Badai.

662 93 15
                                    

Rosè membuka mata perlahan, mencoba melihat sekeliling kamarnya yang sunyi. Dilihatnya Beomgyu sudah tidak ada di sampingnya.

Ia melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Rosè menarik selimut yang sebelumnya membungkus badannya lalu bangkit dan berjalan keluar kamar dengan sedikit sempoyongan.

Satu penampakan yang menyambut Rosè begitu sampai di dapur, yaitu Beomgyu yang tengah memasak dengan keadaan telanjang dada. Rosè menarik kursi meja makan sedikit kasar hingga menimbulkan suara decitan yang nyaring dan mengundang atensi Beomgyu.

Beomgyu tersenyum tipis ketika melihat Rosè yang duduk dan memandanginya dengan wajah kantuk. "Udah bangun? Aku harus berangkat pagi soalnya ada barang yang harus dikirim makanya aku yang masak."

"Hm."

Beomgyu menaruh beberapa makanan yang dimasaknya tadi ke atas meja setelah itu ia duduk di depan Rosè dan mengambil nasi serta lauk untuk istrinya.

"Kenapa ga pake baju?"

"Ya gapapa, bentar lagi juga mandi." sahut Beomgyu sambil menyuap nasi ke dalam mulutnya.

"Kamu dapet obat kemarin darimana?"

Beomgyu seketika berhenti mengunyah nasi yang ada di mulutnya saat mendengar pertanyaan Rosè barusan. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Tidak mungkin dia mengatakan kalau membelinya, pasti Rosé semakin marah dan mencincangnya.

"Maksudnya kenapa di rumah ini ada obat begituan? Sejak kapan kotak p3k kita nyimpen obat perangsang?" tanya Rosè lagi dengan tatapan menyelidik.

Beomgyu masih diam. Matanya bergerak tidak fokus mencari jawaban yang masuk akal atas pertanyaan Rosè.

"Kamu sengaja beli obat kayak gitu?"

Rosè mulai kesal dengan Beomgyu. Ia menjadi semakin yakin kalau suaminya itu sengaja membelinya untuk mengerjai dia.

"E-engga. Kemarin itu... Anu,.. Hyun-" ucapan Beomgyu terpotong bersamaan dengan suara dering telpon dari ponselnya.

Dilihatnya nama Hyunsuk tertera di layar, bisa dia tebak si kakak sepupunya itu pasti akan mengomelinya habis-habisan karena salah memberi obat pesanannya.

"Halo."

"Lo bener-bener ya nyet! Lo ngasih obat apaan ke gue?" sungut suara di seberang sana.

"S-sorry bang, keknya ketuker deh. Emang bini lo kenapa? Dia ga kejang-kejang sampe koid kan?"

"Lo sini yang gue buat koid. Malam pertamanya bukannya seneng-seneng malah dia bolak-balik wc, sampe sekarang belum kelar-kelar noh ngapelin wc nya." cerocos Hyunsuk.

"Haduh bang, gue bener-bener minta maap yak. Gue kemarin ga sengaja abis beli tuh obat gue campur ke kotak p3k, takut Rosè tau." Beomgyu sedikit berbisik-bisik saat mengucapkan kalimat terakhirnya, takut-takut terdengar oleh istrinya itu.

"Balikin duit gue pokoknya! Gamau tau." ucap Hyunsuk sebelum memutuskan sambungan telponnya.

Beomgyu menaruh ponselnya ke atas meja dengan sedikit kesal. Pasalnya dia sedang tidak ada uang sekarang, semua uangnya yang mengatur Rosè dan tentu aja sekarang semua uangnya dipegang Rosè. Lalu bagimana caranya dia mengembalikan uang Hyunsuk. Tidak mungkin juga dia meminta pada Rosé, ia masih sayang pipinya untuk tidak menjadi tumbal dari pukulan istrinya.

"Kenapa?" tanya Rosè penasaran melihat wajah masam Beomgyu.

"Gapapa." singkat Beomgyu.

Rosè mengangguk-angguk, ia tidak ingin bertanya lebih lagi. Sudah bisa dipastiin kalau Beomgyu pasti sehabis terkena omelan Hyunsuk karena obat perangsang kemarin.

RUMAH TANGGA | Beomgyu x RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang