22 Massage

282 43 8
                                    

Masih bisa kah ia berharap? Masih bisakah ia memaksa Ayahnya kembali? Masih bisakah berharap kepada seseorang yang nyatanya tidak menyayangi kita sama sekali? Youra masih berharap Ayahnya kan mencarinya. Bahkan selama sepuluh tahun Ayahnya itu tidak sama sekali mencarinya sekalipun. Ia sangat merindukan Ayahnya Itu, ia sakit. Sakit ditinggal sang Ayah apalagi mendengar Soobin menangis sembari memanggil nama Ayahnya, itu jauh lebih sakit.

Sepertinya Soobin merasakan apa yang dirasakan dirinya. Kesakitan, kesedihan yang Youra rasakan seakan telah menyatu dengan dirinya. Bahkan Youra tidak bisa bernapas karena rindu yang menyekik lehernya hingga ingin mati rasanya.

Dirinya sudah berjanji kepada adiknya, ia akan berusaha keras mencari sang Ayah untuk adiknya, itu harus. Ia tidak ingin melihat adiknya terpuruk lagi secara diam-diam. Tanpa Soobin tahu kadang Youra melihat dia sedang menangis di gerbang sekolah karena melihat teman-teman sekolahnya saat pulang sekolah di jemput Ayah mereka sedangkan dirinya tidak, Youra melihat semua Itu. Betapa sakitnya Soobin saat itu.

Sekarang dirinya sedang berada di kamar Soobin, menjaga Soobin tentunya. Ia bahkan tidak ingin keluar sebelum Soobin bangun, keluar hanya membuat bubur dan mengambil kompres baru untuk Soobin. Seperti sekarang, ia membuat bubur rumput laut untuk adik tersayangnya yang suka bubur hijau rumput laut seperti dirinya.

"Sudah bangun, adik kecil?" tanya Youra menaruh nampan berisi semangkuk bubur dan air putih. Ia melihat Soobin yang terduduk sembari memegangi kepalanya, sepertinya kepala adiknya itu bertambah sakit.

Soobin mengangguk lemah lantaran tubuhnya sangat lemah untuk berbicara, kepalanya sangat sakit ketika dia bangun tidur tadi, sepertinya itu adalah efek obat yang di minumnya tadi malam.

"Kau harus minum obat, lalu aku akan mengompres mu. Kau harus makan dulu," ucap Youra mendekat kepada Soobin dengan mangkuk di tangannya. Sekali lagi Soobin hanya mengangguk menanggapi perkataan kakaknya itu. Tubuhnya berkeringat dingin, dia ingin muntah rasanya.

Youra menyuapi Soobin dengan perlahan. Soobin menerima bubur hijau itu masuk kedalam tenggorokannya, rasanya dia sekarang sedang menelan pil pahit yang rasanya sangat pahit, walaupun begitu dia harus menahannya, dia juga sangat lapar. Youra sangat telaten mengurus Soobin, dari mulai mengompresnya, menyeka tubuh Soobin, dan menemani Soobin sampai dia tertidur, ia biasanya selalu ada kalau Soobin sedang sakit seperti ini.

Pada suapan keempat Soobin meminta kakaknya untuk berhenti menyuapinya karena bubur yang masuk kedalam tenggorokan semakin lama rasanya semakin pahit. Dia tak sanggup, dia tidak suka makanan pahit.

Gadis itu tersenyum menghentikan aktivitas nya, mengambil obat parasetamol dan segelas air putih kemudian memberikannya kepada Soobin. "Baiklah, Minum obatmu." Youra memberikan parasetamol itu kepada adiknya, Soobin langsung meminumnya dengan satu tegukan. Lalu Soobin kembali berbaring untuk mengistirahatkan tubuhnya dan juga agar efek obat itu bereaksi.

"Noona akan ke dapur, kau istirahat saja," ucapnya. kemudian kaki jenjangnya melangkah keluar kamar itu menuju dapur sambil membawa nampan berisikan mangkuk bubur setengah kosong. Pikirannya mengingat masa kecilnya saat sedang demam seperti Soobin, Soobin akan menangis kencang ketika anak berumur tujuh tahun itu memegang dahi miliknya yang panas. Soobin akan berteriak histeris saat Youra tidur dengan keadaan sakit. Saat ditanya oleh sang Ibu, Soobin menjawab dengan polosnya, 'Aku takut Noona mati, Bu' seperti itulah Soobin yang overprotektif.

Mengingat ketika ia sakit dulu. Soobin yang terus berada di sampingnya, Ibunya yang selalu menjaganya, dan Ayahnya yang selalu mengecup dahi mulus miliknya tiba-tiba terlintas begitu saja.

Youra menggeleng, tersadar dari lamunan pahitnya. Gadis itu mengambil ponsel nya yang berada di saku celana kemudian menekan sebuah nomor di kontak ponsel itu. Ia mencoba menelpon Ariana, sahabatnya yang sangat ia rindukan.

Wonderful Manager | BTS✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang