EXTRA CHAPTER

1.5K 157 110
                                    

Seminggu kemudian, barulah Arsen mulai pulih benar dan ia bisa menggendong bayinya dengan penuh kasih sayang yang hangat.

"Aidaaaan... Aidan sayaaang... ini Papa, Sayang..." sapa Arsen pada anaknya, tak henti menciuminya dengan kelembutan.

"Bibirnya kamu banget ya, Sayang" tutur Julian seketika.

Arsen terdongak sambil tersenyum dan menekuk alis. Dia menatap Julian lekat-lekat.

"Apaan?" tanya Julian, gak suka ditatap seperti itu oleh Arsen.

"Kamu???" ulang Arsen.

Julian memutar bola matanya. "Huuuhhh, iya iyaaa... aku mulai sekarang tuh maunya aku-kamuan sama kamu!"

"Kok gitu? Biasanya gue elo!" cetus Arsen, meledek.

"Ya kan sekarang udah ada Aidan, jadi harus dikasih panutan yang baik, mulai dari hal kecil, dan dari dia masih kecil!" jelas Julian.

Arsen mememblekan bibirnya. "Dasar nih, Bang Yayan gombal!" tutur Arsen.

Julian geleng-geleng, lalu menjurus pada Aidan. "Tuh, Aidan! Papa kamu tuh gitu! Sensian banget sama Daddy, tau gak! Aidan nanti jangan kayak Papa ya! Curigaan!"

Arsen turut berujar pada si kecil Aidan yang mungil, "Aidan juga jangan kayak Daddy ya, galak. Dingin. Nyebelin. Sok ganteng, lagi"

"Ih, emang ganteng, juga!" cetus Julian.

Arsen menjulurkan lidahnya pada Julian.

Julian seketika mencetus, "Duh, jadi kangen nih sama lidah kamu! Pengen nyium"

"Hus ah!" Arsen refleks menutup telinga kecil Aidan dengan tangan kanannya. "Ada Aidan, masa ngomong gitu sih, Bang Yayan ah!"

Julian menyengir, "Hehehe! Iyaaaa, maafin Daddy ya sayaaang. Soalnya Daddy udah kangen bangeeet sama Papanya Aidan niih" tutur Julian sambil mencium kening Aidan yang kini tertidur pulas sambil sesekali mengeluarkan lidah mungilnya.

"Iiiihh, bibirnya persis Papa Alcen banget nihhh, uuhhhh gemessshhhh" ujar Julian.

Arsen tersenyum mendengarnya, memandangi Aidan lagi, "Tapi idungnya Bang Yayan banget ya, Bang"

"Iyalaaaah, mancuuung. Gak kayak kamu tuh, peseeek!!!" cetus Julian.

"Ih, enak aja! Emang Arsen pesek apa???"

"Enggaaaak, becanda becanda becanda!"

"Dasar Bang Yayan"

"Cuman boros angin aja sih menurutku" timpal Julian lagi.

Arsen melayangkan cubitannya pada Julian. Julian meringis sambil tertawa seketika. Dia bahagia. Benar-benar bahagia.

"Semoga Aidan jadi anak yang bawa berkah buat kita ya, Bang. Tumbuh sehat, disayang banyak orang, terutama keluarga dan Tuhannya" harap Arsen.

"Amiiiiinn ya robbal alamiiiinn" Julian mengaminkan.

Kemudian Adit, Anwar, Nanto dan Junior pun turut memasuki ruangan dengan pelan-pelan, takut Aidan bangun atau kaget. Mereka menggunakan masing-masing masker di wajah mereka.

"Tidur ya dia???" tanya Nanto tanpa suara pada Arsen.

Arsen manggut-manggut sambil menempelkan jari telunjuknya pada Nanto dan yang lainnya.

"Heh! Awas corona! Jaga jarak!" cetus Julian pada keempat sahabatnya.

"Aduuuh, udah deh ya, Jul! Jangan bikin gue stresss lagi!" timpal Nanto, "Mau masuk kesini aja tadi tuh udah rempong banget tau gak. Berapa kali cek suhu tubuh, pake masker, cuci tangan, bawa minyak kayu putih sendiri. Nyebelin!!!"

STUCK ON YOU 2 (END 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang