13

364 61 15
                                    





Mikoto mengernyitkan dahi bingung melihat putra bungsunya termenung di sofa yang bersebrangan dengannya. Benar-benar aneh, senyum-senyum sendiri sedetik kemudian memberengut lalu tiba-tiba mengacak rambutnya seperti orang frustasi. Terus seperti itu hingga ia yang membaca majalah kehilangan konsentrasi karena tingkah tidak biasa putra bungsunya itu.

"Kau kenapa Sasuke?"

Sasuke menoleh lalu menggeleng. "Tidak ada" ucapnya, membuat Mikoto mendengus. Apanya yang tidak ada, kalau sedari tadi yang dilakukannya justru seperti orang tidak waras begitu.

"Jangan berbohong, aku ini Ibumu." ucap Mikoto kalem.

Sasuke menatap ibunya lama, menimang-nimang apakah ia harus memberitahukannya atau tidak. Sampai akhirnya ia menghembuskan napas pelan dan menatap ibunya lebih serius. "Menurut Ibu... aku bagaimana?"

Mikoto menatap putranya penuh selidik, tidak biasanya Sasuke menanyakan hal-hal seperti ini, "kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"

"Hn, tidak ada. Lalu bagaimana pendapat Ibu?"

"Apa kau sedang tidak percaya diri?"

"Tidak" jawab cepat Sasuke dengan wajah dongkol membuat Mikoto terkekeh.

"Ah, rupanya benar ya..." Mikoto mengangguk-anggukan kepalanya, "kau sedang tidak percaya diri pada siapa?"

Ada berbagai presepsi yang bersarang di kepala Mikoto, dan ia harus memastikannya. Mikoto kembali memperhatikan putra bungsunya yang terlihat sedikit kikuk. Bibir berkedut-kedut dengan maksud hati memberikan senyum meyakinkan justru tampak aneh didukung dengan mata yang tidak fokus sangat bukan Sasuke sekali

.

Sasuke berdehem, "di kelas ku ada seorang gadis yang terus menolak ku...."

Ah, benarkan. Mikoto tersenyum ponggah, ternyata tebakannya tidak salah. "Wahh, benarkah? Biasanya kau yang selalu menolak tapi sekarang kau yang di tolak. Ternyata karma benar-benar berlaku ya..."

Sasuke menatap Ibunya datar. Tidak heran mengapa sikap Itachi begitu menyebalkan ternyata sumbernya adalah-ah! sudahlah mengapa jadi memikirkan si keriput Itachi sementara ia sedang dilanda masalah yang lebih darurat.

"Memangnya seperti apa cara mu menyatakan perasaan mu padanya?"

Sasuke menatap Mikoto polos, "aku tidak menyatakan perasaan ku."

Mikoto melotot. "Bodoh! Lalu kenapa kau mengatakan kalau dia menolak mu kalau kau sendiri belum mengungkapkan perasaan mu padanya!"

Sasuke mendesah lemah, "dia selalu menolak perhatian ku, Bu"

Mikoto tersenyum misterius, baru kali ini ia mendengar ada gadis yang tidak mempan dengan pesona seorang Uchiha terlebih itu Sasuke. "Memangnya seperti apa gadis yang membuat putra ku ini sampai terlihat begitu putus asa, hm?"

Sasuke merilekskan tubuhnya pada sandaran sofa, "dia... gadis yang kasar, suka memukul dan suka berteriak. Dia selalu judes saat bersama ku. Tapi... dia gadis baik yang paling tulus yang pernah aku temui, dia cantik... sangat cantik."

Mikoto mengangguk paham, sedikit tidak menyangka kalau gadis yang di sukai Sasuke adalah gadis yang terlihat aktif dan unik. Mikoto pikir Sasuke akan memilih gadis yang kalem dan anggun atau setidaknya sedikit mirip dengannya.

Mikoto tidak pernah mempermasalahkan seperti apa gadis yang di sukai Sasuke selama gadis itu gadis baik-baik Mikoto tidak keberatan. Tapi melihat Sasuke yang begitu bersemangat dengan wajah dipenuhi aura merah muda saat menceritakan gadis itu membuat Mikoto semakin penasaran.

The Bond Between Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang