"Bang Atal" teriak Tysa saat bertemu dengan Abang tercintanya.
Ratal yang mendengar teriakan itu langsung mencari sumber suaranya. Suaranya tak asing, sangat familiar, dan terlihat cempreng serta khas sekali dengan suara imut anak kecil. Ratal menemukan Tysa yang sedang berlari menghampirinya.
Ratal segera menggendong Tysa saat Tysa sudah di dekatnya. Mencium kening serta pipi Tysa adalah hal yang paling ia suka. Tysa sangat terasa nyaman dan memeluk erat Ratal seakan-akan tidak ingin melepaskannya.
"Sayang, bang Dito dimana? Kok dia enggak sama kamu?" Tysa yang di tanya seperti ini hanya diam membisu.
"Gue disini" suara Dito pun muncul dari arah belakang.
Ratal yang melihat kedua adiknya sudah ada di dekatnya, lantas saja ia mengajak mereka untuk pulang. Mereka harus segera pulang karna Vena-sang Mama dari Dito dan Tysa sudah menyuruh mereka bertiga untuk pulang dan makan siang.
Saat di mobil, Tysa menceritakan tentang kakak baik hati yang membelikannya ice cream kepada Ratal.
"Kakaknya cantik enggak?" Tanya Ratal yang sesekali melirik ke samping.
Ya, Tysa duduk di depan atau tepat di samping Ratal. Sedangkan Dito? Ah, anak itu selalu milih duduk dibelakang.
"Cantik banget kayak plinces di buku celita aku!" Jawab Tysa antusias.
Ratal mengusap kepala Tysa dengan lembut. "Ah, tapi menurut Abang kayaknya cantikan Tysa deh."
Tysa yang mendengar jawaban dari Ratal, tiba-tiba menoleh dan membantah. "Ih, abanggg! Kakak itu yang cantik!"
Ratal tertawa geli melihat tingkah Tysa yang seperti ini. Tysa memasang muka cemberut saat melihat Ratal tertawa. Tysa membuang mukanya dan menatap jendela. Alih-alih sepertinya ia sangat berharap bisa bertemu lagi dengan kakak baik hati itu.
Sambil menatap jendela mobil dan masih memasang muka cemberutnya, ia berkata. "Aku mau ketemu sama kakak itu lagi. Aku mau kakak itu yang ngomelin bang Dito karna bang Dito udah ninggalin aku!"
Ratal terlonjak kaget. Telinganya tak salah dengar nih? Dito ninggalin Tysa waktu di Mall? Ratal melirik ke belakang, lebih tepatnya menatap sinis ke arah Dito. Dito yang melihat itu hanya menaikan alisnya.
Ratal menahan emosi karna ternyata Tysa tidak di jaga baik oleh Dito, tapi untung saja ada perempuan yang baik hati menjaga Tysa. Perempuan itu juga membelikan ice cream untuk menenangkan Tysa. Tapi siapakah perempuan itu? Bikin penasaran saja.
Entah mengapa sekarang pikirannya melayang ke arah Sasya. Sasya, gadis cantik kesayangannya yang sangat suka dengan ice cream, warna ungu, dan juga kucing. Tysa juga menyukai icecream dan warna ungu tapi tidak untuk kucing. Apa jangan-jangan, perempuan yang di maksud Tysa adalah Sasya?
***
Sasya masih membayangkan gadis kecil nan imut itu. Saat dia menangis, takut, bahagia dan cara dia memakan ice creamnya dengan senyum yang sumringah. Senyuman manis terukir di bibir Sasya saat melihat tingkah anak itu. Tapi tiba-tiba kenyataan pahit pun menampar dirinya.
Gadis kecil itu adalah adik dari Dito. Mengingat kenyataan itu, senyuman manis Sasya pun luntur seketika.
"Kenapa sih gue harus ketemu sama Dito lagi? Dan kenapa juga gue harus ketemu sama Tysa yang notabenya adalah adik dari Dito?" Batin Sasya mengadu.
Ira yang melihat Sasya seperti itu, tiba-tiba muncul ide jail. Entah ini ide bagus ataupun tidak, intinya ide ini sangat menguntungkan perutnya.
Ira melambaikan tangannya di depan wajah Sasya, tapi apa yang terjadi? Sasya tak mengubrisnya, tak meresponnya, dan malah mengabaikannya seakan-akan hanya ada dia sendiri disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasya [Hiatus]
Fiksi RemajaIntinya, berusaha belajar menyukai atau menerima apapun yang tidak kita sukai, itu lah yang aku terapkan dari awal mengenalmu sampai akhir yang seperti ini. Tertanda, Keropimu. ~Cover by Pinterest