11. Curiga

2.2K 349 86
                                    

Mati aku....

"Ka-kapten? A-ada apa? Maafkan sikap saya sebelumnya" aku berdiri tegak dan memberi salam kepadanya.

"Ikuti saya." Dan dia berjalan ke kantornya setelah menerima salamku, tanpa mengatakan apa apa lagi.

Hah...? Ikuti dia?
Ah bagaimana ini, apakah dia membacanya?

Aku terdiam berdiri dan levi berhenti melihat ke arahku. "Oi bocah, kau ingin ku hukum?" Tatapannya menajam seperti ingin menerkam lawan, seperti sedang melihat serigala ingin memangsa seekor kelinci.

"A-ah! Iya kapten maaf!" Aku meminta maaf dan berlari menyusul di belakang kapten levi, memikirkan nasibku dan apa yang akan terjadi.

Cklek...

Kami masuk ke dalam kantor sang levi, yang sangat sangat bersih... wah... benar benar tidak ada debu dimana pun. Mejanya tersusun rapih, kertas laporan juga tidak berantakan sama sekali.

Yah... itulah levi ackerman penggila kebersihan.

"A-ada apa kapten Memanggil saya kesini?" Setelah memberanikan diri akhirnya aku bertanya.

Dia berjalan ke kursinya di meja kerjanya itu, dan duduk dengan menyilangkan kaki sembari menyandarkan tangannya,"Siapa namamu."

"Arienne me-meier kapten!" saking terkejutnya aku menjawab dengan cepat. Tapi, kenapa dia menanyakan namaku? Apakah dia tidak membaca atau menemukan buku itu?

Setelah mendapatkan jawabannya, levi diam beberapa menit. Kesunyian didalam ruangan ini benar benar keras sekali..

Akhirnya dia membuka mulutnya untuk mengeluarkan pertanyaan lagi, "umur, dan alasan kamu masuk ke pasukan pengintai." 

"Ah.. uh u-umur saya du-empat belas tahun, alasannya saya ingin membalaskan dendam saya kepada titan yang telah merenggut nyawa kedua orang tua saya." Hampir saja aku kebablasan menyebut umur asliku, dan sepertinya levi sedikit curiga.

Mati aku

"U-uh kapten? Ke-kenapa saya dipanggil oleh anda dan dibawa kesini..?" Aku memberanikan diriku untuk bertanya, dan itu adalah kesalahan besar dia terlihat sedikit kesal karna pertanyaanku. Karna takut aku menundukkan sedikit kepalaku menghindari tatapan serigala yang ingin memangsa ku.

"Karna aku ingin."

Apa? Apa katanya?
Ingin? INGIN?!?!

"O-oh ka-kalau begitu, sa-saya izin keluar ka-kapten" masa bodoh aku ingin menghindari dia sebisa mungkin, aku berjalan menuju pintu, "tunggu." saat suara itu keluar, sebuah tangan menahan tanganku memutar gagang pintu. Ya... tangan sang levi...

Aku ingin berteriak. Tapi, teriakkan itu hanya bisa kulakukan dalam hati. Kenapa dia menahan tanganku?!?!
Tangannya dingin tapi juga terasa sedikit hangat, dan tangannya juga lebih besar dari milikku..

Ah! sadarkan dirimu y/n! Sekarang bukan saat yang tepat untuk panik, saat aku ingin membalikkan badan ingin bertanya alasan dia menahan tanganku. Tapi, hampir saja kami berciuman.. jarak muka ku dan muka levi hanya beda beberapa centi, mataku dan matanya bertatapan beberapa detik.

Falling into Attack on titanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang