guitar.

269 58 15
                                    

Let me be the one, just sing for me and hold my hand.

.
.
.
.


Jungkook memang definisi keras kepala dalam bentuk fisik rupa yang tidak sepadan, manis dan polos. Mau semenyebalkan apapun, Seulgi tidak akan pernah bisa lebih dari sepuluh menit mengomeli Jungkook.

Seperti sekarang, setelah ribut mengusak rambut Seulgi yang habis ditatanya rapi dari jam sebelas siang, Jungkook tersenyum masih sibuk dengan selai madu di atas roti pangganya. Dan Seulgi hanya mendengus pelan memperhatikan.

"Aku ikut ya?" tanya Jungkook sedikir memaksa dengan menyodorkan tumpukan roti panggang yang baru matang.

Seulgi menerima dengan anggukan, "memangnya aku bisa bilang tidak?"

Jungkook tertawa pelan.

Memang benar kan Seulgi, mau dia memberi ijin atau tidak, Jungkok akan tetap mengikutinya.

"Bersikaplah yang baik dan jadi anak manis."

Jungkook mengangguk pelan.

Hari ini memang bukan hari spesial dimana Jungkook harus membawa sebuket bunga, hanya hari biasa dimana Seulgi akan pergi ke butik dipukul satu siang dan pulang ketika matahari hampir tenggelam. 

Sedang Jungkook, hari ini hanya akan ada satu agenda baginya, mengikuti Seulgi dan jadi anak manis.

Setelah Taehyung bertemu dengannya, rasa awasnya semakin tinggi, untuk kali ini Jungkook tidak akan lengah, meskipun sebenarnya Taehyung memang kompetitor yang paling potensial untuk mendapatkan hati Seulgi dengan keadaan yang sama sekali tidak menguntungkan baginya dimana Jungkook sendiri pun tidak tahu hati Seulgi sekarang sedang berlayar kemana.

Untuk itu Jungkook sedang memastikan jika hati Seulgi tetap berlabuh untuknya.

Hanya untukknya.


**


"Jungkook bisa bantu aku?"

Seulgi bertanya dari balik gorden.

Sedang Jungkook yang sedang sibuk dengan karikaturnya mendongak kemudian berlalu dari temat duduknya.

"Tentu, Love!" 

Diliriknya perempuan Kang itu yang kesusahan memasang tali diujung gorden, tanpa instruksi lebih, Jungkook mengambil alih dan memasangnya tanpa kesusahan.

Setelah mendapat tepukan halus di atas kepala dan bisikan terima kasih dari Seulgi, Jungkook kembali ke tempat duduknya.

Ini sudah kali ke sembilan Seulgi meminta bantuannya dan sama sekali bukan masalah bagi Jungkook.

Jungkook sama sekali tidak tertarik dengan pengunjung butik yang memandangnya atau hanya sekedar saling berbagi bisik dengan Seulgi.

Dihadapannya masih ada beberapa cemilan yang masih tidak terjamah dan sekaleng cola dingin.

Mungkin memang Jungkook sedikit bosan karena yang ia lakukan hanya sibuk dengan game dan buku sketch-nya.

Tapi hanya tiba-tiba saja, sebentar lagi butih sudah akan tutup.

Dibantunya lagi Seulgi yang masih menata tumpukan aksesoris yang belum sempat dipajangnya.

Satu per satu karyawan berpamitan dan diikuti lampu utama yang dimatikan.

Hanya menyisakan Seulgi dan Jungkook yang duduk berhadapan di sofa ruang tunggu dengan Jungkook yang masih sibuk dengan tatapannya yang sok sendu. 

Merasa diperhatikan, Seulgi mendongak dari kotak aksesorisnya sejenak dan hanya mendapati Jungkook yang dengan cepat mengalihkan pandangannya, yang tak lama dalam pandangnya, Jungkook berlalu meraih gitar yang terletak tidak jauh dari tempat duduk Seulgi.

"Mainkan untukku?" tanya Jungkook pelan. Seulgi yang hanya memperhatikan mengulas tawanya melihat Jungkook yang tiba-tiba terlihat yang seperti sedang gugup.

"Say 'please'?" goda Seulgi tak kalah pelan.

"Please?"

Tawa Seulgi semakin kencang, meskipun tidak tahu letak lucunya dimana.

Jungkook berlalu mengambil tempat tepat disebelah Seulgi.

"Aku sudah lama tidak bermain ini,"

Jungkook masih memperhatikan, "jadi belum pernah memainkan selain denganku?"

Seulgi mengangguk dan sebagian diri Jungkook merasa bangga karena dengan pernyataan itu, Taehyung belum pernah melihat Seulgi bernyanyi. Dan tentu saja itu merupakan hal bagus baginya, karena dipastikan jika pernah, Jungkook bisa jamin Taehyung akan segera bertekuk lutut di depan Seulgi, seperti yang sebelumnya pernah ia lakukan.

Skill Seulgi dalam bernyanyi dan bermain gitar memang bukan hal yang patut harus diapresiasi oleh seluruh makhluk hidup di dunia. Tapi jangan lupakan dari banyak alasan Jungkook sangat luluh pada Seulgi adalah salah satunya ini, suara Seulgi yang diiringi gitar.

Petikan pertama terdengar dan Seulgi mulai bergumam menyanyikan bait pertama dari lagu 10000 hours.


Do you love the rain, does it make you dance


Jungkook masih setia menatap Seulgi. Tersenyum mengingat lagu ini adalah kesukaanya.


When you're drunk with your friends at a party


Lihat! Bagaimana Jungkook melepaskan Seulgi jika jantungnya masih memberika euphoria yang sama.

What's your favorite song, does it make you smile


Dalam diamnya, Jungkook membalas setiap lirik yang Seulgi nyanyikan.

Do you think of me


Tentu Jungkook memikirkan Seulgi, setiap waktu bahkan.


When you close your eyes, tell me, what are you dreamin'


Jungkook tanpa sadar mengingat setiap jengkal kenangannya dengan Seulgi.


Everything, I wanna know it all


Jungkook tidak tahu banyak tentang apa yang akan ia hadapi kedepannya, tapi satu hal yang pasti, Jungkook tidak pernah membayangkan hidupnya tanpa Seulgi.


I'd spend ten thousand hours and ten thous-


Sebelum habis Seulgi melantunkan liriknya, ia tertawa melihat Jungkook yang meraih tangannya, "Aku tidak bisa bermain jika seperti ini, Kook."

Dalam sedikit cahaya yang ada dalam ruangan, Seulgi membalas tatapan Jungkook yang masih diam.



"I wanna kiss you."



Keduanya, baik Seulgi dan Jungkook terhenyak akan suara yang datang karena bukan dari Jungkook yang masih menggenggam tangan Seulgi.



Tapi dari Seulgi.



see u on the next chapter:)

Mons Igneus || seulkook • vseul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang