0.1 Aku Bertemu Malaikat Yang Aku Panggil Appa

160 26 17
                                    

Ini pertama kali aku menulis sejak terakhir kali aku menggenggam sebuah pena. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana aku sekarang jika tidak ada seseorang yang menolongku hingga saat ini.

Hari ini, tepat delapan belas tahun setelah aku merasakan panasnya jalanan menyapa tubuhku dengan begitu keras membuat tubuhku sakit dan mati rasa. Semua itu terjadi bukan tanpa alasan, aku yang tidak melihat jalan dan juga maafkan aku Sunoo hyung, semua ini karena ku.

Di saat semua rasa sakit itu mengelilingiku, di saat sebuah nama terpanggil aku tau bahwa itu namaku yang terpanggil. Mataku menatap seseorang yang melihat keadaanku yang berlumuran darah. Dia adalah laki-laki dengan tubuh tegap dan name-tag di jas yang dia kenakan.

Aku masih ingat betul saat itu dia menatapku. Merasa kasihan tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa. Aku menatap matanya tepat setelah aku merasakan tubuhku terangkat, ah tidak bukan tubuhku melainkan arwahku. Setelah itu aku tidak mengingat apapun.

Yang aku ingat aku mendengar derap langkah kaki seseorang, derap langkah kaki itu membuatku membuka mata. Rasa sakit sudah tidak terasa lagi bagiku, yang ada hanyalah rasa ingin tau dari mana derap langkah kaki itu berasal.

Aku ingat terakhir kali aku menyelamatkan Heeseung Hyung dari Jake Hyung yang gila. Tapi saat aku membuka mataku, yang ada hanyalah sebuah ruangan hampa udara berwarna putih. Dan sebuah suara menyapa telingaku.

"Aku berikan kau pilihan. Datang pada mereka dan hancurkan benda itu atau kau bisa ikut dengan yang lain ke alam yang sesungguhnya."

Aku masih ingat ketika suara itu menyapa telingaku, karena suara itu sangat keras dan seakan suara itu mencekik ku. Siap membunuhku kapan saja jika aku tidak menjawab secepatnya. Aku menjawab, aku akan menyelamatkan mereka. Generasi yang tidak tau apa-apa tidak boleh bernasib sama denganku dan lainnya.

Seketika ragaku terangkat dan aku tersadar aku berada di sebuah tempat yang tidak aku kenali, ruangan putih dan alat medis di mana-mana. Setidaknya aku harus bersyukur karena bisa menghirup nafas lagi.

Aku terkejut saat sebuah benda berada di saku celana yang aku kenakan. Itu pin yang kami perebutkan, bagaimana bisa? Semua itu benar adanya, aku kira semua hanya mimpi ternyata semua itu benar.

"Kau sudah sadar?" Suara tegas yang aku dengar membuatku terkejut. Dia seseorang yang berdiri di samping bangsal ku. "Siapa namamu?"

Lagi-lagi aku hanya diam, bukankah ini laki-laki yang sempat tatap mata denganku. Enggan untuk membuka suara aku memilih terdiam, masih bingung dengan apa yang terjadi.

"Namaku Kim Namjoon, kau boleh memanggilku paman." Orang itu tersenyum kepadaku, memberikan senyuman dengan lesung pipi yang menghiasi. "Sekarang katakan nama mu!"

"Y-yang Jungwon."

Aku masih begitu malu untuk mengatakan hal itu, wajah Paman Namjoon begitu muda untuk aku panggil paman. Mungkin aku harus memanggilnya 'hyung'.

Karena aku yang tidak memiliki tempat tinggal aku tinggal bersama Namjoon Hyung. Aneh bukan?ya aku meminta kepada Namjoon Hyung untuk merahasiakan semuanya. Aku menceritakan semuanya dari depan, Namjoon Hyung sempat tidak percaya tapi akhirnya dia percaya pada tahun kedua aku tinggal dengannya.

Namjoon Hyung mulai memiliki banyak teman di sini sedangkan aku hanya berdiam diri di kamar. Lama-kelamaan aku hidup dengan Namjoon Hyung, dan tanpa aku sadari banyak yang berubah perlahan aku mengganti panggilan 'hyung' menjadi 'paman' dan berakhir menjadi 'Appa' karena memang usia yang menjadi titiknya.

Sekarang Appa punya banyak uang, aku menyaksikannya sendiri. Dari Appa nol menjadi sebesar sekarang. Aku hanya ingin mengatakan banyak terimakasih kepada Appa. Terimakasih sudah menjadi Hyung, Paman, dan Appa bagiku. Aku sangat menyayangimu tapi aku yakin aku akan pergi.

Aku menulis ini bukan tanpa alasan, suatu saat pengganti ku akan datang dan bertanya-tanya. Kenapa dunia nampak aneh baginya?kenapa generasinya seperti ini?dan bagaimana bisa dia menjadi orang lain di hidupnya?

Aku sudah bisa melihat kedepannya akan seperti apa, siapapun itu sayangi Appa ku. Aku tidak bisa memastikannya, tapi berhati-hatilah.

Yang Jungwon 20 Oktober 2041

Copyright ©210725

MY JOURNAL : RUNNING THROUGH TIME [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang