Kayra melangkahkan kakinya gontai menuju koridor. Rasanya malas sekali untuk sekedar menyapa hari Senin untuk minggu ini. Berbagai pertanyaan berkecamuk mengelilingi fikirannya. Beberapa kali ia menepuk keningnya sendiri, seolah menyadarkan dirinya bahwa ia berada di dunia nyata. Sesekali terdengar umpatan kecil dari bibirnya tak kala tak sengaja ia hampir tersandung tali sepatunya sendiri.
Kayra menatap nanar tali sepatu yang lepas itu tanpa berniat membenarkan. Mood nya benar-benar buruk bahkan , hanya untuk membenarkan tali sepatu saja ia tidak mampu.
"Eh," pekik Kayra tak kala melihat Fano yang sudah berjongkok di hadapannya seraya menyimpulkan tali sepatu Kayra agar berada di posisi yang benar.
Kayra memundurkan tubuhnya ketika Fano sudah berdiri menatapnya dengan cengiran khas-nya.
"Jatuh, tau rasa lo" ujar Fano yang hanya diberi deheman oleh Kayra.
"Segitu hancurnya mood lo sampai ngomong aja udah nggak mampu," sindir Fano
Kayra menatap Fano malas, lalu menghembuskan nafasnya kasar. Fano tahu itu, ia tidak bodoh untuk mengerti apa yang tengah di rasakan Kayra saat ini.
"Arkan mana no?," tanya Kayra akhirnya membuka suara.
"Tumben nyariin Arkan? Bukan Gavin?"
" ngapain gue nyariin orang yang sama sekali nggak nyariin gue," nada bicara Kayra terkesan putus asa. Tidak ada semangat seperti biasanya.
"Kok lo udah sadar sih?" Tanya Fano yang membuat Kayra mengernyitkan dahinya.
"Sadar apa?"
"Sadar kalau lo goblok selama ini,"
Fano tertawa terbahak bahak, ia menyentil kening Kayra yang berkerut lalu berlari kecil meninggalkan Kayra di koridor . Kayra mendengus sebal seraya mengusap keningnya pelan. Sedetik kemudian ia tersenyum kecut, apa benar jika selama ini ia terlalu bodoh untuk Gavin?
...
"Kemarin kemana Je?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Elmira ketika Jeje baru saja datang memasuki kelas. Elmira memang sengaja mampir ke kelas sahabatnya karena ia terlalu malas bertemu Arkan nanti.
"Ada acara sama nyokap," jawab Jeje sekenanya
"Bisa pas gitu,"
Jeje mengernyit lalu menatap Elmira dengan tatapan tanya,"apa?"
Elmira bersedekap dada di depan meja Jeje. Ia memicingkan matanya menatap Jeje seolah memahami sesuatu.
"Gavin waktu malam minggu juga nggabisa ketemu Kayra, alasannya ada acara sama orang,"
"Lo nuduh gue?"
"Kok nge-gas?"
Jeje menatap Elmira tidak suka. Kenapa tiba-tiba Elmira bisa memojokkannya seperti ini. Apa ia ada salah dengan gadis itu? Belum sempat ia menjawab ucapan Elmira suara langkah kaki dari luar kelas membuat mereka menoleh secara bersamaan.
Tampak Kayra dan Alena berjalan beriringan memasuki kelas. Alena menggandeng lengan Kayra seraya bersenandung kecil menyanyikan lagu dari penyanyi favoritenya. Sementara Kayra hanya diam dengan tatapan datarnya. Kedua manik matanya menatap Elmira dan Jeje bergantian. Tatapan matanya mengisyaratkan pertanyaan,"kenapa natap gue kayak gitu?"
"Apa?" Akhirnya pertanyaan itu keluar dari bibir Kayra. Ia mendudukkan dirinya di kursi di belakang meja Jeje tentunya bersama Alena.
"Gue cuma lagi nanya aja sama Jeje, dia kemarin kemana?" Elmira menatap Jeje kembali yang belum mengeluarkan suara. Gadis itu malah mengeluarkan ponsel dari dalam saku seragamnya lalu fokus menatap ponsel tanpa memperdulikan pertanyaan Elmira.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAYVIN
Teen FictionCerita ini mungkin membosankan Cerita ini mungkin monoton Cerita ini mungkin sudah banyak dijumpai Tapi, alangkah baiknya jika kalian mengetahui isi dari cerita ini. Tentang seorang Gavin Adhiaz Aditama yang memacari gadis satu sekolahnya, Kayra Sha...