5 × Lebih Dari Indah🎠

10.2K 1.6K 566
                                    

Aku lelah

Eneg sama klesrum😒



.








"Selamat pagi, Tuan Muda..."

"Pagi, Paman Allen!" Jungwon berucap ceria ngebales sapaan Allen, kepala pelayan di rumah Jay sekaligus orang yang paling Jay andalkan di antara ratusan orang yang dia pekerjakan.

Langkah kecil Jungwon yang baru aja turun dari tangga dengan pakaian rapi siap ke kampus disempatkan untuk jalan ke pantry, nyamperin Allen yang lagi sibuk nyusun beberapa buah sandwich estetik.

"Paman Allen masaknya jago banget...." mata Jungwon membola takjub. "Kalo aku paling buat ginian cuma roti tawar pake nuttella KW sama meses kiloan~"

"Kalau begitu saya akan memberi Tuan banyak makanan yang belum pernah Tuan coba sebelumnya," Allen tersenyum di tengah aktifitasnya.

"Terima kasih, kalo gitu. Tapi jangan panggil Tuan. Kan aku lebih muda dari Paman... Panggil Jungwon aja!"

"Baiklah. Begitu pun denganmu, panggil saja saya Allen, seperti Tuan Jay memanggil saya."

Jungwon nurut aja meski merasa nggak enak. Tapi di samping semua itu, Jungwon nggak nyangka ini nyata. Percakapan sama pelayan kayak gini kan novel banget. Kek kek kek... nggak bisa dipercaya gitu.

Sejujurnya Jungwon sama sekali nggak nganggap mereka semua yang kerja di rumah ini adalah bawahannya. Ngerasa pantes dilayani pun enggak karena bukan dia yang kasih mereka gaji. Ibaratnya, dia cuma orang asing doang.

"Jungwon boleh bantu?" tanya Jungwon semangat, keinget saat dulu sering bantu Bunda Bela masak untuk anak-anak.

"Tentu saja. Kau hanya perlu menata isi sandwich ini, sementara saya memotong tomatnya."

Cowok mirip kucing berbulu domba itu ngangguk lucu lalu cuci tangan dan langsung ngerjain apa yang Allen suruh. Bikin sandwich-nya harus estetik biar jadi mirip Krabby Patty.

Roti, saus, selada, daging, keju, telur, mayonaise, bawang bombay, timun, tomat, lalu tinggal ditutup lagi pakai roti.

"Ihh telurnya mleyot keluar...." Jungwon mendesah kecewa liat sandwich bikinannya nggak serapi punya Allen. Allen yang ngedenger rutukan gemes tuan muda barunya hanya menanggapi dengan senyum maklum.







"Selamat pagi, Tuan."

"Pagi Allen," yang disapa menjawab dengan nada berwibawa ala presiden, lalu langkah tegapnya berpindah ke balik pantry.

Pagi itu Jay tampil super rapi dengan jas licin super mahal, sepatu pantofel hitam mengkilap, dasi yang diikat rapi, serta rambut hitam yang kelewat klimis.

"Morning, my sheep garden," Jay menyapa dengan suara rendah sambil ngusak rambut depan istrinya.


Jungwon yang masih kemusuhan akibat kelakuan Jay semalem nepis kasar tangan bau duit suaminya itu. Total gedeg, nggak minat keluar tenaga untuk basa-basi bahkan sekedar ngumpatin cowok itu.


"Allen, aku berangkat ke kampus dulu. Permisi."

Tanpa banyak omong lagi Jungwon pergi dari pantry, nyenpetin diri untuk nyikut kasar rusuk Jay. Makin ngelunjak. Suami sendiri padahal.


"Aku bosan dengan uang-uangku. Mereka bisa memberiku segalanya, tapi tidak dengan hati anak itu," hela Jay sepeninggalan Jungwon.

Rutinitas pagi semenjak nikah ma Jungwon : sambat ke Allen tentang ngenesnya malam dia yang nggak bisa cuddling, lalu paginya nggak ada morning kiss dan adegan uwu dalam bentuk apapun. Sekali peluk dan cium Jungwon itu pun diem-diem. Ngenes banget.

say the love; jaywon✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang