10] Dusta

7 1 0
                                    

"Ma-maaf, Nyonya." ujar Paman Ji ketika lampu sorot mobilnya menangkap basah majikan prianya sedang asyik bercumbu dengan wanita yang tidak dikenalnya.

"Hehehe. Kenapa Paman Ji meminta maaf? Paman tidak melakukan kesalahan apapun. Tidak perlu khawatir, itu bukan hal yang baru saya ketahui." ujar Hanbyul dengan tenang.

Berbeda dengan Hanbyul yang menyikapi perselingkuhan suaminya dengan tenang, Namjoon justru terkejut dan menatap pasangan zinah itu dengan mata nyalang. Rahangnya bergerak-gerak, menjadi ciri khasnya ketika pria itu sedang menahan amarah.

"Paman Ji, tolong antar Namjoon-ssi ke kantor ya."

"I-." belum sempat Paman Ji menyelesaikan kalimatnya, Namjoon segera memotongnya.

"Hanbyul-ssi, tunggu!" Namjoon segera turun dari mobil dan bergegas mendampingi Hanbyul. "Paman, bisakah Paman tunggu sebentar? Saya akan menemani Hanbyul-ssi, setelahnya kita baru sama-sama ke kantor."

"Baik, Tuan." ujar Paman Ji dan segera mematikan mesin mobil, berdiam dan menunggu sekaligus memperhatikan kedua majikan dengan kedua kenalan yang mendampinginya.

Hanbyul melangkah dengan anggun dan elegan, mendatangi mobil dengan dua penumpang yang sedang sibuk membenahi diri. Gadis itu tersenyum menyeringai pada pasangan tersebut. Tepat di saat itu, ia mengetahui dengan pasti keputusan yang akan diambilnya mengenai mahligai rumah tangganya.

"Hanbyul-ssi, Anda tidak perlu melakukan ini." ujar Namjoon, menangkap pergelangan tangan gadis tersebut.

Hanbyul sedikit memutar wajahnya, menghadap Namjoon, "Tidak apa-apa, Namjoon-ssi. Saya tidak akan melakukan apapun. Saya menghampiri pria yang masih berstatus sebagai suami saya karena dia menghubungi saya dan meminta bantuan saya. Walaupun saya tidak mengerti, bantuan apa yang diharapkannya dari saya."

Dengan gerakan lembut, Hanbyul melepaskan tangannya dari tangkapan Namjoon dan kembali mendekati mobil tersebut. Mengetuk kaca jendela mobil dan menunggu dengan tenang sampai salah satu dari Taemin atau Ny. Han membuka pintu atau menurunkan kaca jendelanya. Sementara Namjoon mengikuti Hanbyul dengan emosi yang tidak tertahankan. Jika bukan karena pembawaan Hanbyul yang tenang, pria tersebut mungkin sudah berubah menjadi hakim jalanan.

Bukan karena ingin menjadi jagoan tapi siapapun pasti akan dipenuhi emosi jika melihat sebuah perselingkuhan tersebut terjadi di depan mata. Terutama ketika orang yang diselingkuhi itu adalah orang yang kita kenal.

Satu pintu terbuka, diikuti dengan pintu lainnya. Taemin, sebagai seorang laki-laki, menurunkan kakinya terlebih dahulu dari mobil, menemui Hanbyul. Dan sekali lagi, Hanbyul hanya menatap suaminya dengan sebuah senyuman.

"Paling tidak, Taemin-ssi bersikap jantan untuk saat ini dengan menghadapiku terlebih dahulu. Tenang saja, aku tidak akan membuat panggung di parkiran ini. Perkara ini, biar kita selesaikan di rumah. Lalu, tentang telepon tadi, bantuan apa yang Taemin-ssi minta dariku?" setelah bertanya seperti itu, Ny. Han mengikuti langkah Taemin, melangkah keluar dari mobil tersebut. Wajahnya merah padam.

"Kita bertemu lagi, Ny. Han. Saya masih menunggu undangan makan siang dari Ny. Han. Karena bertemu disini, saya pikir bagaimana kalau kita mengubahnya dengan makan malam? Kebetulan saya juga sedang bersama rekan kerja. Jumlah yang pas, jika Ny. Han berkenan, bisa berpasangan dengan Taemin-ssi. Saya tidak masalah dengan Namjoon-ssi."

It's You, Right?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang