HALLO para readers 🥰
Sebelumnya, aku mau ngucapin terimakasih banyak atas partisipasi kalian dengan cerita ini. Alhamdulillah responnya positive semua 😊.Happy reading
Kita harus selalu bersyukur pada Tuhan masih di beri kehidupan yang layak ketimbang orang-orang diluaran sana yang masih membutuhkan.
Kayra Shania Joan
°°°°°
Kayra menunggu dengan setia di depan kelas Gavin. Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Seperti biasa, selalu saja kelas Kayra yang keluar lebih dulu di banding kelas Gavin. Senyuman terulas tulus di bibir Kayra bahkan, beberapa kali ia meremas jemarinya menahan rasa gugup. Bagaimana tidak? Siang ini gavin mengajaknya pulang bareng. Pertama kalinya dalam sejarah hubungan mereka pulang bareng.
Gavin bukan tipe pacar yang akan dengan senang hati menjemput atau mengantarkan Kayra pulang. Ia bahkan menolak ketika Kayra memintanya untuk mengantarkan pulang. Bukan hanya sekali dua kali tapi beberapa kali permintaan Kayra selalu ditolak oleh Gavin. Sampai hari ini waktu yang ditunggu-tunggu Kayra tiba. Gavin bersedia mengantarkannya pulang bahkan, pacarnya sendiri yang mengajaknya.
Senyum di bibir Kayra melebar ketika melihat seorang guru laki-laki keluar dari kelas Gavin disusul teriakan sorak Sorai dari dalam kelas. Yes, batin Kayra kelas Gavin sudah keluar. Dengan sedikit membenarkan rambutnya yang dirasa berantakan ia menanti sang pangeran keluar kelas. Satu persatu siswa mulai keluar dan beberapa ada yang menyapa Kayra.
"Gavin," panggil Kayra ketika melihat Gavin keluar bersama Arkan dan Fano. Gavin menyampirkan Hoodie abu-abunya diatas bahu sebelah kirinya. Pacarnya itu tampak keren hanya karena ada Hoodie di bahu. Benar-benar Kayra sudah di buat klepek-klepek dengan pesona Gavin.
"Ibu negara udah nunggu kapten ya dari tadi?," celetukan dari Fano membuat Kayra memutar bola matanya kesal.
"Kapten? Di pikir bajak laut kali," ujar Arkan seraya menoyor kening Fano
"Ganggu suasana Lo Ar, itu bebeb Kay baru mau terpesona sama gue malah Lo ganggu," kesal Fano
"Adanya elo yang ganggu suasana orang yang lagi berbunga-bunga hatinya," ujar Arkan seraya menengok kan kepala Fano kearah Gavin, "bocah ini yang dinginnya macam es batu macam pendingin ruangan macam kulkas berjalan," oceh Arkan
Lalu menolehkan kepala Fano kearah Kayra, "ngajak pulang bareng pacarnya. Lo nggak liat gerak-geriknya udah kayak cacing kepanasan gitu. Mukanya sumringah bener kayak abis dapet lotre," Arkan melepaskan tangannya dari wajah Fano.
"Udah ah Abang serasa nggak di hargain, Abang sakit hati" Fano berdramastisasi mengalihkan wajahnya dari Gavin dan Kayra.
Gavin menggelengkan kepalanya pelan menatap kelakukan Fano. Sempat terfikir juga kenapa dirinya bisa kuat berteman lama-lama dengan sosok seperti Fano.
Perhatian Gavin beralih pada Kayra. Pacarnya sudah menekuk wajahnya kesal mendengar celotehan tidak bermutu dari Fano.
"Pulang sekarang?," Tanya Gavin seraya menepuk nepuk lembut puncak kepala Kayra.
"Iya sayang sekarang," bukan. Bukan dari Kay tapi dari mulut Arkan dongo yang membuat Kayra menatapnya malas.
Kayra menatap Gavin dengan tatapan binarnya, ia bahkan menahan napas ketika diperlakukan seperti itu oleh Gavin.
"Kay nggak mimpi kan?," Gumam Kayra yang masih terdengar oleh Gavin. Cowok itu hendak menurunkan tangannya namun, ditahan oleh Kayra, "gini aja Kay suka" ujar Kayra dengan tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAYVIN
Teen FictionCerita ini mungkin membosankan Cerita ini mungkin monoton Cerita ini mungkin sudah banyak dijumpai Tapi, alangkah baiknya jika kalian mengetahui isi dari cerita ini. Tentang seorang Gavin Adhiaz Aditama yang memacari gadis satu sekolahnya, Kayra Sha...