7

72 52 15
                                    

Budayakan follow sebelum baca!

Jangan lupa vote dan komen kalau suka dan memberi saran!

Happy reading ✨

                                 _°°°°°_

" Reno!! "

" Eh lu "

" Ren, lu kok diem aja si di tuduh, bilang si kalau bukan salah lu kan emang bukan lu yang salah " ucap liyedra yang sedang berada di hadapan Reno namun terhalang jeruji besi.

" Percuma, gua ga punya bukti ra" Reno tersenyum sambil mengacak rambut liyedra dari balik jeruji besi. *GEMES BGT GA SI WOY AMA RENO LAMA" AUTHOR YG BAPER

" Tapi lu bakal selamanya di penjara Reno!!!! "

" Ga akan, gua juga seneng di sini hehe"

" Maksud seneng? "

" Nanti lu juga tau "

" Ha? "

____________

Kini liyedra sedang di ambang kebingungan, dari bertemu dengan Ghiferel, juga Reno yang merasa aman saja di penjara seumur hidup, belum lagi tentang lukisan di mimpinya.

Lu ngapasi Ren seneng di penjara, ya gua tau lu aneh tapi ya ga Ampe seneng juga ngapa kalau di penjara, terus kalau ga ada lu siapa yang ajarin gua ngelukis.

Liyedra mencepol rambutnya, memakai celemek agar cat yang penuh warna tidak mengotori baju nya. Kini ia menggambar lagi sesuai apa yang ia inginkan, tak perlu lagi kebingungan untuk menggambar apa saat ini namun tangan nya sudah tergerak selaras dengan arah hatinya.

Tangannya yang mulai lentik melambai kuas penuh dengan irama imajinasi, bukan lagi hal yang liyedra takut kan tentang melukis seperti saat ia masih asing dengan kata lukisan dahulu, namun kini melukis sudah menjadi bagian dari jiwanya, jiwa yang selama ini tertutup oleh rasa takut yang menghantuinya.

Ia mulai terbayang masa-masa indah ia dengan orang tuanya yang kini sudah tak lagi ia rasakan, ketakutan saat dulu ia di bully oleh banyak orang di sekolahnya bahkan hampir di lecehkan dan kini sudah tak terjadi lagi sebab Reno yang membantunya.

Liyedra tersenyum sambil tetap menggores warna kanvas dengan cat acrilic nya.

Sama seperti lukisan ini, banyak hal yang ku takuti saat memulainya bahkan merasa mustahil ini berhasil namun Tuhan memberi Reno untukku ia mengajari dengan sangat mahir. Bahkan hingga sekarang aku masih tidak mengerti mengapa ia lakukan ini.

" Yes jadi! "

                                 _°°°°°_

* Skip langsung pulang sekolah :v

Halte bus merupakan tempat yang paling sering liyedra kunjungi untuk pulang sekolah, tak terkecuali Ghiferel yang sekarang sedang duduk di sampingnya lagi.

Tanpa berfikir dua kali liyedra langsung berdiri dan bersandar pada tiang halte.
Mungkin rasanya malas sekali Liyedra berbicara lagi dengan Ghiferel, trauma ketika dirinya di tinggalkan begitu saja di bus saat ia sedang mengoceh tentang kakek Dionzer si pengarang novel kepada Ghiferel.

Bus mereka datang, Liyedra bergegas lari menghampiri bus yang bahkan masih melaju kencang dan pintu tidak terbuka

" Awas!! "

Liyedra merasa ada yang menari tasnya dari belakang dengan kencang hingga ia merasakan sakit pada lengannya.

" Kalau lu mati, Reno bakal sedih "

Who's in this painting  (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang