~19~

7 2 0
                                    

Nyetuh tanda bintang di pojok kiri nggak bakalan bikin tangan kalian patah😗.

Sekarang, Delvaroz sedang melakukan pengesahan semua anggota Lorids menjadi anggota Delvaroz. Seperti yang ada di part sebelumnya, Dira mengorek telapak tangan semua anggota yang akan masuk dan menitikkannya ke semua mangkuk kecil di sebuah kotak kaca.

Setelah selesai, Dira kembali ke ruangannya. Anggota lorids sangat banyak, tangan nya bahkan sangat pegal. Sebenarnya ia ingin mengambil sesuatu di ruangannya, tapi ia sangat lelah. Istirahat sejenak tak ada salahnya.

Dira merogoh sesuatu di laci, ia mengambil  sebuah amplob coklat yang merupakan sesuatu yang penting. Dira berjalan keluar dari ruangannya, menuju ruangan dimana Grisa di sekap.

▪️▪️▪️

"

Hai," seru Dira dengan seringaian devilnya ketika memasuki ruangan.

"Udah puas lo, hahh!!" teriak Grisa histeris tak terima.

"Belum lah," jawab Dira santai berjalan mendekati Grisa.

Ruangan itu hanya di sinari oleh cahaya lampu temaram, berdebu dan suasana yang mencekam dan dingin.

Dira menari sebuah kursi di ujung ruangan, menempatkannya tepat di depan Grisa dan mendudukinya. Dira menatap Grisa tajam dan menusuk, Grisa seketika merinding dan mengalihkan pandangannya dari netra Dira.

"Ck, gitu aja takut." kata Dira dengan nada mengejek, dengan angkuh Dira mennyandarkan Dirinya pada sandaran kursi dan menaikkan kaki kirinya dengan kaki kanan sebagai tumpuan.

Grisa bungkam, sekarang ia lemas dan tak mempunyai energi. Ia kelaparan. Dira mengeluarkan belatinya, Grisa tentu saja kaget. Dira terkekeh pelan melihat perubahan drastis wajah Grisa.

"Hhaha.. Gue nggak bakalan nyakitin lo," kata Dira angkuh.

Tapi, dengan gerakan cepat Dira melempar belatinya ke arah Grisa.

"AAAAAAA..............!!" pekik Grisa ketakutan.

Takk......

Belati Dira menancap pada kursi kayu yang Grisa duduki, dan itu membuat tali yang mengikat Grisa seketika terputus.

Dengan pelan Grisa membuka kedua kelopak matanya.

"Gue masih hidup kan?" pekik Grisa dalam hati.

"Tegang amat," ucap Dira dengan nada meremehkan.

"Bodoamat!" sentak Grisa tak terima.

Dira melemparkan amplop coklat tadi tepat pada wajah Grisa. Wajah Grisa berubah menjadi merah padam akibat menahan amarah yang membuncah.

"Buka," ujar Dira kembali dengan sisi dinginnya.

Grisa buru-buru mengambil amplob itu. Suasana menyekit dan terasa menyesakkan, ia sangat tak suka dengan keadaan yang seperti ini.

Betapa terkejutnya seorang Grisa ketika melihat isi amplop yang di pegang nya.

"P-papa!!" teriak Grisa histeris. Grisa tak kuasa menahan air yang mulai memenuhi pelupuk matanya.

"Dimana lo sembunyiin papa gue hah!!?" sentak Grisa dan melayangkan telapak tangannya hendak menampar Dira.

"Jaga sikap lo atau Ando gue bunuh!?" Dira dengan mudahnya menangkis tangan Grisa lalu mencengkram tangan Grisa kuat.

~M.F.M~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang