"Bangun pagi, gosok gigi, cuci muka, tidur lagi," Ira bersenandung sambil menggosokan giginya. Ira berniat tidak akan mandi hari ini.
"Jorok banget si lo, kambing!"
Ira mencari sumber suara yang sangat tidak mengenakan. Dan ternyata, Sasya lah sumber suara yang tidak mengenakkan itu. Ira mengabaikan Sasya. Ira berkumur-kumur dan melihat giginya di cermin, apakah giginya ini sudah bersih atau belum ya?
"Enggak usah sampe segitunya juga kali, dugong! Gigi lo enggak bakal kuning palingan juga nanti jadi warna ijo."
Lagi-lagi sumber suara yang sangat tidak mengenakkan itu berkomentar lagi. Sumpah demi apapun, Sasya itu kayak netijen yang enggak ada habis-habisnya berkomentar. "Emang dasar Sasa micin! Dia enggak tau aja kali ya, kalo gue tuh, always menjaga dan merawat gigi gue supaya kinclong. Jarang banget kan ada cewek yang hemat air tapi masih tetep menjaga dan merawat giginya kek gue," batin Ira.
Ira mencuci mukanya dan langsung menatap sinis Sasya. Sasya yang melihat Ira sedang menatap sinis ke arahnya, tiba-tiba Sasya mencipratkan air dengan tangan jailnya. Ira kaget dan mulai emosi. Sasya bener-bener mirip kayak netijen yang Ira temuin di Instagram.
"Bangsul banget emang lo micin! Gue sumpahin jomblo baru tau rasa lo!"
Sasya menertawakan Ira. "Hati-hati ya, Ra. Nanti jadi kebalikannya, lho."
Baginya, Ira benar-benar bisa membuat humor Sasya menjadi receh. Ngomong-ngomong tentang receh, entah kenapa Sasya memikirkan gombalan receh Dito. Malam itu adalah malam yang sangat aneh untuk Sasya. Ini pertama kalinya dia di gombali oleh cowok. Dan cowok itu adalah Dito.
Sasya sempat tersenyum dan hampir ingin tertawa karna gombalan receh Dito. Apa mungkin Sasya sudah mulai nyaman dengan Dito? Lalu bagaimana dengan Ratal? Apakah Ratal akan di lupakan oleh Sasya?
***
"Sekarang hari apa si?"
"Hari senin kayaknya, Ra."
"Yeu, ngaco aja lo!"
"Lah, lagian lo aneh-aneh aja si, Ra. Udah tau hari minggu, masih aja nanya-nanya!"
"Nah, mumpung hari minggu mendingan sekarang kita ke Mall aja gimana, Sa?"
"Boleh juga tuh! Sekalian refreshing otak."
Sasya dan Ira segera mempersiapkan diri mereka masing-masing dan berpamitan dengan Atha. Setelah itu, Sasya mengambil kunci mobil miliknya dan langsung menancapkan gas. Sasya dan Ira sedang on the way ke salah satu Mall yang ada di Jakarta.
Sesampainya di Mall, Sasya dan Ira langsung memasuki Mall tersebut. Setiap toko yang ada di Mall ini pasti mereka kunjungi. Tak heran, jika hampir semua yang bekerja di Mall ini sudah sangat mengenal Sasya dan Ira. Bukan hanya toko-toko, tapi setiap sudut Mall dan toilet pun juga mereka kunjungi! Wow, kuker banget gak tuh? *kuker = kurang kerjaan
"Sasa, kita kesana yuk!" Ajak Ira yang sangat antusias.
Sasya yang sedang melihat-lihat kalung yang cantik, akhirnya ia menoleh ke Ira. "Kesana kemana dah?"
"Ke toko jam tangan. Soalnya hari ini gue mau beli beberapa jam tangan gitu. Ya, buat koleksi-koleksi aja si hehe" ucap Ira sambil tersenyum dan memperlihatkan deretan giginya yang bersih.
"Cih, sok banyak duit lo kambing! Tapi mendingan lo ke sana duluan aja deh, Ra. Soalnya, gue masih mau liat-liat kalung ini dulu sih. Enggak apa-apa kan ya?" Tanya Sasya sambil memegang kalung yang berbentuk kucing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasya [Hiatus]
Fiksi RemajaIntinya, berusaha belajar menyukai atau menerima apapun yang tidak kita sukai, itu lah yang aku terapkan dari awal mengenalmu sampai akhir yang seperti ini. Tertanda, Keropimu. ~Cover by Pinterest