Kembali.

758 101 26
                                    

Beomgyu membereskan barang-barang setelah menyelesaikan semua pekerjaannya. Hari ini dia sedikit mengebut agar semua pekerjaannya bisa selesai lebih cepat dari biasanya, karena hari ini dia harus menghadiri sidang mediasi di pengadilan agama terkait keputusan perceraiannya.

"Gue balik duluan ya, bang." pamit Beomgyu pada salah satu karyawan yang kemudian hanya dibalas acungan jempol.

Beomgyu berjalan tergesa menuju parkiran. Diliriknya jam yang melingkar di tangannya, jarum jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Dan mediasi akan dimulai 30 menit lagi. Kalau sampai dia tidak menampakkan diri, mungkin rumah tangganya benar-benar sudah tidak bisa terselamatkan. Jauh di lubuk hati Beomgyu, dia masih tidak rela untuk melepas Rosé. Tetapi, ketika adegan menyayat hati itu terlintas di pikirannya, logikanya berkata lain.

Langkah Beomgyu terhenti beserta lamunannya yang buyar seketika kala menangkap sosok Taehyun yang menyandar pada motornya. Kembali bayangan Taehyun dan Rosé yang tengah bercumbu terlintas di pikirannya. Rasa kesal dan amarah itu kembali meluap dan rasa nyeri di hatinya semakin membuat dadanya sesak saat mengingat keduanya begitu menikmati ciuman itu.

"Ngapain lo di sini?" datar Beomgyu seraya menyingkirkan Taehyun agar menjauh dari motornya. Ia membuka jok motor untuk mengambil jaket, memfokuskan diri dengan jaket yang akan dikenakannya tanpa menghiraukan Taehyun yang masih diam memperhatikan dirinya.

"Batalin gugatan lo."

Beomgyu mendecih. Menurutnya Taehyun terlalu munafik untuk menyuruhnya membatalkan gugatan cerai itu. Sedangkan sebenarnya Taehyun sangat menginginkan perpisahannya dengan Rosé.

"Bukannya ini yang lo mau?" sarkas Beomgyu tanpa menatap lawan bicaranya. Ia menaiki motor berniat ingin segera pergi dari hadapan laki-laki yang membuatnya muak ini. Namun, tangan Taehyun yang menahan stank motor membuatnya urung.

"Rosé hamil."

Mata Beomgyu membulat sempurna mendengar ucapan Taehyun barusan. Ia merasa gembira, sedih, tapi juga curiga dengan fakta tersebut. Curiga kalau bayi yang dikandung Rosé bukanlah darah dagingnya.

"Anak lo, kan?"

Taehyun memicingkan mata, heran dengan Beomgyu. Bagaimana bisa laki-laki itu sampai berpikiran sejauh itu. Ia akui, dia memang salah, tapi dia masih waras untuk tidak sampai menghamili Rosé.

"Gue cuma ciuman sama Rosé, bukan tidur sama dia."

Beomgyu tersenyum sinis. "Kalau lo bisa nyium dia, tidak menutup kemungkinan lo juga bisa nidurin dia."

Taehyun menatap dalam mata elang Beomgyu yang kian menyorot tajam padanya. Ada keraguan di mata itu saat kalimat tersebut terlontar dari mulutnya. Taehyun tahu bahwa sebenarnya Beomgyu tidak sepenuhnya berpikir demikian. Itu hanyalah sebagian dari emosinya yang membuat Beomgyu berpikiran negatif pada Taehyun.

"Silakan kalau lo mikir kayak gitu, karena gue juga ga bisa ngasih bukti apa-apa kalau bayi yang dikandung Rosé itu anak lo. Kalau cuma dari omongan pun lo pasti ga akan percaya."

Beomgyu memalingkan muka ke arah lain. Sebelum dia dikuasi oleh emosi hanya karena menanggapi Taehyun, lebih baik dia menjauh dari hadapan laki-laki blonde itu. Beomgyu ingin menyalakan mesin motornya saat tiba-tiba Taehyun mencabut kuncinya kemudian disembunyikan di balik punggungnya.

"Gue maklumin kenapa lo bisa sampai mikir kayak gitu ke gue. Gue tahu lo emosi, lo sakit hati. Maaf buat itu semua." sergah Taehyun saat Beomgyu baru saja akan membuka mulut untuk protes atas tindakannya.

Beomgyu diam menunggu kalimat selanjutnya yang akan dilontarkan laki-laki di depannya ini. Namun selama beberapa saat Taehyun masih diam tanpa ada pergerakan di mulutnya.

RUMAH TANGGA | Beomgyu x RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang