Happy Reading kalian......
BangZai berjalan masuk ke gubuk itu untuk menghampiri Dira. Arkan juga masuk dengan perlahan walaupun matanya terus menerus tertuju pada ketiga mayat di hadapannya.
"Ck, belum puas pasti, kan?" sindir BangZai pada Dira yang hanya di tanggapi cengiran oleh Dira.
"Z-Zai?" ujar Arkan sedikit gugup.
"Ehhh, sorry bro. Adek gua kejem banget nya? Nanti kita urus semuanya, lo tenang aja. Ini semua nggak ada sangkut paut nya sama lo, oke?" jawab BangZai seakan tau isi pikiran Arkan.
"Tapi ini semua pembunuhan, pasti wanita tadi nggak bakal tinggal diam." ucap lagi Arkan yang terlihat takut dengan Dira.
"Abang gue kan udah bilang tadi! Kalo lo diem lo aman, tapi kalo lo banyak cincong lagi gue nggak bakal diam!" ancam Dira yang sudah capek dengan pertanyaan Arkan.
"Udah bro, nanti gue jelasin semuanya. Biar lo ngerti," kata BangZai sembari menepuk pelan bahu Arkan.
"Udah ah, ayo ke depan. Mamah mau bikin ayam bakar," rengek Mamah Risa yang membuat Dira terkekeh lalu merangkul lengan mamahnya, dan berjalan keluar.
Tiba-tiba Dira berhenti, lalu berbalik.
"Dan, beresin ya!" seru Dira pada Danto.
"Siap Bosss!!" jawab Danto dengan hormat.
Lalu Dira kembali melanjutkan jalankan ke depan rumah Arkan. Dira terkejut bukan main ketika melihat Raka berjalan ke arahnya.
"Raa?" panggil Raka sambil menatap tajam pakaian Dira. Dira yang tak sadar hanya menatap Raka heran.
"Jangan bilang lo?!" kata Raka sedikit naik oktaf. Dira yang tersadar dengan bajunya yang di penuhi oleh darah hanya tersenyum kikuk.
Raka langsung berjalan cepat ke dalam gubuk dan seketika mematung dengan apa yang di lakukan Dira. Raka langsung berjalan cepat keluar dari gubuk itu dan menarik tangan Dira dengan paksa.
Dira hanya pasrah dengan perlakuan Raka. Dia juga sudah tau tanggapan Raka jika tahu soal ini. Raka menarik Dira ke dalam rumah dan menyuruh Dira duduk dengan paksa.
"Kenapa?! Kok Ara makin jadi?" ucap Raka mengintrogasi Dira yang sedang duduk sambil menatap ke arah pintu.
"Hah.... Araa nggak bisa nggak ngelakuin itu. Araa keturunan mafia dan Araa nggak bisa ngelak dari takdir. Kebiasaan dan perilaku pasti ada yang menurun ke Araa..." jawab Dira dengan mata yang tetap mengarah ke pintu.
"Tapi itu nyawa Raaa.... Kita nggak bisa ngembaliin nyawa seseorang. Dan dengan gampang nya Araa mencabut nyawa orang seakan Araa malaikat maut." kata Raka sembari berlutut di depan Dira yang terduduk di kursi ruang tamu.
"Araa tau dan Araa nggak perduli," balas Dira lalu bersandar dan menatap Raka intens.
"Akaa harus menerima dan berusaha terbiasa dengan lingkungan Araa. Karnaa Araa nggak bisa ngerubah takdir Ara sebagai seorang gengster," lanjut Dira sambil menatap Raka intens.
Raka terdiam lalu menutup matanya rapat-rapat berusaha untuk memendam amarahnya yang bergejolak kuat. Raka menghela nafas kuat.
"Akaa nggak tau mau ngomong apa lagi. Tapi, semua keputusan ada di diri Araa. Kalau Araa masih belum bisa berubah. Akaa bakalan maklumin." ucap Raka lalu tersenyum.
Bukan Raka sih yang nggak tau mau ngomong apa, tapi Nipnip yang nggak tau mau ngelanjutin kek gimana lagi😭🤣
"Ar, Ayoo... Lo tenang aja." ujar BangZai menyadarkan Arkan yang terus menerus mengamati mayat di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
~M.F.M~
Teen FictionAnindira Gladysa, seorang gadis cantik yang lahir di keluarga Mavia terbesar di asia. Dikelilingi oleh kekayaan dan kekejaman, yang menurun dari keluarganya. Keluarga yang harmonis, tapi terdapat fakta yang sangat mengejutkan. Pembalasan Dira terhad...