"Ra, bangun Ra"
Fahreno berusaha membangunkan Liyedra yang sudah tak sadarkan diri sebab rasa sakit yang Liyedra rasakan di tangannya menjalar pada tubuhnya sehingga ia pingsan.
Mata Fahreno memanas dan memerah perlahan pandangannya beralih dari Liyedra ke Ghiferel dengan wajah Ghiferel yang berubah kadang tersenyum miring kadang berekspresi khawatir.
Tangan Fahreno mengepal kuat, ingin rasanya ia membalas.
Bugh
Satu pukulan keras mendarat di pipi Ghiferel dengan meninggalkan lebam di pipi serta darah yang mengalir di sudut bibirnya.
Fahreno mengambil alih pisau yang menancap di tangan Liyedra perlahan.
Kini ia berjalan dengan wajah yang sangat geram, ia mengeraskan rahangnya menandakan emosinya sudah di ujung tanduk, ia mendekati Ghiferel yang menunjukkan ekspresi rasa takut."Fahreno, lu ga bakal bisa bunuh gua" Ghiferel buka bicara.
"Kalau lu bisa nahan diri lu buat ga bunuh Liyedra, berarti gua bisa ga nahan diri gua buat nusuk lu"
"Kalau lu di posisi gua, lu bakal lakuin hal yang sama"
"Dimensi itu udah usai, dan ini kehidupan nyata, di kehidupan ini hanya lu dan gua yang ingat dimensi itu. Jadi ini ga adil buat Liyedra kalau lu mau balas dendam sama dia"
Fahreno mendekatkan dirinya pada Ghiferel dengan tangan mencengkram pisau yang sebentar lagi akan ia tancapkan pada tubuh Ghiferel.
"Ini juga bukan karena Liyedra, karena lu dah lakuin ke semua orang, semua teman gua yang di dunia nyata ini mereka ga bersalah"
"Ya terus gua harus apa!!! Kalau emang gua yang di takdirkan ingat semua kejadian di dimensi itu?!"
"Lu tau lu harus apa?"
"Akhh"
Fahreno menusuk pisau pada perut Ghiferel.
Mata Ghiferel masih terbuka dengan mulut yang terbuka, lalu ia melirik ke arah Liyedra yang sudah membangunkan diri dari pingsannya.
"Ferel!!" Teriak Liyedra dengan gemetar.
Liyedra menghampiri Ghiferel dengan mulut yang ia tutup dengan kedua telapak tangannya, entah dia tak tau harus berkata apa.
"Makasih Ren, gua emang harus dapetin ini kalau ga takdir itu ga bisa di ubah, selamanya gua bakal berusaha bunuh Liyedra"
Mata Ghiferel tertutup
"FEREL!!!" Liyedra menangis.
"Kenapa Ren?? Kenapa lu bunuh Ferel" ucapnya menangis
"Karena itu kemauannya sejak awal ketemu lu"
___________________________________________
Di ruangan rahasia Fahreno
"Tapi ini tempat apa? Ada mayat, ada novel karya Dionzer, dan lu bisa ngelukis. Itu semua maksudnya apa?" Tanya Liyedra dengan bicara yang cepat
"Hahahha Liyedra, lu tu gatau apa-apa jadi jangan mikir yg ga ga dulu sama gua" jawab Fahreno.
Fahreno melirik ke arah Liyedra, berharap dirinya dapat mengingat semua kejadian di dimensi yang ia bilang berbeda itu.
"Maksudnya?"
"Nih" Fahreno memberikan buku berjudul "Sena" ke tangan Liyedra.
"I-ini a-apa?"
"Cerita lu, lu itu Sena, Senia Dekalar"
"Apa sih lu nama gua Liyedra!"
"Ya di dunia ini, di imagination World nama lu Senia dekalar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who's in this painting (Tamat)
Mystery / ThrillerLiyedra. Hidupnya dikelilingi misteri dari sebuah lukisan yang selalu muncul di mimpinya. padahal dia tak pernah bisa melukis sebelumnya tapi entah mengapa di dalam mimpi, dirinya pandai melukis sosok seseorang yang memiliki kembaran. Lukisan pada w...