Suara denting kunci pintu membuat seorang gadis yang sedang berkutat di balik meja belajarnya mendongak. Tanpa perlu memeriksa, Florey, gadis itu tahu siapa tamu yang masuk ke flatnya semena-mena di jam tengah malam.
Sebelum Florey berdiri, pintu itu sudah terbuka. Yang mengejutkan adalah seorang laki-laki tampan muncul pertama kali disusul oleh perempuan setengah sadar yang bahkan berjalan saja sempoyongan.
"Flo!" racau Mykah, gadis mabuk yang bergelayut manja di lengan teman laki-lakinya malam ini.
Jika mau jujur, dia ingin menendang Mykah dan menyeret gadis itu untuk menemui bibinya. Dia sungguh tidak suka jika flatnya selalu jadi tempat penginapan orang mabuk yang haus nafsu.
Florey tidak banyak tanya. Gadis itu hanya bersandar di dinding dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Dia menunjuk sofa dengan gerakan kepalanya kepada si laki-laki agar segera membantu si gadis merebahkan dirinya. Siapa pula laki-laki itu?
Flatnya bukan hunian mewah. Florey bahkan memohon pada si pemilik agar dia bisa mendapatkan potongan harga. Flat ini tidak lebih luas dari kelasnya di kampus. Hanya ada dua ruangan terpisah untuk kamar dan kamar mandi. Dapur dan ruang tamunya menjadi satu dengan ruang santai. Florey tidak berniat membeli televisi. Gadis itu memenuhi semua sisi dinding yang kosong dengan rak buku. Terdapat meja di depan jendela tengah yang menghadap luar sedangkan kamarnya adalah ruangan paling privasi.
"She's a little bit tipsy, but ok," ujar laki-laki tampan bermata almond usai membantu Mykah merebahkan diri di kursi.
Florey tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Apa dia harus mengusirnya atau mempersilakan laki-laki itu duduk? Namun yang pasti, tatapan laki-laki itu seperti menyihirnya untuk terus memperhatikan setiap hal dalam dirinya. Florey akui, teman laki-laki Mykah malam ini luar biasa tampan. Bahkan Florey ragu jika laki-laki itu manusia sungguhan.
Florey membiarkan laki-laki tampan itu duduk di salah satu sofanya sedangkan dia memilih untuk berderap ke dapur.
"Literatur kuno," gumam laki-laki itu saat melihat koleksi bacaan Florey. Gadis itu menarik menurutnya.
"Water?" tanya Florey hanya sekadar menawari. Meski tidak suka, dia tetap punya etika menjamu tamu.
Laki-laki itu mengangguk dengan seulas senyum tipis.
Florey datang dengan segelas air. Hanya air. Dia berjalan sembari berpikir, setelah ini apa? Kenapa pula Mykah mabuk hingga tidak sadar. Biasanya, gadis itu akan bermesraan jadi Florey tidak perlu menjamu dan mengurung diri di kamar. Sekarang, gadis itu seperti tidak berniat untuk bangun.
"Taran," ucap laki-laki itu saat Florey meletakkan gelas di atas meja bundar kecil.
Gadis itu mengangguk. Dia tidak berniat balas memberitahu namanya. Namun, laki-laki itu sepertinya tidak akan mengalihkan pandangannya jika Florey tidak menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DAWN NEVER COMES
Fantasy[FANTASY - AU] Ada yang aneh dengan kasus kematian di kota Durham beberapa hari terakhir. Semua korbannya adalah remaja dan mereka mati kering. Belum ada kejelasan pasti penyebab kematian. Namun satu yang pasti, mereka dibunuh. Florey yang acuh tak...