Desas-desus kabar miring mengenai Abel sudah menyebar luas pagi ini. Terkait sebuah foto dan video yang menunjukkan Abel dengan kondisi memprihatinkan. Naida dan Cassia sama-sama merasa tidak percaya. Mereka merasa bersalah karena kemarin tidak bisa menemani Abel sampai pulang bersama Atlantas. Penyesalan memang selalu datang terlambat, bukan.
Entah siapa yang pertama kali mengirimkan foto tersebut, tapi beritanya sudah menyebar luas kemana-mana. Banyak orang yang beranggapan buruk terhadap Abel, apalagi dipostingan tersebut ditambahkan caption 'korban nganu' tentu saja orang mulai berfikiran yang enggak-enggak.
Mitsuko yang berada di samping Naida hanya bisa menenangkan cewek tersebut yang tampak terisak. Melihat kondisi Abel difoto tersebut benar-benar membuat hatinya jadi teriris.
Tapi, jika Naida yang menangis, maka Cassia mencoba untuk tidak begitu. Ia hanya sibuk membalasi komentar-komentar buruk terhadap Abel di sebuah postingan gosip sekolah.
Tak hanya dari siswa-siswi SMA Delton saja yang memberikan komentar buruk, tapi juga dari sekolah luar. Rasanya Cassia benar-benar ingin mematahkan semua jari-jari yang telah mengetikkan komentar hate di sana.
Tiba-tiba saja pintu kelas diketuk oleh seseorang. Cassia mengernyitkan dahi. Di depan sana ada Nabila yang tampak terengah-engah. Dengan cepat ia menghampiri teman SMP-nya tersebut.
“Lho, Nabila?”
“Gawat, Cas, gawat!” ucap Nabila panik. Cewek tersebut langsung menarik pergelangan tangan Cassia menuju koridor yang sudah dipenuhi oleh para siswa-siswi.
“Eh-eh, kenapa Bil?”
“Kak Sandi jambak-jambakan rambut sama Daisy,” jawab Nabila di tengah-tengah langkah mereka. Sontak Cassia melototkan kedua matanya.
“HEH, JANGAN NGADA-NGADA LO, YA?!” Cassia mempercepat langkahnya.
Nabila menggeleng pelan. Sama-sama mempercepat langkah. “Siapa juga yang bohong! Nggak warasnya kak Sandi emang kambuh lagi!”
Cassia memukuk lengan Nabila keras. Tidak setuju dengan apa yang diucapkan Nabila. “Sandi waras, ya!” katanya.
Nabila tampak cengar-cengir. “Iya-iya,” sahutnya setengah mencibir.
“Lo tuh, ya!" Cassia melototkan kedua matanya. “Awas aja lo kalau ngomong gitu lagi keras-keras. Bisa diserang fans-nya lo, mau?”
“Ya, enggaklah. iya-iya ampun, Nyai.”
“Nyai ndasmu!”
Nabila terbahak keras. Cassia mengabaikannya dan segera masuk ke dalam kerumunan tersebut.
“Habis dah riwayat gue setelah ini.” Cassia bermonolog dalam hati. Kedua matanya menatap ke arah depan.
Nabila yang berada di sisi Cassia hanya bisa terkekeh pelan. “Apa gue bilang. Syndrome jambak-jambakan Kak Sandi kambuh, kan?”
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANTAS || END
Teen Fiction[ Winner of the co-writing event held by TWT] Warning ⚠️ Terdapat banyak kata-kata kasar, harap bijak dalam membaca. Bandidos, siapa yang tidak mengenal nama Geng Motor terbesar di Jakarta tersebut. Diikuti oleh ratusan anggota dari berbagai siswa...