bus stop.

692 91 10
                                    

Please told him no need to say good night again.

.
.
.
.

Memang tidak ada etika tertulis dalam bertamu, tapi harusnya semua orang tahu, jika bertamu dipukul sebelas malam bukanlah pilihan yang tepat.

Seperti bagaimana Jungkook sekarang yang nekat menekan bel flat Seulgi dengan deru nafas yang agak tersenggal.

Mungkin akibat lelah berlari menaiki tangga.

Hitung-hitung olahraga katanya.

Tapi, tetap saja.

Ini pukul sebelas malam.

Lagi, ego Jungkook lebih mengusai, masa bodoh dengan etika bertamu, ia sudah kepalang rindu.

Toh dia ini kan mantan pacar Seulgi, bukan tamu.

Ya begitu alasan klasiknya.

Sembari mengatur nafas, Jungkook menekan kembali bel dengan jarinya asal, berharap si tuan rumah cepat membuka pintunya.

Sudah 2 menit Jungkook berdiri.

Jungkook tidak ingin repot mengecek hpnya, berusaha menghubungi Seulgi juga bukan solusi.

Dia pasti diabaikan.

Merenggut sedih karena dari balik pintu tidak ada tanda-tanda langkah kaki mendekat.

Sedikit nekat, Jungkook menekan tombol kata sandi disisi pintu.

Berhasil.

Langkahnya ia ayunkan ringan, mencoba membiasakan irisnya diantara kegelapan.

Semakin mendekat, Jungkook bisa melihat cahaya yang ia yakini berasalah dari telfon genggam, dari balik sofa yang membelakanginya

Mungkin Seulgi sedang bermain game.

Niat untuk mengagetkan, kembali tertahan ketika yang ia dapati hanya Seulgi yang meringkuk menjatuhkan kepalanya di siku sofa dan alat gambar yang berserakan.

Jungkook mengangkat sudut bibirnya tak sadar.

Mengambil inisiatif untuk berjongkok dihadapan si perempuan, Jungkook menyapu helai rambut Seulgi dengan jarinya lembut, berusaha tidak membangunkan sebisa mungkin.

Sedikit menggeser tubuh Seulgi untuk berbaring dengan nyaman di sofa, Jungkook berlalu menata pensil dan buku gambar yang sebelumnya berserakan.

Sebelum selesai dengan acara beberesnya, atensi Jungkook tersita ke benda menyala yang tak jauh dari genggaman Seulgi.

Jungkook mendelik, merautkan ekspresi kelewat bingung, mencoba mengingat nama yang masih tersambung di panggilan handphone Seulgi.

Panggilan itu masih menampilkan hitungan detik, disana tertulis 58:10 dan digit terkhir masih terus bertambah.

Jungkook tidak bodoh mengartikan bahwa panggilan masih terhubung.

Mons Igneus || seulkook • vseul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang