Happyy reading kalian^3^
Sesampainya di ruang makan, Dira dan yang lain nya langsung di persilahkan duduk oleh Arlos. Makan siang ini dimulai dengan keheningan sampai pada saat Arlos membuka suara.
"Jadi ketua DELVAROZZ, gimana ya rasanya?" tanya Arlos pada dirinya sendiri.
"B ajah," sosor Dira.
"B apanya Dir, orang situ nantang maut."
"Yehh yang ada Dira malaikat mautnya," canda Alvin yang langsung di beri tatapan tajam oleh Dira.
"Hmm, gua mau ngomongin sesuatu." kata Dira pada Arlos di tengah2 makan mereka. Yang lain hanya menyimat tanpa rasa ingin mengganggu para ketua berbincang.
"Bilang aja kali Dir," jawab Arlos santai sambil melahap makanannya.
"Gua mau ngajak lo bekerja sama di Delvarozz Compny, tapi bukan yang pertama tapi yang kedua. Gua lagi butuh tambahan buat pengelolaan persenjataan, gua denger Darklos itu penyeludup tak kasat mata dan jejaknya susah banget buat di temuin jejaknya. Cocok dong buat penyeludupan persenjataan nanti, gua jamin dehh kita bakalan untung banyak." tawar Dira panjang lebar. Arlos hanya diam menyimak semua kata demi kata yang Dira ucapkan.
" Oke juga tuh, siapa juga sih yang bisa nolak tawaran dari DELVAROZZ. heheheh," jawab Arlos yang baru saja menyelesaikan makannya.
"Jadi deal nih?" tanya Dira memastikan lalu menjulurkan tangannya kearah Arlos.
"Deal!" jawab Arlos sambil tersenyum sambil menerima uluran tangan dari Dira. Ingat yah Arlos dan yang lain belum membuka topeng mereka dan Dira masih belum tau nama ketua Darklos itu.
"Ohiyya.." ucap Arlos lalu membuka topengnya secara perlahan.
Setelah membuka topengnya, yang lain juga ikut membuka topengnya. Karna memang sudah menjadi ketentuan bagi mereka, kalau sang ketua memakai topengnya maka para anggotanya juga harus memakai dan begitupun sebaliknya.
"Nama gua Arlos," ucap Arlos.
Dira tersenyum, "Lu tau sendiri nama gua, jadi nggak perlu gua sebut lagi kan?" kata Dira disertai dengan kekehan.
Bagaimana mood Dira nggak bagus kalo pada saat Arlos membuka topengnya, wajahnya bagaikan diterpa oleh cahaya yang bersinar dan membuat Dira sedikit gugup dan ini lah jadinya. Dira langsung salting tapi yang nampak ialah ke fun an Dira yang jarang terlihat.
Wajah yang indah bak diukir oleh seorang pengerajin internasional yang setiap incinya sempurna tanpa ada kecacatan sedikit pun. Alis tebal yang terjiblak indah dan sempurna, hidung mancung, kumis tipis, bulu mata lentik, bibir pink manis yang seperti habis di poles oleh pewarna bibir akan tetapi itu semua alami, rahang kuat dan gaya rambut yang cool menambah kesan tampan pada diri Arlos.
"Semuanya udah?" tanya Dira pada semuanya yang ada di meja makan.
"Udah," jawab semuanya serentak.
"Kalau gitu, gua pulang dlu. Oiyya klo ada sesuatu lo tinggal datang aja di markas, dan maaf udah bikin kekacauan di depan." kata Dira.
"Sans ae, soal itu nggakpapa." jawab Arlos santai lalu ikut berdiri saat Dira juga berdiri untuk beranjak.
Dira membalas jawaban Arlos dengan senyuman kemudian keluar dari ruangan itu. Arlos tersenyum melihat kepergian Dira dri tempatnya, dalam benak Arlos ia ingin Dira lebih lama di sana tapi apalah dayanya.
Semuanya kembali berjalan seperti sebelumnya, akan tetapi ada sedikit yang berbeda. Darklos menjadi sering berkunjung di markas Delvarozz, dan Dira juga jadi sering bertemu dengan Arlos. Raka yang menyadari hal itu semakin lesu melihat Arlos semakin gencar mendekati Dira.
KAMU SEDANG MEMBACA
~M.F.M~
Teen FictionAnindira Gladysa, seorang gadis cantik yang lahir di keluarga Mavia terbesar di asia. Dikelilingi oleh kekayaan dan kekejaman, yang menurun dari keluarganya. Keluarga yang harmonis, tapi terdapat fakta yang sangat mengejutkan. Pembalasan Dira terhad...