“Layaknya malaikat, setiap manusia yang kita jumpai juga punya tugas masing-masing dalam hidup kita,” —Abel.
🏍️🏍️🏍️
Kemarin sore, Abel dibawa oleh Sean menuju sebuah hutan yang terletak jauh dari rumahnya. Hampir setengah jam ia berjalan sampai akhirnya bisa menemukan lokasi rumah Atlantas sesuai di denah. Dan saat ini ia duduk di ruang tamu. Menelisik satu persatu perabotan dari rumah tersebut yang tampak mewah dan elegan.
Ternyata di ruang besar berlantai dua ini hanya ada Atlantas seorang.
“Kak Atlas kenapa manggil Abel ke sini?”
Atlantas menyesap cola-cola dinginnya hingga tertinggal setengah saja. “Ikut gue,” ucapnya menuju tangga yang menghubungkan dengan lantai dua.
“Ngapain?”
“Nanti lo juga bakalan tau.”
Dengan sedikit was-was Abel mengikuti langkah panjang Atlantas menuju lantai dua. Mereka memasuki sebuah kamar.
“Kenapa kamar?”
Atlantas membuka pintu balkon. Hawa dingin langsung berhembus begitu saja, mengibarkan kain gorden di dekat pintu tersebut.
“Kemarilah,” pinta Atlantas.
Abel melangkah pelan. Ikut duduk di lantai dengan kedua kaki yang di selonjorkan. Sebuah selimut tipis menutupi bagian pahanya. Abel terkesiap kaget.
“Dingin,” ucap Atlantas datar. “Rok lo kependekan.”
Abel bergumam pelan. “Makasih.”
Balkon dengan pembatas rendah itu menjadi sedikit menakutkan untuk Abel. Namun, panorama¹ yang tersaji di depan matanya ini membuat Abel tak henti-hentinya berdecak kagum. Pohon-pohon besar tinggi menjulang terasa seperti ingin menyentuh langit. Tanpa sadar Abel tersenyum tipis, suasana sepi di sini malah membuatnya damai dan rilex.
¹: pemandangan
“Lo suka sunset?” tanya Atlantas tiba-tiba membuka obrolan. Cowok tersebut tidak melirik sedikitpun ke arah Aneh. Dia hanya menatap lurus ke depan.
Abel memiringkan kepalanya, menatap pahatan rahang Atlantas yang benar-benar terlihat sempurna dari samping.
“Suka. Dari kecil kalau Abel sedih, senang, kecewa, atau apapun, Abel pasti pergi cari sunset.”
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANTAS || END
Fiksi Remaja[ Winner of the co-writing event held by TWT] Warning ⚠️ Terdapat banyak kata-kata kasar, harap bijak dalam membaca. Bandidos, siapa yang tidak mengenal nama Geng Motor terbesar di Jakarta tersebut. Diikuti oleh ratusan anggota dari berbagai siswa...