-3. Absurditas-

210 37 0
                                    

Osamu tidak pernah menyangka. Setelah bertahun-tahun, saat dia nyaris melupakan keberadaan sosok tunangannya, justru dia dipertemukan dengan sosok itu. Pertemuan yang sungguh canggung. Osamu tidak pernah sungguhan berpacaran dengan seorang gadis bahkan sejak ia remaja, tapi bukan berarti alasannya karena ia setia pada pertunangannya. Masa bodoh. Pertunangan mereka dilakukan saat masih kecil, dan hal seperti menyukai sosok lain tentu saja normal bagi jiwa muda sepertinya. Alasan Osamu tidak pernah sungguhan menjalin hubungan dengan seorang gadis tidak semulia itu. Sungguhan. Alasannya terlalu simple dan sederhana. Osamu malas melayani gadis tidak jelas yang nantinya akan merepotkan dan banyak maunya apalagi sampai sering menuntut. Kan hidup Osamu tidak cuma berkisar tentang percintaan. Tapi, setelah sedikit dipikirkan lagi, dia juga sedikiiiit menyadari kebenaran ucapan Atsumu (meski dia tidak sudi mengakuinya). Dia sudah agak keterlaluan sampai melupakan wajah sosok itu. Ah, jangankan wajahnya, Osamu bahkan nyaris lupa nama gadis itu.

Sepertinya Osamu jadi mengerti kenapa wajah gadis yang dia temui di apartemen Atsumu terlihat tegang. Dia juga baru menyadari satu hal yang paling penting. Gadis itu bisa membedakan dirinya dengan Atsumu. Padahal, biasanya gadis yang dibawa kencan oleh Atsumu itu tidak pilih-pilih. Langsung menggandengnya atau bahkan memeluknya secara tidak sopan tanpa tahu jika dia adalah kembaran si pirang tercela itu. Kaminaga Fuyuki. Dia masih mengenalinya. Tapi, kenapa gadis itu langsung pergi alih-alih memberi sedikit penjelasan? (Osamu tidak sadar saja kalau itu percuma. Mana mau dia memberi waktu buat menjelaskan coba?).

Mau tidak mau, Osamu sedikit merasa bersalah. Tapi hanya sedikit loh ya. Sediikiiittt sekali. Lagipula, sekarang ini yang jadi prioritas utama Osamu datang jauh-jauh ke Tokyo adalah untuk membicarakan bisnis. Iya. Perihal membuka cabang kedai Onigiri Miya di Tokyo. Yang lainnya? Tidak ada hubungannya sama sekali. Ha.ha.ha.

Tapi ngomong-ngomong, Osamu penasaran bagaimana gadis baik hati yang disinyalir sebagai tunangannya itu bisa tahan akur dengan Atsumu? Bukan perihal dia cemburu atau apa, seriusan. Kalau Atsumu mau, dia akan dengan senang hati mengakhiri pertunangannya dan membiarkan Atsumu mengambil alih. Kan Osamu bisa berbisnis dan bisa semakin melebarkan sayap Onigiri Miya ke seluruh penjuru Jepang. Tapi ya, dilihat dari respons Atsumu semalam, mana mungkin Osamu mau membahas soal memberikan tunangannya kan? Bisa-bisa kepalanya botak akibat kelakuan tanpa adab kakak kembarannya itu. Ugh seriusan Osamu tidak paham bagaimana gadis, tunggu dulu, siapa tadi namanya? Ah. Iya. Yuki chan. Kalau tidak salah namanya Kaminaga Fuyuki? Ya. Osamu tidak paham bagaimana Fuyuki bisa tahan lama-lama dengan Atsumu? Dia saja yang kembarannya sudah muak. Ups.

Osamu bangkit. Dia bergerak menuju dapur. Semalam, sepanci karee dan semua makan malam mereka langsung habis. Luar biasa memang. Jadi, Osamu harus membuat sarapan. Atsumu? Dia masih tidur. Lelah sepertinya kena omel manager yang tahu perihal wajah babak belurnya padahal dia punya jadwal pemotretan hari ini.

Kedua tangan lebar yang dulu biasa memegang bola voli itu terlihat begitu cekatan saat berurusan dengan peralatan dapur. Pun saat satu demi satu bahan masakan dipegang. Semuanya dikerjakan dengan telaten, rapi dan efisien. Tidak butuh waktu lama sampai sarapan siap. Menunya sederhana. Oh, Osamu juga dengan baik hatinya menghitung kebutuhan kalori Atsumu. Ya meski bagaimanapun, mereka kan kembaran.

Sup miso (sudah pasti) tersedia, tamagoyaki, nasi hangat, dan tentu saja tumis sayuran. Osamu hanya membuat sarapan dari bahan yang ia temukan dalam kulkas. Dan dia yakin seratus persen jika semua bahkan yang ditemukan didalam lemari es merupakan bahan yang dibawa Kaminaga Fuyuki. Gadis yang disinyalir sebagai tunangannya.

Ada senyum hampa yang tercipta sebelum dia berdecak pelan. Keningnya mengernyit sebelum akhirnya mendesah kasar. Setelah menempatkan semua masakan di atas meja makan, dia bergerak menuju kamar utama apartemen. Lalu dengan tanpa perasaannya dia menyetel musik rock dengan volume full dari ponsel tepat di gendang telinga Atsumu. Sukses. Tidak butuh waktu beberapa menit sampai si pirang membuka mata. Dia terkejut. Tentu saja. Suara keras luar biasa tiba-tiba menggelegar tepat di telinganya.

SenandikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang