BAB 5

385K 13.3K 356
                                    

Author POV

"Ki, tadi kamu kenapa sih? Kok tiba-tiba gak ikut naik lift?" tanya Bebby pada Kia yang sedang melahap mie gorengnya.

"Gak papa, kan tadi aku sudah bilang mau olahraga pagi," ucap Kia dengan mulut yang masih terisi penuh.

"Kamu gak pandai berbohong Kia," ucapan Bebby membuat Kia tersenyum kecut. "Apa karena Jonathan?" Pertanyaan Bebby sukses membuat Kia tersedak minumannya.

"Kamu gak papa Ki?" tanya Bebby khawatir.

"Nggak, nggak papa…. Sisil mana sih, kok lama banget ke toiletnya," ucap Kia sambil meneguk air mineralnya dan mengalihkan pertanyaan Bebby yang menghubungkannya dengan Jonathan.

‘Kamu mengalihkan pembicaraan Ki,’ batin Bebby.

"Nah itu dia!" seru Kia mendapati Sisil berjalan ke arah mereka berdua.

"Wah, kayaknya ada yang kangen berat nih sama aku. Aku kan gak lama ninggalin kamu Beib, masa sudah kangen." ucap Sisil mengerling nakal, menggoda Kia dengan menyentuh dagu gadis itu.

"Sejak kapan kamu jadi jalang begitu!" ucap Kia ketus, sukses membuat Sisil mencibir.

"Ish, sensi banget kamu hari ini. Lagi dapet Bu?" Saat Kia mau berucap, suara Bebby lebih dulu menginterupsi.

"Udah, kalian ini apa-apaan sih." ucapan Bebby menghentikan perang mulut kedua sahabatnya itu. "Yang satu ditanya malah ngalihin perhatian, yang satu lagi datang-datang malah buat ribut. Bikin bete aja!"

"Siapa yang bikin ribut? Dia-nya aja yang duluan cari ribut, tuh anak dari tadi pagi emang udah sensian bawaannya! PMS paling," cibir Sisil.

Kia hanya memutar bola matanya malas sambil kembali melahap mie gorengnya. Akhirnya mereka melanjutkan makan siang mereka walaupun terkadang masih saja berdebat tentang hal-hal sepele, hingga akhirnya waktu makan siang pun selesai dan mereka harus kembali bekerja.

"Kamu gak pulang Mika?" tanya Sisil pada Bebby yang masih berkutat dangan pekerjaannya.

"Kayanya aku lembur nih Sil, masih ada data yang harus diselesaikan. Besok sudah harus di revisi soalnya," terang Bebby.

"Oh, oke dehkalo gitu aku sama Kia pulang duluan ya," ucap Sisil menggamit lengan Kia.

"Bye anak CEO," goda Kia sambil melambai-lambaikan tangannya. Bebby hanya membalas dengan cengirannya saja.

"Dasar." Bebby hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua sahabatnya itu, padahal tadi saat makan siang berdebat hingga hampir bertengkar, tapi sekarang sudah kembali jadi soulmate.

•••••

"Sudah jam enam," gumam Bebby sambil merenggangkan badannya yang terasa pegal.

Sudah dua jam Bebby berkutat dengan pekerjaannya yang masih belum rampung juga, padahal jam pulang kantor sudah lewat dari dua jam yang lalu. Bebby berjalan ke arah pantry untuk membuat segelas minuman hangat, agar tubuhnya bisa sedikit rileks dan dapat melanjutkan sisa dari pekerjaannya itu.

Sayup-sayup Bebby mendengar suara orang yang sedang mendesah, suara itu begitu jelas terdengar karena ruangan di kantor ini sudah benar-benar sepi dan tak ada satupun karyawan yang terlihat kecuali dirinya sendiri. Penasaran, Bebby pun berjalan ke arah suara itu. Bebby mendengar suara itu dari salah satu ruangan yang ada di divisi keuangan. ‘General Manager Lidya Magdalena, gumam batin Bebby melihat papan nama di pintu ruangan itu.

Bebby melihat pintu itu sedikit terbuka dan saat mata cantiknya itu mengintip dari balik daun pintu itu dengan polosnya Bebby terkejut atas apa yang baru saja dilihatnya tadi.

My Daddy is My UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang