0.7 Anak Dingin Dan Absurd Itu Tetaplah Temanku

59 18 1
                                    

Sudah hampir satu Minggu aku bersekolah di sini, menjadi anak baru di lingkungan baru adalah hal yang sangat sulit, tapi terkadang juga bisa begitu menjadi menyenangkan. Hari ini, kami bertujuh berkumpul. Ya, aku diajak oleh Sunoo untuk berkumpul bersamanya.

Ada Heeseung Hyung, Jay Hyung, Sunghoon Hyung, Jake Hyung, Sunoo Hyung dan salah satu orang belum aku temui selama ini. Aku tidak tau jika dia berada di sini, baru tadi aku bertemu dengannya. Saat kami bersama-sama duduk melingkar di meja menyantap makan siang bersama.

"Permisi anak tampan datang,"ucap seseorang memecah keheningan meja itu.

"Terlambat,"ucap Sunoo Hyung.

Aku yakin mereka sudah lama mengenal. Terlihat dari cara mereka melakukan komunikasi dan bercanda. Dia yang termuda dari kami berada di kelas tahun pertama, dia adalah Ni-ki.

Dari wajahnya dia terlihat sangat dingin, tidak banyak berkomunikasi dengan orang. Tapi saat bersama dengan sekumpulan orang ini dia menjadi lebih hangat dan melunak. Bahkan dia terlihat sangat konyol, paling konyol dari seluruh penghuni kantin.

Aku hanya diam melihat tingkahnya yang masih sama, tidak pernah berubah. Dia masih seaktif yang dulu. Terlintas ingatan dahulu yang masuk dengan paksa ke kepalaku. Ingatan itu tidak pernah melihat waktu, selalu datang disaat yang tidak tepat.

"Hai, anak baru ya? Perkenalkan Ni-ki Kim anak Kim Taehyung,"ucap Ni-ki mengulurkan tangannya dengan garpu di tangan satunya.

Aku membalas uluran tangannya dan memperkenalkan diriku. Tidak lama dia mencuri makanan ku begitu juga dengan yang lain. Dia memang tidak berubah, baiklah aku harus mengingat ini adalah generasi berbeda.

Kami berbincang-bincang sebentar, mengenai hal-hal random yang tentu saja aku menjadi pendengarnya. Sejauh ini aku hanya akan mengikuti alur mereka, menunggu waktu ku untuk mengeluarkan alur ku sendiri.

"Hari ini aku berdoa semoga jam kosong,"ucap Ni-ki dengan membawa sebungkus makanan ringan  di tangannya.

"Enak sekali, anak tahun pertama sudah seperti ini besok mau jadi apa?"tanya Sunoo Hyung dengan tatapan mencibirnya.

"Jadi diriku apa adanya lah, tidak baik menjadi orang lain,"ucap Ni-ki.

Entah kenapa seketika aku terdiam, ya. Lebih baik menjadi diri sendiri, tidak perlu menjadi orang lain.

Waktu pun berganti, waktu pulang sekolah tiba. Aku berjalan sendirian, karena tidak mungkin aku akan selalu mengganggu Jay Hyung. Saat aku berjalan seseorang berlari ke arahku, menyamakan langkahnya denganku.

"Annyeong Sunbaenim,"sapanya.

"Astaga, panggil saja Jungwon."

"Aku seperti pernah melihatmu, tapi kapan?" Ni-ki nampak berfikir beberapa saat.

"Sekolah ini luas, aku bersekolah di sini juga hampir satu Minggu. Mungkin kita pernah bertemu tanpa disengaja,"ucapku.

"Ah iya juga, baiklah. Kau pulang dengan siapa?"

"Naik bus,"jawabku.

"Mari naik motor denganku,"ucapnya.

"Tidak perlu."

"Eyy kita sudah saling mengenal bukan, sepertinya kau juga dekat dengan para Hyungdeul. Tidak perlu canggung,"ucap Ni-ki.

Aku tersenyum sekilas dan membalas ucapan Ni-ki dengan senyuman. Kami berjalan menuju parkiran, terlihat motor Ni-ki dari kejauhan. Sejak kapan anak ini gemar menaiki motor?

"Ah ya, Kim Jungwon-ssi."

"Ya?"

"Hanya orang tampan yang berteman denganku, jadi kau menjadi temanku adalah sebuah kehormatan terbesar. Kau harus percaya diri dengan wajah mu,"ucapnya. Apa yang dia katakan? apa itu lelucon?

"Maksudnya?"

"Aku adalah anak tampan dari yang tertampan. Percaya dirilah walau ada jerawat di wajahmu,"ucapnya.

Kenapa dia sangat konyol secara tiba-tiba? Memang sulit untuk ditebak. Aku hanya mengangguk dengan lelehan kecil, tidak tau harus menjawab ucapan Ni-ki.

"Arraseo.."

Yang Jungwon 28 September 2042


Copyright ©210819

MY JOURNAL : RUNNING THROUGH TIME [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang