ৡৢ͜͡✦►14|Awal pertemuan

58 12 0
                                    

Hari pertama Naya masuk ke dunia SMA adalah hari paling membahagiakan bagi dirinya dan juga Ayu—Mama Naya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari pertama Naya masuk ke dunia SMA adalah hari paling membahagiakan bagi dirinya dan juga Ayu—Mama Naya. Sedangkan Rion begitu khawatir pada anak gadisnya, "Kalau ada cowok yang modus sama kamu jangan di ladenin."

"Pokoknya jangan pacaran sama anak nakal!"

"Enggak boleh deket sama cowok-cowok janji?"

Ayu terkikik mendengar petuah Rion untuk Naya, "Pa, Naya udah SMA sekarang harus eksplor dunianya lebih jauh lagi dong."

"Tapi Naya masih kecil, Ma. Dia masih polos," kilah Rion.

"Dulu juga kita pacaran waktu SMA 'kan Pa."

"Itu beda, kalau Naya ketemunya sama cowok berandal gimana?"

"Ya kita doain aja supaya Naya ketemu cowok yang sama persis kayak Papa."

Naya mendengus kesal, "Mama, Papa, Naya itu mau nyari ilmu bukan nyari pacar. Kalian kenapa sih seakan-akan Naya mau nyari suami aja," cerocos Naya sebal.

"Oh iya nanti kamu cobain deh sensasi bolos sekolah lewat gerbang belakang," canda Ayu.

Rion mengelak, "Enggak itu dilarang, Naya harus jadi anak baik-baik kalau bisa dia jadi ketua osisnya."

Ayu tertawa puas melihat suaminya gelisah, "Iya deh yang mantan Ketos."

Begitulah, dulu Rion adalah goodboy yang menjabat sebagai ketua osis sedangkan Ayu dia badgirl yang selalu mengerjai si ketua osis. Lucu memang, keduanya yang selalu bertengkar malah menjadi sepasang suami-istri. 

Hari-hari yang indah bukan? Berdebatan kecil antara Ayu dan Rion yang selalu dihentikan oleh Naya, gadis kecil mereka yang hanya tahu tentang belajar sebelum dia bertemu dengan ...

"Peserta didik baru harap segera berbaris di tengah lapangan sekarang juga!"

"Sekali lagi, bagi peserta didik baru harap segera berbaris di tengah lapangan sekarang juga!"

Tubuh kecil Naya yang dibalut oleh seragam putih-biru terpental kesana-kemari akibat dorongan dari siswa lainnya yang begitu banyak. Tinggi badan Naya tak bisa diharapkan, apalagi suara kecilnya. Mustahil untuknya meneriaki nama teman masa SMP dulu.

Tubuhnya terus terdorong oleh beberapa orang sampai akhirnya Naya terjerembab di tanah, "Aww..." pekik Naya.

Lututnya terluka dan kedua telapak tangannya tergores, perih sekali. Naya meringis menahan air mata, "Enggak boleh nangis Naya lo udah SMA sekarang."

Athala untuk Naya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang