BAB 4 🔞

386K 12.6K 117
                                    

Author POV

"Bukankah gadis itu pernah dekat denganmu dulu? Kalau tidak salah dia sahabat Yasmin adikmu itu bukan?" ucap Adam yang kini tengah bertopang dagu di atas meja kerjanya sambil menatap Jonathan yang tengah berdiri menatap pemandangan kota Jakarta yang riuh di jam pulang kantor.

"Hmmm." gumam Jo tanpa menoleh sedikit pun pada Adam yang kini semakin intens menatapnya.

"Apa kau punya masalah dengan gadis itu? Sepertinya gadis itu membencimu. Dia menghindar saat bertatap muka denganmu, seperti kejadian waktu di resto dan tadi pagi saat di lift. Dia sampai bela-belain buat naik tangga dari pada ikut naik lift bersama dengan kita." pernyataan Adam itu membuat Jo mengenang masa-masa itu.

•••••

Flashback

"Hah.... Akhirnya selesai juga," seru Yasmin. Terlihat Kia mengangguk-anggukan kepalanya, tanda setuju dengan ucapan sahabatnya itu.

Kedua gadis yang masih mengenakan seragam putih birunya itu tengah berkutat dengan alat tulis yang baru saja selesai mereka gunakan untuk mengerjakan tugas sekolah mereka itu.

"Sudah malam Yas, aku pulang dulu ya. Kasihan mama sendirian di rumah," pamit Kia setelah melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya sudah menunjukkan pukul 9 malam.

"Kamu gak nginep aja di sini Ki? Lagiankan sudah malam." cegah Yasmin.

"Gak bisa Yas, hari ini Papaku gak pulang, kasihan Mama gak ada yang nemenin kalo aku nginep di sini," terang Kia sambil menenteng tas ranselnya.

"Oh, ya udah kalau gitu. Ayo aku anter ke depan." ucap Yasmin menggamit lengan sahabat baiknya itu.

"Loh, kalian sudah selesai?" tanya Jonathan yang tengah duduk di sofa sambil menonton TV.

"Iya Kak, ini Kia mau pulang." ucap Yasmin.

"Loh, tapi inikan sudah malam. Kenapa gak nginep aja?" saran Jo.

"Kasihan Mama sendirian di rumah Kak," ujar Kia tersenyum manis kepada Jonathan.

Ya, gadis belia ini menyukai Kakak laki-laki dari sahabatnya itu, bisa dibilang Kia dan Jonathan cukup dekat, bahkan Jonathan sudah menganggap Kia sebagai adiknya sendiri sama seperti Yasmin adik kandungnya itu.

"Ya sudah, kalau gitu Kakak yang antar kamu pulang." Jonathan mengambil kunci mobilnya.

"Gak usah Kak, Kia bisa kok pulang sendiri. Kakak kan capek baru pulang kuliah." tolak Kia halus, gadis itu paling tidak suka jika harus merepotkan orang lain. Sejak kecil Kia memang sudah diajar untuk mandiri oleh kedua orangtuanya agar tidak merepotkan orang lain, maka dari itu gadis itu terlihat sedikit lebih dewasa dari teman-temannya dan hal itu membuat Jonathan kagum dengan gadis SMP di hadapannya itu.

"Tapi, ini sudah malam. Kakak gak mau kamu kenapa-kenapa, ayo." ucap Jonathan sambil menggandeng tangan Kia.

"Eeh, tapi." ucap Kia terbata.

"Udah gak papa, sana gih." ucap Yasmin sambil mengerlingkan matanya. Yasmin memang mengetahui bahwa sahabatnya itu sudah sejak lama menyukai Kakak laki-lakinya itu.

Akhirnya mau tidak mau Kia mengikuti langkah Jonathan yang sudah sedari tadi menggandengnya.

"Ada apa?" tanya Jonathan sambil melirik sekilas kearah Kia yang tengah duduk manis di jok sampingnya, namun jemari tangannya itu tak henti-hentinya saling meremas seperti orang yang sedang gelisah.

"Ehh." gumam Kia memandang Jo yang sedang fokus mengemudi sambil sesekali meliriknya.

"Kamu kenapa? Dari tadi Kakak lihat kamu meremas jari-jarimu itu terus." ujar Jo. Kia terlihat sedang berpikir dan menimbang-nimbang sesuatu.

My Daddy is My UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang