Penulis hanya manusia yang tak pernah luput dari kesalahan, pun dalam melontarkan argumentasinya. Mohon dikoreksi apabila ada yang salah atau kurang berkenan.
**
Merasa asing di desa sendiri dengan aktifitas barunya tanpa ada suami serta anak-anaknya, Dewi berusaha menyesuaikan diri. Ia sudah tinggal di rumah Bahar dari seminggu lalu, di bangunan yang berbeda agar tak mendapat hujatan dari para tetangga. Rencananya malam minggu nanti akan diadakan rapat mengenai keputusan Bahar membawanya untuk tinggal bersamanya. Lebih tepatnya mungkin sebuah pengumuman yang akan diungkapkan Bahar sebagai kamituwo dengan segala bumbu pembenarnya. Dewi tahu dari dulu seberapa mengerikannya Bahar dalam berpolitik. Dia bahkan ingat bagaimana upaya Bahar mencapai posisinya sekarang dengan menggulingkan Kepala Dusun sebelumnya.Tak disukai oleh Renita merupakan keniscayaan. Tak ada seorang anak pun yang rela kedudukan ibunya tergantikan sekalipun ibunya sudah dalam ketiadaan. Di dunia ataupun di alam baka, tampaknya sosok ibu akan membekas di benak Renita seumur hidupnya.
Almarhumah Sri Widartanti akan selalu menjadi ratu di rumah Bahar selamanya bagi Renita. Orang mati, lebih gampang dianggap sebagai malaikat putih karena perilaku buruknya sudah berhenti sejak jasadnya ditanamkan pada liang lahat. Yang terkenang hanyalah budi baik, padahal untuk makhluk hidup lebih mudah menilai keburukannya. Dunia memang memiliki keajaiban tersendiri dalam mengelola cara pandang manusia.
Dewi tak diizinkan kerja di kandang oleh Bahar. Dia tak ingin bahwa calon permaisuri barunya akan kembali ke jeratan nostalgia bersama Darmana. Bagaimanapun mereka pernah saling mencintai, hingga mengambil keputusan bodoh untuk menikah muda dulu. Bukan orang yang benar-benar jatuh cinta bila tidak bodoh. Kencana Wungu yang menyerahkan tahtanya pada Damar Wulan merupakan salah satu contoh kisah kebodohan klasik. Padahal selain Kencana Wungu, Damar Wulan memiliki beberapa istri simpanan lainnya. Dan banyak kebodohan lain dari kisah-kisah cinta asal nusantara seperti Bandung Bandawasa yang membuatkan seribu candi untuk Roro Jonggrang dalam semalam, juga legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi dengan Tangkuban Perahunya yang memiliki nestapa serupa.
Bahar dengan pemikiran piciknya tentu tak ingin apa yang telah dia genggam akan lepas kembali. Tak pernah ada di kamus Bahar untuk menyandang kekalahan.
"Saya akan menemui pengacara kenalan saya nanti. Kamu jangan pernah ke kandang. Nanti uang setoran susu sapi akan saya ambil sendiri ke kandang agar Darmana tak perlu mengantar ke sini," ucap Bahar pada Dewi.
Dewi tak menyahut. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri. Dengan segala perasaannya yang bercampur aduk di dalam hatinya. Memikirkan siapakah yang menyiapkan bekal makan siang untuk Darmana setiap harinya selepas kepergiannya. Bagaimana dengan Zia dan sekolahnya. Juga Bia, karena sudah seminggu ini ia tak mengabari putri sulungnya sama sekali. Bia pasti akan sangat kecewa mengetahui keputusannya. Dewi bahkan tersenyum kecut ketika pikirannya menampilkan kalimat tanya, mau bagaimana lagi? Seakan tak memiliki pilihan, meski sebenarnya ia benar-benar merasa demikian.
"Dewi, kamu dengar ucapan saya?" tanya Bahar lembut.
Dengusan napas panjang dan anggukan ialah jawaban untuk pertanyaan Bahar.
"Ya sudah, saya pamit dulu." Bahar berlalu melangkahkan kakinya menjauhi Dewi dengan segala kekalutannya.
Kegiatan Dewi hanya beberes rumah utama Bahar yang hanya dapat ia lakukan ketika Renita sedang pergi sekolah. Selebihnya ia hanya duduk termenung yang mana hal itu sangat menjenuhkan dan membuat pikirannya bertambah stress. Alih-alih bisa melampiaskan dengan kemarahan, Dewi hanya banyak terdiam. Lebih lama lagi dia seperti ini, mungkin ia benar-benar bisa kehilangan kewarasannya. Ruang geraknya sangat terbatas, dibatasi oleh perasaan canggung dan tidak enak kemanapun dia pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rudinmeter (End)
Ficción General"Is human value based on the money they can earn?"-NF- Adalah keluarga Darmana, keluarga sederhana, bukan keluarga cemara. Para saksi betapa dunia memiliki sisi yang begitu kejam. Terdiri dari seorang kepala keluarga yang bernama Darmana, Istrinya D...