~6~

40 16 5
                                    

Yooo happy reading ^^













Dira sudah duduk cantik di meja makan sambil menunggu Bi Sarti menyiapkan makanan nya. Dira pintar masak hanya saja kemalasan selalu melandanya.

Bi Sarti yang sudah selesai memasakkan makanan yang Dira inginkan langsung membawakan Dira di meja makan dan  juga menyiapkan air dingin untuk Dira.

Dira yang tadinya sedang bermain game langsung menatap lapar ayam goreng dan tumis kangkung yang ada di hadapannya.

Dira memang orang kaya tapi Dira selalu makan seadanya yahh walaupun Dia ingin makan makanan yang mewah bisa tapi Dira selalu makan makanan yang sederhana.

Ditengah tengah makannya tiba-tiba Raka ikut duduk si depan Dira. Dira yang duduk di depan nya sontak kaget dan tidak sengaja menyemburkan makanan yg ada di mulutnya.

"kalo makan tuh pelan-pelan," ucap Raka dengan tertawa kecil.

"yehhh gue kenain ke muka lo baru tau rasa!" ucap Dira ketus.

Makanan yg tersembur untungnya tidak mengenai Raka karna meja makan nya lumayan besar jadi ada lah jarak antara Dira dan Raka.

"Raa..." panggil Raka tapi tidak dihiraukan oleh Dira yang sedang makan sambil bermain hp.

"apa," jawab nya singkat tapi matanya tetap tertuju pada hpnya.

"gua minta maaf soal kejadian semalam," kata Raka lembut berusaha meminta permintaan maaf pada Dira.

"nggak!" jawab Dira ketus lalu mengangkat piringnya yang sudah bersih lalu menyimpannya di dapur dan meninggalkan Raka yang masihh bermuka masam.

Tapi bukan Raka namanya kalo cuman segitu perjuangannya meminta permintaan maaf pada Dira.

"ayolahhh Raaa gua minta maaf, suerr dahhh semalam gua bener-bener nggak ngeliat lu," ucap Raka sambil menyatukan tangannya di depan dada lalu terus menatap Dira yang tengah mencuci piring bekas makannya.

"nggak! Kalau gue bilang nggak yaa nggak! Jangan gangguin gue!" jawab Dira ketus lalu bergegas ke belakang rumah.

Tapi Raka terus saja menguntit Dira kemanapun Dira pergi dan juga terus meminta maaf.

Sesampainya di helakang rumah Raka juga masih saja mengikuti Dira. Tapi sesuatu yang membuat Raka sedikut gedek dengan Dira.

"heh lu mau ngapain ke kandang kelincinya BangZai?" tanya Raka yang sedang membuka kandang Kelinci BangZai dan Dira hanya tersenyum jahat mendengar perkataan Raka.

Kelinci BangZai lumayan banyak jadi membutuhkan kandang yang lebih besar juga. Tapi kelincinya seringkali berkurang karna bandit besar yang sering menyiksanya kalau sedang badmood yaa siapa lagi kalau bukan Dira, tapii BangZai tidak pernah marah jadi Dira leluasa.

"kepo aja," jawab Dira.

Raka yang mendengar jawaban ketus Dira hanya bisa diam dan terus memperhatikan kelakuan Dira.

Raka terkejut melihat Dira mengeluarkan Belati kesayangannya tapi belati Dira agak sedikit berbeda dengan ukiran yang ditutupi oleh kristal biru yang sangat mengkilap dan ukiran nama Dira yang terukir begitu indah. Munkin saja Dira sudah sedikit mengubah Belati kesayangannnya.

"mau ngapain lo! Jangan bilang lu mau ngenyiksa kelinci BangZai lagi?" tanya Raka sambil mempelototi Dira.

"serah gua dong! Atau gua nyiksa lu aja!?" jawab Dira sedikit ngegas.

Raka yang mendengarnya langsung mundur satu langkah.

"haduhh.. Dira makin lama makin nyeremin aee," ucap Raka dalam hati sambil terus mengamati Dira yang sedang memilih milih mangsanya.

Akhirnya Dira tertuju pada seekor kelinci yang sedikit gemuk yang sedang makan.

"makan yang banyak kelinci, gue tungguin dah lo makan untuk yang terakhir kalinya," ucap Dira sambil tertawa menyeramkan. Raka yang mendengarnya langsung bergidik ngeri.

"astagfirullah sadarr Raaa," kata Raka menegur Dira.

"Diam atau lo yang gue mutilasi! Mau?!" tanya Dira dengan sinis.

"iyayaa gua diemm, baru kali ini gua live nonton Araa gua ngemutilasi Kelinci BangZai," jawa Raka langsung menelan ludah nya sendiri.

Dira yang melihat kelinci itu selesai makan, ia langsung mengambilnya dengan cara mengangkat kepalanya. Nampak kelici itu sedang meronta ingin di lepas.

Raka langsung bungkam. Baru segitu aja Raka sudah nggak tega apalagi kalau udah di mutilasi tuh kelinci.

BangZai yang tadinya ingin memberi makan tambahan kepada kelincinya langsung memasang muka masam ketika melihat Dira yang sedang berdiri sambil mengangkat kelincinya dengan cara memegang kepala kelincinya.

"nahkan, baru semalam juga gua bilang ehh kejadian. Sabar para kelincikuu pasti kalian masuk surga kok, tunggu BangZai di surgaa," ucap BangZai sambil tersenyum masam.

BangZai lalu melanjutkan jalannya ke arah Dira, Dira yang melihat kedatangan BangZai hanya menatapnya datar.

" hati-hati Kaa ntar lu juga yang dimutilasi sama si Dira," kata BangZai sambil tertawa melihat wajahh pucat Raka yang melihat Dira tengah mencabut bulu leher kelinci yang masih hidup itu.

"heheh gua ambil aman aja dahh bang, gua juga masih mau idup. Belum lagi nikah sama Si Araaa ucul gua," jawab Raka tersenyum masam.

"ucul ucull psikopath maksud lo?" jawab BangZai sambi tertawa dan membuat Raka ikutan tertawa.

Dira yang mendengar Raka mengucapkan kata itu langsung menatap Raka tajam dan tangannya semakin gencang mencabuti bulu leher kelinci itu.

Dira hanya diam dan terus melakukan apa yang dia inginkan kepada kelinci malang itu. Sebenarnya Dira sengaja melakukan semua ini, ia ingin mengerjai Raka dan berhasil. Raka sudah terlihat pucatt karna ngeri melihat Dira yang tengah menyiksa kelinci yang masih hidup itu.

Dira membawa kelinci malang itu ke tempat mutilasinya, yaahhh memang sudah sering Dira melakukan semua ini kalau dia lagi dilanda amarah.

Dira menaruh kelinci itu ke atas meja sambil memegang belati kesayangannya. Ia mengarahkan belatinya ke leher kelinci itu yang sudah Dira buka bulunya dengan paksa. Terlihat kelinci itu tengan menggeliat takut.

Dira langsung mengoyak leher kelinci itu dengan kasar dan Raka? Langsung meneguk kasar ludahnya sendiri. Sedangkan BangZai tertawa melihat ekspresi Raka yang mungkin sudah hampir pingsan dengan apa yang Dira lakukan.

Dira mengambil sarung tangan karet yang ada pada laci meja itu lalu memakainya. Setelah itu Dira memasukkan tangannya ke dalam leher kelinci itu lalu menariknya dengan kencang sehingga bagian dada kelinci itu robek dan darah bercucuran dimana mana.

Bahkan darah kelinci itu sampai mengenai wajah Raka. Raka sudah tidak tahan ia langsung berdiri dari kursinya lalu hendak keluar dari kandang kelinci itu.

"ethhhh! Kalo lo bergerak lo yang gua mutilasi! Masa gini aja takut!" ucap Dira sinis sambil menyodorkan paruh - paruh kelinci yang sudah Dira tancapkan pada belatinya.

"gua mau ke wc! Lo mau gua buang air di sini!" kata Raka menaikkan suaranya, alasan yang sudah tak tahan dengan kelakuan Dira.

"alasan!" ucap Dira sinis.























Jangan lupa di vote dan komen yakkk

Thankyouuu ^3^

~M.F.M~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang