurut. Ia melepaskan pegangannya dan mulai berjalan ke arah Beomgyu. Tetapi baru lima langkah Bomi langsung terjatuh yang kemudian disusul oleh tangisan kencangnya.
"Eh, sayangnya papa kok nangis." Beomgyu mematikan kameranya dan mendekati Bomi yang masih menangis kencang.
Laki-laki berlesung pipi itu kemudian mengangkat tubuh mungil Bomi dalam gendongannya.
"Pantesan. Sakit ya? Maafin papa ya." ternyata anaknya itu terjatuh di atas mainan yang keras dan pastinya membuat pantat Bomi sedikit ngilu.
"Maaaaa.." tangis Bomi semakin kencang ketika melihat Rosè yang baru saja datang dari arah dapur.
"Lah, kenapa nangis? Kamu apain?" Rosè langsung mengambil alih badan Bomi dari gendongan Beomgyu.
"Jatuh dan ga sengaja dudukin mainannya." Beomgyu berjalan menuju dapur untuk mengambil minum.
"Cup cup cup, udah ya. Jangan nangis, kalau nangis jelek nanti kamu." Rosè berusaha untuk meredakan tangisan Bomi tetapi anak itu malah sibuk menarik-narik kerah kemejanya.
Rosè sudah berniat ingin membuat susu formula saja untuk Bomi, karena dia dan Beomgyu sudah sepakat untuk memberi Bomi lebih banyak susu formula agar Bomi sedikit lepas dari ASI. Tetap, muka Bomi yang memelas malah membuat Rosé tidak tega.
Hidung merah, mata sembab, kuluman senyum, plus pipi chubby nya membuat Rosè pasrah dan menuruti Bomi.
"Iya iya, mimik cucu." Wanita blonde itu berjalan ke arah sofa seraya melepas tiga kancing teratas dari kemejanya.
Beomgyu baru saja akan kembali ke ruang tengah ketika tiba-tiba Hyunsuk menelepon. "Halo."
"Halo papa muda. Gue cuma mau ngabarin, bulan depan gue mau nikah. Jangan lupa dateng ya, salam tempelnya harus ber-nol banyak." ucap suara di seberang sana.
"Seriusan, suk?"
"Lah duarius. Emang lo doang yang bisa nikah."
"Masih sama yang kemarin?"
"Iyalah, gue kan setia. Emangnya lo."
"Gue juga setia, nyet. Akhirnya lo milih nikah muda juga kek gue, siap-siap aja ngadepin prahara rumah tangganya ya bro."
"Lo belum belum udah do'ain gue kena prahara rumah tangga ya, babik. Do'ain yang baik-baik kek, jadi keluarga yang sakina mawaddah warohmah gitu."
"Wkwkwk, iye iye. Gue cuma ngasih tahu aja, jangan kek anak kecil lagi. Saat status lo di ktp berubah jadi 'kawin' lo siap ga siap kudu jadi orang yang dewasa. Tanggung jawab lo lebih gede."
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH TANGGA | Beomgyu x Rosé
PovídkyGimana rasanya nikah muda? Pastinya penuh kelabilan. Non-baku ✔