19] Perintah Taemin

12 1 0
                                    

'Cabut aduanmu, baik perkara perceraian maupun perkara penganiayaan dan pemerkosaan. Atau aku akan menggunakan video CCTV ini sebagai bukti penganiayaan yang dilakukan selingkuhanmu.'

Hanbyul terpaku di tempatnya. Tubuh yang tadinya bersandar dengan santai pada headboard di kamar rahasia tersebut, berubah tegak dan kaku karena pesan yang diterimanya.

'Dan pulang ke rumah hari ini juga. Ada hal yang harus kita lakukan secepatnya.'

Tangan Hanbyul bergetar hebat membaca pesan yang pastinya dikirimkan oleh Taemin. Beberapa hari belakangan, Hanbyul menyadari Taemin mampu melakukan hal-hal seperti ini, hal-hal yang bahkan tidak pernah terlintas dalam pikirannya. Hanya dengan 2 buah pesan yang dikirimkan Taemin padanya, tubuh Hanbyul kembali lemas, tak berdaya. Bertolak belakang dibanding beberapa jam lalu, dimana dia sepenuhnya semangat menemani Namjoon untuk pembukaan resmi kantornya.

Bangun di pagi hari dengan penuh antusias, bahkan mengeluarkan keterampilan terbaiknya untuk merias diri. Namjoon yang datang lebih cepat dari waktu yang disepakati, pun datang dengan satu set pakaian indah, lengkap dengan sepatu hingga aksesoris. Seperti yang biasa Taemin lakukan. Tapi dengan gaya yang sepenuhnya berbeda. Jika Hanbyul harus mengenakan riasan mewah untuk menandingi hadiah Taemin yang juga sepenuhnya mewah, lain halnya dengan hadiah yang diberikan Namjoon.

Hadiah yang diberikan Namjoon sama mewahnya dengan yang diberikan Taemin. Dengan merk yang tak kalah terkenalnya. Tapi Namjoon memberikan satu set hadiah yang sederhana, agar kecantikan dan keindahan Hanbyul tidak tertutupi dengan kemewahan pakaian dan aksesorisnya. Bagi Namjoon, Hanbyul-lah yang harus bersinar bukan pakaiannya ataupun aksesorisnya. Pria itu ingin memamerkan pasangannya, bukan kekayaannya.

Keduanya bahkan memperlihatkan sikap mesra satu sama lain ketika bertemu, setelah keduanya saling memastikan perasaan mereka masing-masing malam sebelumnya, ketika Namjoon mengunjungi Hanbyul untuk sekedar mengurangi rasa sesak di dadanya setelah mengetahui bahwa Taemin sepenuhnya merebut Hanbyul dari tangannya dengan sengaja. Mantan sahabatnya menggunakan Hanbyul sebagai tawanan yang tidak menyadari bahwa dia ditawan karena amnesia yang muncul di tengah-tengah rencananya menjatuhkan Namjoon, memberinya sebuah kesempatan besar untuk melancarkan aksinya.

Hanbyul melempar pandangannya ke arah televisi, melihat Namjoon yang masih disibukkan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan para jurnalis. Tubuhnya terasa lebih berat dibandingkan ketika dia baru saja mengalami penganiayaan dan pemerkosaan oleh Taemin. Hanbyul memaksakan dirinya untuk bangkit dari tempat tidur Namjoon dan berjalan menuju lift yang akan membawanya ke lantai dasar.

Setelah menaiki lift yang membawanya turun dari lantai 25, Hanbyul segera membawa dirinya menuju pintu belakang gedung. Bergerak secara perlahan dan sehening mungkin, mencegah tertariknya perhatian para jurnalis, terutama perhatian Namjoon.

Sementara itu, Namjoon menerima sebuah pertanyaan yang menanyakan keberadaan sang pendamping yang selalu dibanggakan oleh Namjoon dalam setiap wawancara yang dilakukannya. "Istri saya, dia sedang berhalangan hadir karena kesehatannya yang sedikit buruk karena satu dan lain hal. Sesudah kesehatannya sepenuhnya pulih, Byul pasti akan senang menemui rekan-rekan jurnalis semua. Saat itu, kami akan mene-- Byul-a? Maaf, tunggu sebentar." dengan satu permintaan maaf tersebut, Namjoon bergegas menuju pintu ruang serbaguna gedung tersebut.

Saat menjawab pertanyaan seputar Hanbyul, pintu ruangan terbuka mempersilakan tim katering yang disewa Namjoon memasuki ruangan, mempersiapkan minum maupun cemilan bagi para tamu. Saat itu juga, Namjoon melihat sosok Hanbyul yang berjalan menuju pintu belakang gedung. Tanpa pikir panjang, Namjoon segera melesat keluar menuju arah perginya Hanbyul.

Namjoon tiba tepat waktu di parkiran belakang ketika Hanbyul menaiki sebuah taksi. Dari penglihatannya, ada sesuatu yang mengganggu Hanbyul. Wajahnya terlihat pucat, tubuhnya pun terlihat bergetar, gerak tubuhnya juga menunjukkan sebuah ketakutan dan kegugupan. Namjoon segera meraih ponsel dari dalam saku jasnya, dan menekan kontak Hanbyul.

It's You, Right?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang