32 Hyung Line

187 43 4
                                    

Tak terasa sudah satu minggu gadis itu menetap di rumah sakit, terhitung sudah dua belas hari gadis itu di dalam kamar putih rumah sakit. Hari ini adalah hari kepulangannya. Dokter Park mengatakan kalau keretakan pada leher Youra sudah sembuh total, tetapi dirinya tidak boleh kelelahan dan stres sama sekali. Dokter Park menyarankan agar Youra bekerja ringan saja selama seminggu kedepan karena takut hal buruk terjadi seperti, keretakan leher Youra lagi.

Semenjak malam saat mereka bermain permainan cerita Masa lalu Youra menjadi gadis pendiam dihadapan Jungkook, dirinya akan menangis jika Jungkook tidak menjenguk, atau dia akan sedih jika Jungkook tidak ada di sisinya. Ia menyadari satu hal yang terus mengganjal di pikirannya, ia tahu letak kesalahan dirinya dimana. Hanya saja ia takut Jungkook tidak akan memaafkan dirinya.

"Manajer, sudah Siap?" tanya Jimin si mochi kesayangannya. Dirinya bersama dengan Jimin akan pulang, mengingat sudah dua hari ini vokalis BTS itu menemaninya di rumah sakit karena Jimin mendapat tugas giliran menjaga dirinya.

"Sudah," jawab Youra seraya menenteng tas di kedua tangannya. Ia menatap kagum pada pria di hadapannya kini, dengan mata sipit yang tenggelam karena pipi chubby nya menambah rasa kegemasan Youra ingin mencubit pipi pria itu.

Sebenarnya dirinya tidak terlalu akrab dengan Jimin, karena hari ini adalah kesempatan dirinya untuk mendekati Jimin makanya ia membuat dirinya sebaik mungkin di hadapan pria itu. Jarang, sangat jarang sekali ia dengan Jimin mengobrol bersama kalau bukan karena pekerjaan.

Mobil hitam itu berjalan perlahan meninggalkan halaman rumah sakit Universitas Seoul. Jalanan tampak ramai karena hari ini adalah hari kerja, jalanan akan ramai dari senin sampai jumat terus seperti itu. Apalagi kalau waktu itu mereka memakai rencana Jungkook untuk membuat jalanan seisi kota macet, bisa-bisa Presiden turun tangan untuk hal ini.

"Aku dengar, peneror itu tidak menerorku lagi?" ucap Jimin menoleh kepada Youra yang sedang menatap jalan raya yang amat ramai.

Youra menoleh, "Mungkin, aku tidak di teror lagi beberapa akhir ini."

Pria itu tersenyum, "Semoga saja dia berhenti meneror mu."

"Siapa yang kau maksud dengan 'Dia'?"

"Maksudku si peneror, uhm ... memang siapa lagi," jawab Jimin dengan gugup. Memang kecerobohannya dalam berbicara tidak bisa di hilangkan.

Suasana kembali hening, tak ada satupun yang memulai pembicaraan lagi, hanya suara musik mobil yang sengaja Jimin setel untuk menghilangkan rasa bosan mereka akan perjalanan, karena jarak Rumah Sakit Universitas Seoul sangat jauh dari rumah keluarga Bang. Sampai mobil itu tiba di pekarangan rumah milik keluarga Bang, mereka sudah sampai ternyata.

Youra turun dari mobil menunggu Jimin menurunkan barang-barang miliknya dari bagasi. Mereka berdua terlihat seperti sepasang kekasih yang baru saja pulang dari perkemahan, sangat serasi. Kemudian mereka berjalan memasuki rumah mewah itu.

"Kenapa mereka tidak menjemputku?" tanya Youra dengan desahan kecewa keluar dari mulutnya. Yang ia maksud mereka adalah member BTS, bukannya tak senang Jimin menjemput dirinya, tetapi lebih lengkap kalau member BTS yang lain semuanya ikut menjemput.

"Mereka sebentar lagi akan sampai kemari. Hari ini adalah hari libur BTS makanya aku yang menjemput, mereka pasti sekarang sedang beres-beres Dorm," jawab Jimin, tubuhnya mengambil posisi duduk di sebelah Youra setelah mereka memindahkan barang-barang Youra ke atas tadi. Mereka duduk di sofa ruang tamu yang amat megah itu.

Youra hanya ber-Oh-ria menanggapi jawaban yang diberikan Jimin barusan. Ia memaklumi, tak apa asalkan para member BTS baik-baik saja semenjak dirinya tak ada di samping mereka, Youra senang.

Wonderful Manager | BTS✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang