Tubuh Florey seketika menengang. Dadanya sesak dan rasanya semua tubuhnya sulit untuk digerakkan. Gadis itu benar-benar ketakutan hingga telapak kaki dan tangannya terasa dingin. Bagaimana jika orang itu mendatanginya? Bagaimana jika orang itu membunuhnya karena aksinya diketahui Florey? Bagaimana jika .... Semakin memikirkannya membuat tubuh Florey semakin lemas.
Florey masih menunduk sambil berharap bayangan pohon yang gelap mampu menyelamatkannya. Jantungnya semakin berdegup kencang saat kesiur angin menerpa dirinya dan setelah itu hanya ada keheningan. Suara erangan itu tidak lagi terdengar. Hanya ada sunyi dan kosong seolah telinganya sedang ditulikan.
Perlahan usai mengumpulkan keberanian, Florey mencoba mendongak. Dia melirik dengan hati-hati ke arah pohon di depannya. Seketika tubuhnya menegak dan tegang.
Tidak ada apa-apa di sana.
Florey menoleh ke kanan dan ke kiri dengan cepat untuk memastikan apakah dua orang itu masih ada di sekitar sini. Namun, nihil. Hanya ada kekosongan dan sunyi. Florey tidak menemukan apa pun. Meski begitu, jantungnya masih berdegup luar biasa hingga rasanya benar-benar sesak dan membuatnya terenggah-enggah.
Tangannya menekan dadanya sendiri sembari mengatur napas. Mungkin itu hanya halusinasinya saja atau bayangan palsu yang diciptakan oleh sesuatu. Namun, Florey yakin yang dilihatnya benar-benar orang, dua orang. Atau sesuatu yang menyerupai manusia, Florey meragukan argumennya sendiri.
"Florey?"
Demi dewa dewi Yunani, Florey terkesiap dan hendak menjerit sekuat yang dia bisa jika saja mulutnya tidak cepat-cepat dibungkam.
Kehadiran seseorang di belakangnya membuat nyawa Florey nyaris melompat dari raganya. Tidak tahukah seseorang ini jika dirinya barusaja ketakutan dan sekarang justru dibuat terkejut. Florey sampai merasa kakinya lemas seperti jelly.
Havan mendorong tubuh Florey agar merapat pada pohon dan masih membekap mulut gadis itu. Pandangannya menilai keadaan gadis itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tidak ada yang terluka, baik-baik saja kecuali .... Tatapan Havan berhenti pada sendok yang digenggam erat oleh Florey. Astaga, gadis ini.
Perlahan, Havan melonggarkan tangannya melihat Florey kesulitan mengambil napas. Wajah gadis itu sudah pucat pasi dan tangannya begitu dingin. Havan yakin pasti Florey melihat kejadian itu.
Tadi, Havan bergegas kemari saat mendengar kabar dari Juniper jika Florey keluar flat. Nyaris saja Havan tidak percaya mengapa gadis itu keluar pagi-pagi buta. Namun, siapa yang mengira jika mengawasi Florey dari jauh juga membuatnya bertemu dengan salah satu sekutu Taran di tempat seperti ini.
Sekarang, Havan tidak tahu harus memberikan alasan apa jika Florey bertanya mengapa dia bisa ada di sini. Havan hanya berharap, Juniper sudah membereskan vampir gembel itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DAWN NEVER COMES
Fantasy[FANTASY - AU] Ada yang aneh dengan kasus kematian di kota Durham beberapa hari terakhir. Semua korbannya adalah remaja dan mereka mati kering. Belum ada kejelasan pasti penyebab kematian. Namun satu yang pasti, mereka dibunuh. Florey yang acuh tak...