Happy reading....
Enjoyy yaa... Jangan di bawa tegang. Hihihi😁
Di tempat lain, ada seorang wanita yang mungkin usianya sudah berkepala 4 teriak tak karuan di depan rumah Arkan.
"Heh! Om-om! Keluar lo! Dimana suami gue!" teriak ibu2 itu.
Semuanya keluar dari rumah Arkan dan mereka langsung dihadiahi oleh teriakan-teriakan keras oleh ibu² itu.
"Ada apa ini?!" tegur papah Ando pada wanita tua itu.
"Heh pak! Mana suami saya? Kata warga, bapak yang bawa suami saya sama 2 temennya!" bentak wanita tua itu.
"Mungkin ibu sudah terlambat," sinis papah Ando sambil melipatkan kedua tangannya di depan dada.
"Maksud bapak apa hah!" bentak wanita itu semakin histeris.
"Mau saya antarkan ke suami anda?" ucap papah Ando dengan senyum smirknya yang membuat wanita tua itu semakin menjadi jadi.
Kita kembali dimana Dira berada, kedua preman itu mulai sadar dan Dira nampak senang melihat nya.
"Haiii,, botak? Emmmm.... Gue pengen bikin lo lebih botak, bolehh yaa?" kata Dira dengan nada yang menyeramkan.
"T-tolong! J-jangan bunuh saya!" ucap preman botak itu terus menunduk.
"Huh! Siapa suruh nyebut gue jalang tadi! Sekarang lo harus rasain balasan gue!" kata Dira menarik dagu preman botak itu.
Tanpa basa-basi lagi, para bodyguard membuka ikatan preman itu pada kursi dan langsung menyeretnya ke lubang yang besarnya hampir sama persis di sebelahnya,lebih tepatnya lubang yang sekarang penuh dengan darah beserta mayat ketua preman itu.
Mereka langsung menghempaskan preman botak itu pada lubangmya sendiri. Preman botak itu sudah menggigil ketakutan melihat Dira yang baru saja kembali dari mengambil belatinya yang ia taruh tadi di meja.
Dira langsung mengarahkan belatinya pada kepala botak preman itu, tapi Dira agak kesulitan karna preman itu terus saja bergerak.
"Jangan bergerak bangsad!" bentak Dira karna sudah mulai kesal.
Nada yang sudah sangat kesal langsung saja mengorek kepala preman itu.
"Akkkkhhh!" pekik preman itu tapi tak dihiraukan Dira.
Dira membiarkan terlebih dahulu darah preman itu keluar, wajah preman itu sekarang sudah dipenuhi oleh darahnya sendiri. Dira kembali mengenakan sarung tangan karet baru dan memasukkan tangan nya pada korekan.
Dira memasukkan kedua ruas jarinya, telapak tangan yang sebelah kanan menghadap ke kanan dengan ujung jari-jari tangan menekan kuat ke arah dalam kulit kepala preman itu. Sedangkan telapak tangan kirinya menghadap ke kiri juga dengan ujung jari-jari menekan kuat masuk ke dalam kulit kepala preman botak itu. Sampai2 Dira dapat merasakan tulang tengkorak preman botak itu.
Krakkk.....
Cratttt......
"ARKKKKKKKKKHHHHHHHHHH..........!" teriak kencang pria botak itu kesakitan.
Dengan sekali tarikan Dira langsung merobek kulit kepala preman botak itu dengan dingin dan kejam. Preman botak itu meronta kesakitan tapi perlahan energi pria itu mulai sedikit demi sedikit berkurang.
"Ucucucu.... Sakit ya? Sama aku juga, tapi... Boong." kata Dira sambil menarik paksa dagu preman itu. Preman itu masih setengah sadar tapi ia sudah linglung karna kehabisan sangat banyak darah.
Preman itu sudah kehilangan kesadarannya, tangannya mulai mendingin, dan detak jantungnya semakin melemah. Dira kembali mengambil belatinya dan mengarahkannya pada jantung preman itu, seperti cara Dira menghabisi ketua preman tadi.
Jlebb....
Belati Dira langsung melesat masuk ke dalam organ yang sangat di butuhkan oleh manusia. Setelah itu Dira lalu menarik keluar belati kesayangannya dengan sekali hentakan. Bersamaan dengan itu juga darah mulai muncrat keluar di mana Dira membuat lobang tepat di tengah jantung preman itu.
"Heiii, kalian nggak mau ambil yang satu itu?" ucap Dira sambil menunjuk preman yang sudah terkapar itu karna syok.
"Beneran nih bos?" tanya Darto dengan mata berbinar.
"Iyaaa, buruan nanti gue berubah pikiran." ucap Dira lalu duduk pada tempat duduknya tadi.
Dira duduk santai sambil menonton pertunjukan di hadapannya. Kalau orang biasa yang melihatnya akan langsung pingsan walau baru permulaan. Danto dan yang lainnya sangat gencar menyiksa tawanan nya itu.
"Akhhhhh......!"
"Woii jangan pingsan!"
"Langsung bunuh aja Dan!"
Seperti itulah pertunjukan yang Dira tonton.
Danto langsung memotong leher tawanannya itu dengan gesit, dan tiba-tiba pintu langsung di dobrak oleh seseorang yang membuat Dira langsung mengarahkan matanya ke arah pintu.Wanita itu langsung bergetar hebat dan menutup mulutnya ketika melihat suaminya sudah tak bernyawa dengan keadaan yang berantakan.
Bau amis menyeruak ke segala penjuru di gubuk itu, darah berceceran, organ tubuh yang dibuang sembarangan, tiga lobang yang di penuhi dengan darah dan mayat yang keadaannya sangat memprihatinkan.
Papah Ando yang baru saja datang hanya tersenyum kecut melihat kelakuan anaknya yang sangat dingin dan agresif. Begitu pula dengan Mamah Risa, hanya menyilangkan kedua tangannya dan menarik satu ujung bibirnya.
"MASSS!!" teriak wanita tua itu lalu berlari ke arah salah satu lubang.
Wanita itu menangis histeris melihat suaminya yang mati dengan sangat memprihatinkan.
"Kamu itu perempuan! Bisa-bisanya kamu berbuat sekejam ini hah?!" teriak wanita itu histeris pada Dira.
Dira hanya tersenyum sinis sembari melipat kedua tangannya fengan keadaan yang masih terduduk di kursi nya.
"Maaf ya bu! Suami ibu sendiri yang cari masalah sama suami saya, jadi suami ibu harus dapat balasan!" celetuk mamah Risa yang masih di pintu.
"Kamu juga! Nggak becus ngedidik anak! Bisa-bisa nya ngebiarin anak perempuannya berbiat begini!!!" ujar kembali wanita itu dengan keras dan air matanya yang sudah bisa ia tahan.
"Ibu bisa diam nggak?!" ucap Dira pelan, udara terasa sangat mencekit. Dingin menjalar di gubuk itu sehingga membuat semua orang di sana terdiam. Termasuk wanita itu.
"Klo ibu nggak tau siapa saya, mending ibu jangan cari masalah!"
"Atauuu......"
"Ibu mau? Saya bantu susul suami ibu?!! HAHH!!" bentak Dira yang membuat wanita itu terkejut dan seketika menggigil.
Dira tertawa sinis, lalu melihat ke arah pintu. Disana terdapat Arkan dengan mulut terbuka, mungkin ia sangat syok melihat perbuatan Dira.
Dira berdiri,"Ibu pergi dari sini, atau anak ibu jadi yatim piatu?!" ancam Dira yang membuat wanita itu langsung berdiri dan berlari pergi dari gubuk itu.
Jangan lupa di vote yaaa.......
Thakyouuu....
KAMU SEDANG MEMBACA
~M.F.M~
Teen FictionAnindira Gladysa, seorang gadis cantik yang lahir di keluarga Mavia terbesar di asia. Dikelilingi oleh kekayaan dan kekejaman, yang menurun dari keluarganya. Keluarga yang harmonis, tapi terdapat fakta yang sangat mengejutkan. Pembalasan Dira terhad...