ৡৢ͜͡✦►04|Receh

82 22 18
                                    

Pagi ini matahari tampak begitu cerah, tak terlalu panas dengan angin yang berhembus menyejukkan udara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini matahari tampak begitu cerah, tak terlalu panas dengan angin yang berhembus menyejukkan udara.

"Maafin Naya, ya Pa," cicit Naya di samping kursi kemudi.

Rion mengacak rambut Naya. "Iya Papa ngerti kok, Papa juga minta maaf ya."

Acara tangisan semalam selesai sampai jam sebelas malam. Mata mereka sama-sama membengkak. Walau memang tak ada gunanya menangis. Jauh lebih baik segera dikeluarkan, daripada harus dipendam dan menggumpal dihati penyebabkan penyakit yang baru.

Setelah saling melempar kata perpisahan Naya turun dari mobil. Melangkah masuk ke dalam gerbang.

Dari belakang tubuh Naya, ada satu motor yang ditumpangi dua orang siswa. Mereka heboh, berteriak tak jelas.

Tiit! Tiit! Tiit!

"Minggir woi!" teriak mereka bersamaan.

Naya terperanjat, tubuhnya oleng kesamping.

Tak peduli dengan kondisi Naya yang hampir jatuh mencium tanah, siswa tadi malah berteriak, "TARIK SIS!"

Gubrak!

Jatuh.

Tak ada semongko. Mereka terjatuh bersama motor yang menindih tubuh malang itu.

Naya mengulum bibirnya menahan tawa.

"Gue mau ketawa tapi takut dosa," batin Naya.

"Bodo ah nanti gue shalat tobat deh."

Tak tahan Naya mengeluarkan tawanya. "Pfft ... BUAHAHHAHAHAHAHAHA"

Natta yang baru saja datang menatap tak percaya pada dua orang yang tertindih motor.

"Kenapa sih gue punya abang bisanya malu-maluin doang?" gumam Natta tak abis pikir.

Ya, Siswa tadi itu Reyyen bersama Devan, sahabatnya yang memiliki darah Tionghoa.

"Woi bantuin kek ini angkat motornya berat elah," seru Reyyen.

Berbeda dengan Reyyen yang berusaha bangkit, Devan malah asik rebahan dibawah motor.

Badanya telentang dengan kaki yang tertindih bagian belakang motor, matanya terpejam.

"Rey, gue bosen," ujar Devan tiba-tiba.

"Bosen?" tanya Reyyen, dengan kedua alis yang hampir menyatu.

Athala untuk Naya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang