7] Pertimbangan

6 2 0
                                    

Taemin bergegas meninggalkan Hanbyul ketika mengetahui siapa tamu yang datang menemuinya di kala pintu rumah sudah seharusnya tertutup, tidak terbuka lagi bagi makhluk-makhluk yang bukan penghuni kediaman tersebut. Meninggalkan Hanbyul dalam keadaan polos tak berbusana.

Pria itu bahkan tidak mengucapkan sepatah kata pun, tidak juga sekedar mengecup keningnya yang selalu dilakukannya setiap kali dia akan berpisah dengan Hanbyul. Gadis itu masih terbaring dalam perasaan yang tak menentu. Diraihnya selimut di atas tempat tidurnya, menutupi tubuhnya dan beranjak untuk menutup pintu kamar yang juga ditinggalkan terbuka.

Setelah itu ia membawa dirinya menuju kamar mandi, membilas seluruh tubuhnya. Peluh keringat terbentuk di sekujur tubuhnya. Ia mungkin tidak bergerak banyak, hanya berusaha mengikuti pergerakan yang dilakukan oleh Taemin. Tapi sama seperti orang yang mengeluarkan keringat dingin karena rasa takut yang berlebihan, itulah yang terjadi pada Hanbyul.

💐 💐 💐 💐 💐 💐 💐

Keesokan paginya, seperti biasa Hanbyul bangun di saat hari masih gelap. Bahkan sang ayam jantan pun masih enggan membuka matanya, mengira belum waktunya untuk berkokok, sekedar memberitahukan dunia bahwa sudah saatnya untuk kembali bersiap memulai aktivitasnya. Ia melihat sebuah tangan kekar yang sudah melingkar kembali di pinggangnya. Memindahkan tangan tersebut dari tubuhnya secara perlahan, Hanbyul bersiap untuk memulai kembali harinya.

Menggelung rambutnya ke atas seadanya, Hanbyul mengeluarkan bahan-bahan makanan dan mulai mengolahnya. Suara ketukan di talenan, diikuti dengan suara bumbu mendesis di atas minyak panas dan diakhiri dengan aroma makanan yang menggoda setiap indera penciuman para penghuni kediaman mewah tersebut. Seperti itulah rutinitas di rumah tersebut dimulai.

Setelah menyiapkan sarapan, Hanbyul pun kembali ke dalam kamar untuk memilihkan baju, tepat di saat Taemin baru saja selesai mandi. Tubuhnya hanya berbalut handuk di bagian pinggang ke bawah, menutupi sesuatu yang nyaris menembus pertahanan Hanbyul semalam. Tanda-tanda kebiruan di dada pria tersebut terlihat semakin jelas dan bertambah banyak.

Meskipun Hanbyul mungkin masih menjaga kesuciannya, perihal istilah hickey, bukanlah suatu hal yang tidak pernah diketahuinya. Gadis seusia Hanbyul, paling tidak, pernah 1-2x mendengar istilah tersebut dari bibir teman-teman wanitanya yang membicarakan pengalaman bercinta mereka dengan kekasih. Tapi bagi Hanbyul, lebih sulit baginya untuk mencari tahu siapa teman yang pernah berbagi pengalaman tersebut dengannya.

Lagipula, melihat dari mimpi-mimpi yang terkadang menampilkan kilasan masa lalunya, Hanbyul pun sudah memiliki kekasih atau bahkan tunangan. Bisa jadi dia pun sudah pernah memiliki tanda yang persis sama dari pria masa lalunya.

"Taemin-ssi." panggil Hanbyul lembut. Yang jika diartikan; I know what you did last night or the other night. Anehnya, dia tidak merasa tersakiti ataupun dikhianati.

"Ya, Sayang?" jawab Taemin tak kalah lembutnya. Pria tersebut mengekor di belakang istrinya menuju walk in closet untuk memilihkan baju untuknya. Dan saat tubuh istrinya berhenti untuk menarikan jarinya di hadapan kemeja-kemeja berbagai warna, mencari warna yang cocok untuk dikenakan Taemin hari ini, lengannya melingkar mesra di pinggang ramping Hanbyul.

Setelah menjatuhkan pilihannya, gadis itu memutar badannya, berlaga mencocokkan kemeja tersebut pada tubuh suaminya, "Oh?" ucapnya sambil memiringkan kepalanya. "Ada apa dengan dada Taemin-ssi?" tanyanya lagi, berlagak polos.

It's You, Right?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang