23. Back

906 106 13
                                    

Pria dengan kulit sepucat salju itu memeriksa kembali lingkungan luar dari celah jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria dengan kulit sepucat salju itu memeriksa kembali lingkungan luar dari celah jendela. Matanya bergerak memindai setiap sudut. Menghela napas lega, lalu beralih menatap istrinya.

"Aman Wi. Gak ada tanda-tanda mereka."

Perempuan cantik di ambang pintu ikut melega mendengarnya. Tatapannya beralih pada bayi mungil di gendongannya, menciumi wajahnya perlahan sambil membisikkan kata-kata penuh syukur.

Tak terhitung berapa kali mereka pindah lokasi. Dari apartemen kota, bungalow, rumah di pedesaan, hingga kontrakan kecil di gang sempit dengan harapan tidak terlihat oleh siapapun. Tidak terlacak oleh siapapun. Namun entah bagaimana, lokasi mereka selalu bisa ditemukan. Hingga akhirnya memutuskan membeli villa tersembunyi sekarang. Dan syukurlah, mereka tak bisa ditemukan oleh para penjahat itu.

Siapa para penjahat itu?

Oke, sebaiknya kita terangkan dulu dari awal.
Areswara Group dan Anggarjaya Group adalah dua perusahaan multinasional yang sama-sama kuatnya dalam negara. Anak perusahaannya pun terbilang banyak dan tersebar di seluruh nusantara. Keuntungan yang dua perusahaan tersebut dapatkan sanggup mengantarkan sang pemilik menjadi dua orang terkaya dalam negeri secara berurutan. Bidang yang digeluti keduanya sebenarnya berbeda, Anggarjaya lebih condong pada bidang sosial. Sedangkan Areswara lebih fokus pada bidang tekhnologi dan komunikasi.

Namun, sejak Areswara Gruop mampu melebarkan sayapnya ke kancah internasional, mendadak perusahaan itu terus mengalami peningkatan dan baik dalam pandangan masyrakat. Hingga akhirnya Anggarjaya mengalami kerugian yang cukup besar karena atensi masyarakat yang semula terbagi untuk keduanya, kini hanya berpusat pada Areswara.

Kabarnya, untuk menutupi kerugian yang besar, Anggarjaya sampai menjual beberapa anak perusahaannya hingga sang pemilik lama mengalami syok luar biasa hingga wafat. Masalah bertambah, ketika tiba-tiba pewaris Bramastya menuduh Areswara telah mencuri database dan rencana perusahaan mereka untuk dipergunakan sendiri.

Dan sayangnya semuanya belum terselesaikan dan berbuntut panjang sampai sekarang. Bahkan hingga ke pewaris-pewaris selanjutnya.

Bingung ya? Sama kok, aku juga

Engga, engga, hehe

"Kenapa sih mereka ngincar anak-anak gak bersalah ini mas? Uang bisa bikin orang jadi gak waras ternyata!"

"Mereka adalah pewaris Areswara selanjutnya, Tiwi. Tentu saja mereka diincar karena posisi itu. Banyak yang—"

"Aku tau! Tapi kenapa harus sampai seperti ini mas? Mereka cuma malaikat kecil yang lahir di takdir yang salah."

Suaminya tersenyum lembut. "Gak ada namanya takdir yang salah Tiwi. Setiap takdir punya alurnya masing-masing, punya rencananya masing-masing."

"Aduh mas ini ngomong apa? Selalu aja sok puitis." Pertiwi mengerucutkan bibir. Seakan tak paham, namun sebenarnya bersyukur sekali memiliki seorang pendamping yang mengerti betul cara memandang baik semua ini.

Alur KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang