5

67 58 12
                                    

Perkataan Fahreno membuat Liyedra terus menekukkan wajah nya hingga pulang sekolah, menurutnya Fahreno tidak bisa menghargai proses belajar nya.

"Ya ngomong kek gitu, perlu belajar lagi atau eh bagus Ra tapi masih kurang belajar lagi ini mah apa coba kek tai kucing mulut nya" liyedra terus ngedumel di halte dengan gaya tangannya seperti ingin menghajar seseorang saat menunggu bus datang.

Seperti biasa ia harus ke toko untuk bekerja, dan lagi-lagi ia menemui Reno dengan wajah sinis.

" Eh kok dia juga sinis sama gua "  bathin liyedra.

" Tadi atasan dtg, minta beresin gudang " ucap Reno dengan nada datar, tak menengok liyedra sama sekali. Dan liyedra hanya membalas dengan anggukan.
" Aneh "

                                 _°°°°_

Matahari terlihat sendiri namun sebenarnya tidak sendiri, ia dikelilingi banyak planet.

Itu yang selalu terlintas di otakku ketika melihat langit malam penuh dengan bintang dan bulan, ya aku terlihat sendiri hari-hari tanpa mama dan papa, rasanya seperti hidup sebatang kara bedanya aku punya tempat tinggal. Dikeliling banyak orang baik membuat ku sangat bersyukur dengan kehidupan yang kejam.

Reno, Zheren entah mengapa dua insan itu sangat berharga bagi ku, apalagi Reno dari awal masuk sekolah ia pertama kali yang menyapa.

Flashback mode on

" Heeeh lu ngapain di situ " teriak Reno sambil melihat ke arah atas

" Nangkring!! Lu siapa? " Jawab liyedra

" Fahreno, panggil aja Reno. Lu ngapain nangkring di pohon udah kayak Kunti ayok turun! "

Liyedra terdiam selama beberapa menit.

" Hehh istirahat bentar lagi selesai, ayok turun nanti jatoh! "

" Lu tau gua dari mana? " Pertanyaan liyedra membuat Reno terdiam tak menjawab selama beberapa detik.

" Gua gatau lu siapa, siapa nama lu? " Teriak Reno sambil melihat kearah atas.

Liyedra memutar bola matanya dan secepatnya turun dari pohon lalu meninggalkan Fahreno.
______

" Sini ga lu!!! " Ucap seorang pria misterius menarik liyedra kedalam sebuah gudang yang agak jauh dari sekolah.

" Siapa lu?? Ngapain lu tolongggg... To.." suara liyedra tertutup sebab mulutnya sudah di tutup oleh seorang pria.

" Jadi pacar gua atau di sini juga gua.. "
" Aaa anjir, gila juga lu jadi cewe " ucapan pria tersebut terputus sebab liyedra melepaskan tangannya yang sudah terpenggal kebelakang lalu menendang bagian perut pria tersebut.

" Hahaha kemana lu, ga bisa ya sudah berati emang lu mau gua apa-apain, gua kasih lu kesempatan jadi pacar gua atau lu gua apa-apain sesuka gua disini " pertanyaan pria tersebut membuat wajah liyedra memerah sebab marah rasanya ia ingin melaporkan pria ini ke polisi.

" JAWAB!!!"

Liyedra terdiam

" JAWAB GA! " pria tersebut menjambak rambut liyedra dengan kasar.

"Bughhhh" suara keras berasal dari pintu.

" Siapa lu? " Tanya pria tersebut

Who's in this painting  (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang