8

406 56 17
                                    









Kacau, itulah yang ada di pikiran Sakura, tatapan Sakura benar-benar datar sedatar datarnya. Saat ia memasuki kelasnya ia sudah di suguhkan pemandangan absurd penghuni kelas. Naruto yang sedang mengejar Kiba, entah apa sebabnya Sakura sungguh tidak ingin peduli, lalu ada Sai yang hanya tersenyum aneh menatap NaruKiba, Neji yang duduk tegak dengan mata terpejam dan bersidekap dada, tidak ada yang tau ia tertidur atau tidak. Ada Shikamaru si Ketua kelas yang bahkan sudah bermimpi indah tidak peduli bahwa letak mejanya tepat di depan meja guru, meski begitu Sakura sangat heran mengapa Shikamaru bisa begitu jenius saat kebanyakan waktunya hanya digunakan untuk tidur. Ah, itu si Sasuke yang seperti kerasukan arwah penunggu toilet sekolah karena hanya menatap dirinya dalam diam. Oke Sakura sedikit grogi di tatap seperti itu, mengangkat tangannya lalu mengusap wajahnya takut-takut ada sisa nasi yang tertinggal. Mendengus, Sakura mengutuk pikiran konyolnya itu. Emerald Sakura beralih ke pojok kelas, di sana teman perempuannya sedang bergosip ria, bahkan ada beberapa pemuda yang ikut bergabung.

"Bhahahahaha..."

Sakura melotot mendengar suara ultrasonic itu, bahkan Sakura sangat yakin bahwa suara itu milik Ino. Sakura kembali dibuat heran, jika tadi Shikamaru maka sekarang sahabat pirangnya. Bagaimana bisa Ino yang kemarin menangis percis seperti lumba-lumba pirang, sekarang dengan hebohnya tertawa seperti orang gila.

Menghela napas lemah, Sakura melangkah menuju mejanya, melirik sekilas kearah Sasuke, "apa lihat-lihat?!"

Sasuke hanya tersenyum lalu menggeleng pelan mendapat sapaan 'sayang' dari Sakura.

Sakura kembali menghela napas lelah, jika seperti ini hanya ada dua kemungkinan yang terlintas di kepala merah muda Sakura, karena saat ini adalah jam Kakashi sensei, bisa di pastikan kalau Wali kelasnya itu terlambat atau--

"Dengar semuanya, selamat menikmati ketenangan kalian karena Kakashi sensei tidak masuk hari ini!"

-tidak masuk.

Itu tadi suara Naruto, ia berdiri di atas meja dan dengan setulus hati menyampaikan pengumuman tidak resmi itu, yang di sambut sorakan heboh teman-temannya.

Mengalihkan pandangannya, Sakura menatap datar kedua sahabatnya yang menghampirinya.
"Ah, kau sudah datang Sakura?"

"Belum."

Ino mencebik, sedangkan Tenten terkekeh dan mendudukan bokongnya di meja Sakura.

"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Tenten dengan wajah cerah.

Hm, Sakura mulai merasa was-was saat melihat mata berbinar-binar milik Ino, pertanyaan Tenten adalah bencana.

"Bagaimana kalau kita membolos, dan berbelanja?"

Tenten dan Sakura menatap datar pada Ino yang mengutarakan pendapatnya dengan semangat.

"Tidak." Jawaban tegas Sakura di angguki Tenten.

"Lalu apa!!" Teriak Ino frustasi,

"Kecilkan suaramu, sialan!" Tenten berucap tidak kalah kencang.

Tak berapa lama keduanya mengaduh karena mendapat jitakan penuh cinta dari Sakura.

"Kenapa memukulku, ini sakit tau," Tenten bersungut-sungut mengusap kepalanya, sedangkan Ino mesasang wajah teraniaya. Sakura memutar bola mata malas melihatnya.

"Jangan berteriak di depanku."

Ino dan Tenten mendengus seketika.

"Hallo, ladies!!"

The Bond Between Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang