3. Reality

505 69 8
                                    

3 months later

" Terima kasih ", ujarnya ramah.

Baekhyun menghela nafasnya panjang. Memang bekerja sesaat setelah pulang dari kuliah sangatlah melelahkan. Tak punya waktu hanya untuk sekedar berbaring dan memanjakan kedua kakinya.

Udara sangat dingin beberapa hari ini. Bahkan Baekhyun mengantongi dua hot pack untuk sesekali ia pegang ketika tak ada pelanggan. Baju dobel yang ia pakai seakan tak bisa menahan udara untuk menusuk tubuhnya.

Sebuah lagu diputar di televisi minimarket itu. Seketika ia tersenyum simpul.

" Lipstick ", lirihnya.
Lagu baru dari NCT 127, yang liriknya sedikit errㅡ mengingatkannya pada malam itu.

Ia menggelengkan kepalanya cepat.
Tidak!
Johnny berkata untuk merahasiakan segalanya, karena malam itu memang berawal dari sebuah kesalahpahaman. Jika orang lain tau, mungkin grup kesukaannya akan mendapat banyak haters.

Tapi bohong jika Baekhyun tak mengingat malam yang paling indah baginya itu. Bagaimana ia bisa lupa? Melakukannya dengan biasnya sendiri, panas, bahkan ia tak pernah sampai merasa nyawanya melayang ketika sampai pada titik kenikmatan.

Sejauh ini, hanya Johnny yang bisa membuatnya seperti itu. Uh, ralat! Tidak ada lelaki lain setelah Johnny yang menyentuhnya. Ia tak mempunyai waktu untuk bersenang-senang.

" Ini "

Baekhyun tersenyum ramah.
" Ne ", lirihnya sopan.

Ia melakukan scan pada beberapa barang pelanggan disana. Mengambil kantung plastik secara bersamaan dengan lihai.

" 8.000 won ", ujarnya.
" Baik. Saya terima 10.000 won, ya "

" Ah! Jeogiyo! Jweisonghandae, saya lupa belum membayar ramen ini, tapi saya sudah memasaknya ", ujar seorang lelaki disana.

Baekhyun terkekeh kecil.
" Ne. gwaenchanayo. Apa saya bisa melakukan scannya sekarang? "

" Oh ne, ne. Jwesonghamnida "

Baekhyun menerima ramen yang sudah siap untuk dimakan itu dengan tersenyum. Namun entah mengapa, ramen kesukaannya itu kini terasa berbeda. Baunya terlaluㅡ  menyengat?

hmph!
Perut Baekhyun langsung mual. Membuatnya kedua matanya membelalak.

" Ah, jweisonghamnida, joneㅡ hmph! "

Kedua pelanggan itu langsung mengambil ramen di tangan Baekhyun.
" Gwaenchanayo? "

Suara mereka terdengar sedikit sayu. Lampu minimarket yang begitu terang, perlahan-lahan meredup. Ia melihat kedua orang itu berlari ke arahnya, seolah berteriak, namun ia tak bisa mendengar suara mereka.

Sampai ia benar-benar tak sadarkan diri.

-Reality-

Kedua mata sayu itu sedikit terbuka, karena cahaya matahari yang sangat terik langsung mengenai matanya. Sayup-sayup mendengar percakapan, yang terkesan seperti pertengkaran.

Clang!

Hingga dirinya harus sepenuhnya sadar ketika suara pecahan itu memenuhi telinganya.

Samar.
Namun Baekhyun dapat melihat kedua orang tuanya yang tengah berdiri disana. Denganㅡ Jennie? yang menangis dengan bersimpuh di lantai.

" Eomma? Appa? ", lirih Baekhyun.

Bersamaan dengan Ibunya yang mendekat, pandangan Baekhyun berangsur jelas. Dapat ia lihat raut wajah wanita paruh baya itu menangis dan penuh akan emosi.

Unwanted Angel (Johnny Suh × Byun Baekhyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang